organisasi terdiri dari sistem operasional perusahaan, proses
manufacturing,
budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual property
yang dimiliki oleh perusahaan. 3
Relational Capital
atau
Customer Capital
Modal Pelanggan Elemen in merupakan modal intelektual yang mampu
memberikan nilai secara nyata yang menunjukkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan mitra kerjanya, seperti
pemasok, pelanggan, pemerintah, maupun masyarkat sekitar.
Relational capital
selain dari internal lingkungan perusahaan juga berasal dari eksternal lingkungan perusahaan yang mampu
menambah nilai bagi perusahaan tersebut. c.
Pengukuran Modal Intelektual Pengukuran seberapa dan bagaimana efisiensi modal intelektual
dalam penelitian ini berdasarkan pada hubungan tiga komponen utama yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
human capital, structural capital,
dan
customer capital.
Pengukuran ini merupakan adopsi dari metode yang telah dikembangkan oleh Pulic Ulum, 2009: 86-90 yaitu
Value Added Intellectual Capital Coefficient
VAIC ™. Metode ini
bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai
value creation efficiency
dari aset berwujud dan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut penjelasan dari pengukuran ketiga komponen di
atas:
1
Value Added Capital Employed
VACA
Value Added Capital Employed
VACA adalah indikator untuk
value added
yang diciptakan oleh satu unit dari
physical capital.
Pulic dalam hal ini mengasumsikan bahwa jika 1
Capital Employed
dana yang tersedia, laba bersih menghasilkan
return
yang lebih besar daripada perusahaan lain, maka perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya.
2
Value Added Human Capital
VAHU
Value Added Human Capital
VAHU menunjukkan berapa banyak
value added
yang mampu dihasilkan dengan dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hal tersebut juga menunjukkan
seberapa besar kemampuan dari
human capital
menciptakan nilai bagi perusahaan.
3
Structural Capital Value Added
STVA
Structural Capital Value Added
STVA menunjukkan konstribusi
structural capital
dalam menciptakan nilai. STVA mengukur jumlah
structural capital
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari
value added
dan menjadi indikasi bagaimana keberhasilan keberhasilan SC dalam menciptakan nilai.
Hasil perhitungan VAIC ™ tersebut dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk melakukan pengelompokan kinerja perusahaan berdasarkan modal intelektualnya Kamath dalam Ihyaul Ulum, 2009:
92. Kamath mengelompokkan kinerja berdasarkan modal intelektual ke dalam empat kategori, antara lain:
1
Top Performers
: nilai VAIC ™
di atas 5 2
Good Performers
: nilai VAIC ™
antara 4 dan 5 3
Common Performers
: nilai VAIC ™
antara 2,5 dan 4 4
Bad Performers
: nilai VAIC ™
di bawah 2,5
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Good Corporate Governance,
Modal Intelektual, dan Kinerja Keuangan perusahaan telah banyak dilakukan. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai referensi
untuk penelitian ini. Berikut ini penelitian-penelitian dijelaskan lebih rinci, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Irmala Sari Tahun 2010
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008
”. Pengukuran kinerja perbankan yang digunakan dalam penelitian ini sama
dengan proksi Kinerja Keuangan penelitian sekarang yaitu menggunakan ROA. Pengukuran
Good Corporate Governance
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Pemegang Saham Pengendali,
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Pemerintah, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Rasio Kecukupan
Modal, Eksternal Auditor, dan Ukuran Bank. Hasil penelitian ini Kepemilikan Pemegang Saham Pengendali, Kepemilikan Asing,
Kepemilikan Pemerintah memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Kinerja Perusahaan ROA. Dewan Direksi memiliki pengaruh
positif tapi tidak signifikan. Ukuran Dewan Komisaris dan Komisaris Independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kinerja Perbankan
ROA. Sedangkan, Rasio Kecukupan Modal CAR, Eksternal Auditor, dan Ukuran Bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Perbankan ROA. Perbedaan penelitian adalah terdapat tambahan satu variabel bebas yaitu Modal Intelektual
VAIC™. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah penggunaan variabel
Good Corporate Governance
yaitu Dewan Direksi, Dewan Komisaris, serta penggunaan proksi Kinerja Keuangan yaitu ROA. Akan tetapi, periode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu tahun 2006-2008, sedangkan penelitian sekarang lebih panjang periodenya yaitu 2011-2015.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nora Riyanti Ningrum Tahun 2012
Judul penelitian ini yaitu “Analisis Pengaruh
Intellectual Capital
dan
Good Corporate Governance
terhadap
Financial Performance
Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009- 2011”. Dalam penelitian ini Kinerja Keuangan diukur dengan
satu proksi yaitu ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Intellectual Capital
yang diukur menggunakan VAIC™ berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Sedangkan
Good Corporate
Governance
dalam penelitian ini menggunakan indikator Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Proporsi Komisaris Independen.
Hasil dari pengukuran tiga indikator tersebut antara lain Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Keuangan, dan Proporsi Komisaris Independen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Kinerja Keuangan perusahaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang yaitu periode yang digunakan dalam penelitian tiga tahun, sedangkan penelitian sekarang
lima tahun dari tahun 2011-2015. Persamaan penelitian ini terletak pada penggunaan variabel yaitu Modal Intelektual,
Good Corporate Governance,
dan Kinerja Keuangan. Pengukuran Modal Intelektual sama-sama menggunakan VAIC™, akan tetapi pengukuran
Good Corporate Governance
dalam penelitian sekarang menggunakan Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen, Komite Audit, dan
Kepemilikan Institusional. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Widiya Rahmadhani Tahun 2014 Penelitian ini diambil dari skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh
Intellectual Capital
dan
Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI tahun 2010- 2012”. Kinerja Keuangan dalam
penelitian ini diukur dengan ROA. Hasil dari penelitian ini adalah
Intellectual Capital
yang diukur dengan VAIC™ berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Keuangan perusahaan. Sedangkan
Good
Corporate Governance
menggunakan tiga proksi yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Proporsi Komisaris Independen.
Hasil pengujian ketiga proksi tersebut yaitu Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan,
Kepemilikan Institusional dan Proporsi Komisaris Independen tidak berpengaruh signifkan terhadap Kinerja Keuangan. Perbedaan dengan
penelitian yang sekarang yaitu terkait obyek penelitian dan periode yang digunakan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur tahun 2010-2102, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan sektor keuangan tahun 2011-2015. Sedangkan persamaan
dengan penelitian yang sekarang adalah penggunaan proksi Kinerja Keuangan yaitu ROA, variabel Modal Intelektual
VAIC™, dan
Good Corporate Governance
yaitu Kepemilikan Institusional dan Proporsi Komisaris Independen.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Melia Agustina Tertius dan Yulius Jogi
Christiawan Tahun 2015 Penelitian ini berjudul “Pengaruh
Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Perusahaan pada Sektor Keuangan”. Pengukuran kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan penelitian
sekarang yaitu menggunakan ROA. Berdasarkan hasil pengujian, secara simultan
Good Corporate Governance
yang diukur menggunakan Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA. Secara parsial, Dewan
Komisaris dan Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan, Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap ROA. Perbedaan penelitian adalah terdapat tambahan satu variabel bebas yaitu Modal Intelektual. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah penggunaan variabel
Good Corporate Governance
Dewan Komisaris
,
variabel Kinerja Keuangan ROA, serta sampel penelitian pada sektor keuangan. Akan tetapi, periode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2011-2013, sedangkan penelitian sekarang lebih panjang periodenya yaitu 2011-2015.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ekowati Dyah Lestari Tahun 2011
Penelitian ini berjudul “Pengaruh
Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009
”.
Good Corporate Governance
menggunakan Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit. Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh hasil bahwa Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh positif, sedangkan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Independen
berpengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel
Good Corporate Governance
Dewan Direksi, Komite Audit, dan Dewan Komisaris serta Kinerja Keuangan. Akan tetapi, dalam penelitan ini obyek
penelitian yaitu perusahaan perbankan konvensional, sedangkan penelitian sekarang menggunakan obyek perusahaan sektor keuangan. Selain itu,