28
keputusan. Sedangkan yang tergolong faktor eksternal dari prokrastinasi akademik yaitu gaya pengasuhan orang tua, kondisi lingkungan yang
toleran terjadinya prokrastinasi serta demografi. Terjadinya perilaku prokrastinasi akademik telah dipaparkan oleh
beberapa ahli. Salah satunya seperti yang dijelaskan oleh Solomon dan Rothblum adalah lack of assertion atau kurangnya kemampuan bersikap
tegas. Kurangnya kemampuan bersikap tegas atau asertif yang ada pada seorang individu diyakini penulis menjadi salah satu berkembangnya
perilaku prokrastinasi, khususnya prokrastinasi akademik dikalangan siswa.
4. Area Prokrastinasi Akademik
Menurut Solomon dan Rothblum dalam M. N Ghufron, 2003: 20 unsur-unsur prokrastinasi akademik terdiri dari enam area akademik
sebagai berikut: a.
Tugas mengarang yang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.
b. Tugas belajar menghadapi ujian yang mencakup penundaan belajar
untuk menghadapi ujian seperti ujian tengah semester, ujian akhir semester atau kuis-kuis lain.
c. Tugas membaca yang meliputi menunda membaca buku atau
referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.
29
d. Kinerja tugas administratif meliputi penundaan mengerjakan dan
menyelesaikan tugas-tugas administratif. Seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta
praktikum dan lain-lain. e.
Menghadiri pertemuan akademik yang meliputi penundaan atau keterlambatan menghadiri pelajaran, praktikum dan pertemuan-
pertemuan lain. f.
Kinerja akademik secara keseluruhan yaitu menunda kewajban mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik lainnya
secara keseluruhan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa area prokrastinasi
akademik meliputi enam area antara lain pada tugas mengarang, tugas belajar, tugas membaca, kinerja tugas administratif, menghadiri pertemuan
akademik, serta pada kinerja akademik secara keseluruhan. Penundaan dalam beberapa area kinerja akademik tersebut banyak dijumpai pada
lingkungan sekolah pada khususnya. Perilaku prokrastinasi akademik ini merupakan suatu perilaku yang rentan terjadi pada siswa.
5. Tujuan Prokrastinasi Akademik
Berdasarkan fungsinya, Ferrari dalam A Rizvi, J. E Prawitasari dan H. P Soejipto, 1997: 54 membagi prokrastinasi menjadi dua bentuk yaitu:
30
a. Prokrastinasi
fungsional Functional
procrastination, yaitu
penundaan mengerjakan tugas yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.
b. Prokrastinasi disfungsional Disfunctional procrastination, yaitu
penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan menimbulkan masalah. Prokrastinasi disfungsional atau tidak fungsional ini sendiri
terbagi menjadi dua macam antara lain: 1 Prokrastinasi Pengambilan Keputusan Decision procrastination
adalah penundaan dalam membuat keputusan. Jenis prokrastinasi ini merupakan sebuah sebuah antesenden kognitif dalam
menunda kinerja guna menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress Ferrari dalam A Rizvi, J. E Prawitasari dan H. P
Soejipto, 1997: 54. Jadi dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi ini
muncul akibat
dari kegagalan
individu dalam
mengidentifikasi tugasnya sehingga terjadi konflik dalam diri dan berujung pada menunda untuk memutuskan masalah.
2 Prokrastinasi Perbuatan Behavioral procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku yang tampak atau overt behavior
prokrastinasi. Penundaan ini merupakan suatu kecenderungan umum untuk menunda tugas sehari-hari. Prokrastinasi perbuatan
sering merupakan kelanjutan dari Prokrastinasi pengambilan keputusan Ferrari dalam A Rizvi, J. E Prawitasari dan H. P
Soejipto, 1997: 54. Dari uraian yang ada bisa disimpulkan
31
bahwa penundaan pada jenis ini dilakukan dengan alasan sebagai suatu cara menghindari tugas yang kurang menyenangkan dan
dianggap sulit untuk dilakukan. Berdasarkan pemaparan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi sesuai dengan manfaat atau tujuannya terbagi dalam dua bentuk, yaitu prokrastinasi fungsional dan prokrastinasi tidak fungsional.
Adapun prokrastinasi tidak fungsional itu sendiri masih terbagi dalam dua jenis lagi yaitu prokrastinasi dalam pengambilan keputusan dan
prokrastinasi perbuatan. Adakalanya prokrastinasi merupakan pilihan yang baik apabila dengan tujuan guna mencari kelengkapan suatu informasi
ataupun tugas. Sedangkan dalam penelitian ini prokrastinasi yang dimaksud adalah yang terjadi pada siswa yaitu prokrastinasi yang tidak
fungsional sehingga memungkinkan munculnya dampak masalah baru bagi siswa tersebut.
6. Dampak Prokrastinasi Akademik