Tinjauan tentang Penyimpangan Sosial
18
belakangi para orang tua untuk menerapkan dan mengadopsi pola pengasuhan yang diterapkan dalam mendidik anak-
anaknya. Menurut Webber dimana perilaku yang dilakukan oleh individu diarahkan kepada tujuan-tujuan yang hendak
dicapai dan dipilih diantara sejumlah cara yang memungkinkan Robinson, 1986: 21.
Dilihat dari beberapa jenis pada pola pengasuhan yang ada sangat memungkinkan untuk diterapkan dalam sebuah
keluarga. Penerapannya tentu saja dilatar belakangi oleh tujuan ataupun sesuatu hal yang ingin dituju ataupun dicapai. Hal
yang logis yang menjadi tujuan setiap orang tua dalam bidang pendidikan anaknya adalah agar sang anak menjadi baik serta
menuju hal-hal yang diangap baik dan menjadi tujuan orang tua. Akan tetapi dengan penerapan pola asuh anak yang tidak
setara akan kedudukan gender justru akan membuat sebuah polemik baru bagi orang tua karena setiap intensitas
perkembangan anak harus pula ditentukan pada konteks kesetaraan.
Tindakan sosial yang dikemukakan oleh Weber ini menyebutkan bahwa apa yang terjadi dalam realitas dan
keseharian pada lingkungan sekitar tempat tingal seorang
19
individu akan secara nyata mempengaruhi dari segi perilaku maupun bentukan dalam hal pemikiran. Tak hanya pada satu
sisi saja melainkan cakupan yang ada sangatlah kompleks dan mendalam. Seorang individu bertingkah laku dan
memperagakan jati dirinya juga salah satunya karena adanya bentukan dan rangsangan berupa stimulus untuk bertindak dan
memberikan gambaran, bagaimana suatu tindakan tersebut untuk dapat dilakukan. Pada akhirnya seorang individu
melakukan suatu tindakan yang dilakukanya bukan karena semata-mata murni karena kehendak maupun keinginan dari
individu tersebut, melainkan juga ada bentukan dari masyarakat sekitar individu tersebut untuk membentuk dan
menjadikan diri seorang individu menjadi mau dan mampu untuk bertindak sesuai dengan kebiasaan yang dilihatnya. Itu
semua tidak hanya dalam jangka waktu yang singkat akan tetapi membutuhkan waktu yang konstan dalam kehidupan
seorang individu tersebut. Dalam hal ini apa yang dideskripsikan menurut webber
menjadi suatu bentukan nyata dalam fenomena di atas ketika banyaknya peristiwa yang menjadikan seorang perempuan itu
dalam melakukan sebuah “pemberontakan” dalam lingkup