Tujuan Masalah Manfaat Penelitian

8 Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan dapat memperkuat teori-teori yang erat kaitannya dengan kajian Sosiologi terkhusus mengenai kajian Sosiologi Keluarga, yaitu keluarga, pola asuh anak, dampak pola asuh anak yang diterapkan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lain yang bertema sama dengan penelitian ini. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam membina keluarganya sehingga ada pertimbangan dan wawasan baru dalam mendidik anak yang ada kaitannya dengan pendidikan. 9 c. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumber informasi bagi warga Universitas Negeri Yogyakarta mengenai pola asuh orang tua dalam keluarga terhadap anak yang terkait dengan bidang pendidikan. d. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan hak-hak anak serta kesejahteraan sebuah keluarga dari segi dan sisi keadilan kesetaraan baik untuk laki-laki dan perempuan. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Keluarga

Keluarga adalah sebuah unit terkecil yang ada di dalam masyarakat. Dalam hal ini keluarga merupakan sebuah tempat dimana individu mengenal individu lain untuk pertama kalinya dan mempelajari kodratnya sebagai makhluk sosial. Dalam sebuah literature disebutkan bahwa, Horton mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu kelompok kekerabatan yang menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusiawi tertentu lainnya. keluarga merupakan kelompok yang ditandai dengan adanya ciri saling kenal mengenal sesama anggota, serta kerjasama yang erat dan bersifat pribadi Leibo, 1994: 54 Karena itu orang umum sering mengatakan bahwa pembentukan kepribadian seseorang berawal dari keluarga. Sikap, tingkah laku, pergaulan dan watak seseorang dapat mencerminkan dari keluarga itu sendiri Khairudin: 63. Khairudin mencoba menjelaskan intisari dari pengertian keluarga yaitu: a. Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. 11 b. Hubungan sosial antara anggota keluarga relative tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi. c. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab. d. Fungsi keluarga ialah merawat, memelihara dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Dalam hal ini kaitanya pada tataran keluarga ranah yang diadakan bukan hanya pada sebatas tempat untuk meneruskan generasi selanjutnya, namun juga merupakan sarana dan sebuah upaya dalam penanaman dan sosialisasi tentang kehidupan sosial yang akan ia lanjutkan setelahnya dalam masyarakatnya. Menurut Robert M.Z Lawang, keluarga merupakan kelompok orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan dan melalui peran-peranya sendiri sebagai anggota keluarga dan yang mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum atau menciptakan kebudayaan sendiri. Dalam hal ini fungsi keluarga lebih dilihat sebagai sebuah lembaga yang mana mentransformasikan sebuah upaya sosialisasi yang sengaja dibentuk dan dititipkan kepada individu lain dalam sebuah keluarga itu sendiri, 12 sehingga sifatnya akan lebih dominan dibandingkan dengan lembaga- lembaga yang lain di luar konteks pribadi diri individu itu sendiri.

2. Tinjauan tentang Pola Asuh Anak

Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua Petranto, 2006. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua Menurut Baumrind dalam Syamsu Yusuf, 2005 terdapat empat macam pola asuh orang tua yaitu: a. Pola asuh demokratis Adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran. Ciri-ciri orang tua demokratis yaitu: 1 Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan dan melampaui batas kemampuan anak.