Teknik Pemilihan Informan Sampling Validitas Data

40 beberapa informan dengan menggunakan metode yang sama. Sedangkan triangulasi metode adalah pengecekan data yang didapat dari metode pengumpulan data yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Menurut Patton dalam bukunya Lexy J. Moleong untuk mengecek dan membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dapat dicapai dengan jalan: pertama membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. Kedua yaitu membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Ketiga adalah membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Keempat adalah membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandanagn orang. Kelima adalah membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Moleong, 2006: 178. Pengecekan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara-cara membandingkan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengecekan derajat kepercayaan dalam penelitian ini dengan menggunakan sumber hasil dari informasi dari wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan. 41

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Karena model ini akan menggambarkan keadaan dan fenomena yang diperoleh dalam bentuk kata-kata untuk ditarik sebuah kesimpulan. Proses ini dilakukan menggunakan model analisis interaktif seperti yang diungkapkan Miles dan Huberman, yaitu proses analisis yang dilakukan bersama dengan proses pengumpulan data. Proses analisi data dalam penelitian ini menggunakan empat tahap, yaitu: tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Huberman, 1992: 15-20. Keempat tahapan menurut model interaktif dari Miles dan Huberman dapat dijelaskan dengan menggunakan skema sebagai berikut: Bagan 3: Bagan Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman. Reduksi Data Pengumpulan Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan 42 1 Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dari peneliti. Temuan tentang apa yang dijumpai selama penelitian dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi Huberman, 1992: 15-20. 2 Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses di mana peneliti melakukan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data hasil penelitian. Proses ini juga dinamakan sebagai proses transformasi data, yaitu perubahan dari data yang bersifat “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan menjadi data yang bersifat “halus” dan siap pakai setelah dilakukan penyeleksian, membuat ringkasan, menggolongkan ke dalam pola-pola dengan membuat transkrip penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan kemudian membuang data yang 43 tidak diperlukan agar dengan mudah ditarik kesimpulanya Huberman, 1992: 15-20. 3 Penyajian Data Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam melihat hasil penelitian. Dengan penyajian data akan dipahami apa yang terjadi, apa yang harus dilakukan, dan lebih lanjut lagi menganalisis mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang di dapat dari penyajian-penyajian data tersebut Huberman, 1992: 15- 20. 4 Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, pola-pola penjelasan alur sebab akibat atau proposisi. Tahapan ini menyangkut penggambaran makna dari data yang ditampilkan. Sebelum membuat kesimpulan peneliti harus mencari pola, hubungan, persamaan dan sebagainya antara detail yang ada untuk kemudian dipelajari, dianalisis dan disimpulkan Huberman, 1992: 15-20. 44

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Kondisi Umum Perumahan Korem 072 Pamungkas. Kompleks perumahan militer Angkatan Darat Korem 072 Pamungkas, merupakan salah satu kompleks perumahan militer milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat TNI-AD yang ada di kota Yogyakarta. Di kota pelajar ini sendiri kompleks perumahan Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sendiri berdiri beberapa perumahan untuk dan digunakan oleh anggotanya. Anggota yang dimaksud adalah anggota yang menjadi anggota kesatuan dari wilayah maupun kompleks satuan yang ada di Yogyakarta itu sendiri. Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah dalam mengkoordinir dan menjalankan tugas satuan dari Kodam IV Diponegoro yang ada di Semarang, maupun Kodam Jaya yang ada di Jakarta.

2. Sejarah Singkat

Kompleks Perumahan Korem 072 Pamungkas sendiri merupakan salah satu perumahan yang didirikan dalam cakupan desa Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kompleks perumahan militer 072 Pamungkas merupakan sebuah bilik asrama kesatuan milik satuan komandan Korem dibawah arahan dan tunjukkan dari Rindam IV Diponegoro. Dalam 45 hal ini perumahan tersebut merupakan fasilitas bagi para prajurit yang terpilih dan terbagi dalam berbagai latar belakang satuan kerja yang ada didalam Korem 072 Pamungkas tersebut. Klasifikasinya antara lain adalah dibagi dalam beberapa bagian dan beban kerja mulai dari Bagian Logistik Basilog hingga bagian Intelijen Intel dimana setiap bagian tugasnya diberikan pemimpin perwira yang mendiami barak ataupun sisi perumahan bagian depan. total dari perumahan ini sendiri terdiri dari 30 buah perumahan, dimana pembagiannya terdiri dari 10 unit rumah tipe 45 yang dihuni oleh para perwira yang terbagai dalam satuan tugas masing-masing, sedangkan 20 rumah lainnya dihuni oleh para anggota yang terpilih dan bertugas dalam satuan lingkup komandan Korem 072. Dimana setiap rumahnya diisi oleh istri dan anak-anak dari para anggotanya. Perumahan ini berdiri pada tahun 1900- an atas dasar dari pemikiran dan rujukan dari komandan Kodam 4 Diponegoro yang mana salah satu dari upaya untuk mensejahterakan para anggotanya dan mempermudah komunikasi serta tukar pikiran dari para anggota dengan komandan dalam satuan tugas masing-masing ataupun sebaliknya untuk mempermudah para komandan dalam memberikan arahan serta petunjuk langsung yang diperintahkan dari pusat yaitu Markas Besar TNI AD- KODAM JAYA ataupun dari Kodam IV Diponegoro. 46

3. Kondisi Geografis

Lokasi dari perumahan ini pun dapat dikatakan sangat strategis dalam perjalanan tujuan dari perumahan ini sendiri dibuat pada awalnya. Dimana berbatasan langsung dengan Ring Road Barat disisi baratnya, sedangkan disebelah Selatan terdapat jalan utama Jalan Godean, dimana disebelah selatan lagi terdapat 2 dua kompi besar dapat dikatakan anak cabang dari Korem yaitu terdiri dari Kompi Senapan C biasa disebut dengan Kompi C dan Kompi KiKavser 2 BS Berdiri Sendiri, sedangkan jika berjalan keselatan lagi terdapat Rumah susun yang baru didirikan pada awal tahun 2014 untuk upaya pendapatan devisa ataupun memaksimalkan lahan kosong dalam lingkup militer, sisi samping dari rumah susun tersebut terdapat bagian dari satuan cabang lain yaitu Bekang. Sedangkan sisi timur berbatasan langsung dengan perumahan Nogotirto Asri, sedangkan untuk batasan utara terdapat PO Putera Remaja merupakan salah satu PO bis perjalanan komersil antar pulau maupun dalam pulau.

4. Iklim Masyarakat Keadaan Masyarakat

Kondisi dan iklim masyarakat yang ada di dalam kompleks perumahan Korem sendiri dikatakan cukup baik dari segi ekonomi maupun dari segi kesejahteraan para anggotanya, dimana untuk dewasa ini yang bekerja tidak hanya dari para suami yang bertugas pokok sebagai anggota Militer Angkatan