Pola Asuh Orang Tua dalam Perspektif Sosiologi
19
individu akan secara nyata mempengaruhi dari segi perilaku maupun bentukan dalam hal pemikiran. Tak hanya pada satu
sisi saja melainkan cakupan yang ada sangatlah kompleks dan mendalam. Seorang individu bertingkah laku dan
memperagakan jati dirinya juga salah satunya karena adanya bentukan dan rangsangan berupa stimulus untuk bertindak dan
memberikan gambaran, bagaimana suatu tindakan tersebut untuk dapat dilakukan. Pada akhirnya seorang individu
melakukan suatu tindakan yang dilakukanya bukan karena semata-mata murni karena kehendak maupun keinginan dari
individu tersebut, melainkan juga ada bentukan dari masyarakat sekitar individu tersebut untuk membentuk dan
menjadikan diri seorang individu menjadi mau dan mampu untuk bertindak sesuai dengan kebiasaan yang dilihatnya. Itu
semua tidak hanya dalam jangka waktu yang singkat akan tetapi membutuhkan waktu yang konstan dalam kehidupan
seorang individu tersebut. Dalam hal ini apa yang dideskripsikan menurut webber
menjadi suatu bentukan nyata dalam fenomena di atas ketika banyaknya peristiwa yang menjadikan seorang perempuan itu
dalam melakukan sebuah “pemberontakan” dalam lingkup
20
keluarga yang dirasakan tak adil bagi dirinya, menjadikan sisi ini bagaikan “diorama” yang nantinya perlu untuk ditiru dan
dilakukan secara nyata dalam kehidupan para anak perempuan di perumahan Korem 072 Pamungkas. Bukan hanya sekedar
bentukan yang tak dianggap rasional lagi, melainkan tindakan yang irrasional namun menjadikan diri dan menunjukkan pada
semua orang bahwa inilah “aku”, aku yang selalu terkungkung pada didikan dan peran yang tak adil dalam keluarga membuat
para anak-anak perempuan ingin menunjukkan jati diri yang sebenarnya. Pemikiran-pemikiran inilah yang menjadikan
anak-anak perempuan disana menjadi berani untuk mengambil resiko dan beban yang mungkin akan terjadi ketika mereka
tengah melakukan maupun mengalami peristiwa tersebut sebagai sebuah upaya dalam menunjukkan jati diri yang
sesungguhnya. b.
Teori Anomi Anomi adalah suatu keadaan masyarakat dimana tidak ada
norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Masyarakat anomis adalah masyarakat yang tidak memiliki
norma pedoman mantap yang dapat dianut dan menjadi pedoman oleh warganya. Individu anomis adalah individu yang
21
tidak memiliki pedoman nilai yang jelas dalam bertindak. Kondisi masyarakat yang anomis atau individu yang anomis
akan melahirkan perilaku yang tidak teratur dan tidak jelas, sehingga perilaku mana yang disebut sesuai dan mana yang
tidak sesuai dengan norma menjadi kabur. Dalam hal ini seorang anak dinilai dalam melakukan
perbuatan MBA Marriead By Accident tidak menyadari dan memang dalam melakukan hal tersebut seakan menjadi situasi
yang dianggap tidak realistis dan tidak dalam kondisi sadar, sehingga dapat dikatakan dalam hal ini seoarang anak
perempuan yang melakukan hal tersebuat merasa bahwa dirinya berada pada sisi anomi dan tidak lagi memikirkan
pelajaran sosialisasi dan pengasuhan serta edukasi yang dilakukan orang tuanya selain itu mereka sudah merasa pada
batas pembuktian diri tehadap ambisi yang ia capai. c.
Teori Stimulus Respon Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam teori ini
adalah stimulus, respons, dorongan, reinforcementlfaktor penguat. Stimulus adalah peristiwa yang terjadi baik di luar
maupun di dalam tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku. Respons adalah perubahan yang
disebabkan oleh adanya stimulus. Menurut Keller
22
Schoenfeld Wibowo,1988:127 stimulus mempunyai 3 tiga fungsi yaitu:
a. Pembangkitan: stimulus yang membangkitkan, adalah stimulus yang langsung memberikan suatu respons. Misalnya makanan
langsung menimbulkan air liur orang yang melihatnya pada saat lapar terutama.
b. Diskriminasi: stimulus yang diskriminatif, adalah stimulus yang tidak langsung menimbulkan respons tetapi hanya merupakan
pertanda adanya stimulus pembangkit. Misalnya mendengar ada tukang siomay lewat. Saat barn mendengar belum ada reaksi
apapun dan diri orang tersebut, barulah setelah melihat sang penjual menyajikan sepiring di depannya keluarlah air liurnya.
c. Reinforcement: adalah stimulus yang menimbulkan konsekuensi yang positif atau negatif pada terbentuknya respons.
Reinforcement positif adalah stimulus yang jika diberikan akan memperkuat tingkah laku respons. Misalnya seorang anak yang
menolong orang lain kemudian mendapat pujian dan hadiah, maka ia akan cenderung mengulangi tingkah laku menolongnya di
kemudian hari. Reinforcement negatif adalah stimulus yang jika tidak diberikan atau dihentikan pem-beriannya, akan memperkuat
terjadinya respons. Misalnya seorang anak yang kegemukan dan gelalu diejek oleh temannya, tidak lagi diejek oleh temannya
23
manakala dia berprestasi di kelasmenjadi juara kelas. Maka ia akan mengulangi dan meningkatkan prestasi akademiknya
tersebut.
Bagan 1: Bagan Stimulus dan Respon Dorongan adalah suatu kekuatan dalam diri seseorang
yang jika telah mencapai kekuatan yang maksimum akan menyebabkan orang tersebut melakukan sesuatu. Menurut Dollard
Miller dalam Wibowo, 1988:127 terdapat 2 dua macam dorongan pada manusia yaitu dorongan primer dan dorongan
sekunder. Dorongan primer adalah dorongan bawaan seperti lapar, haus, sakit dan seks. Dorongan sekunder adalah dorongan yang
bersifat sosial dan dipelajari misalnya dorongan untuk mendapat upah, pujian, perhatian dan sebagainya.
STIMULUS ORGANISME:
1. PERHATIAN
2. PENGERTIAN
3. PENERIMAAN
RESPONSE Perubahan
Sikap
24