122
stress, tidak diperlukan keterampilan khusus dalam melakukan terapi ini. Menggunakan Problem solving therapy PST, sama seperti pendekatan perawatan
yang lain, tergantung bagaimana mengidentifikasi pasien pada orang yang memerlukan. Pengalaman pasien pada gejala sehubungan dengan kesulitan hidup
termasuk hubungan, finansial atau masalah pekerjaan, yang dilihat oleh pasien sebagai cara yang realistik mungkin cocok dengan Problem solving therapy
PST . Seringnya, banyak pasien merasa diliputi kegembiraan yang berlebih dan
pada waktu yang bersamaan juga merasa kebingungan pada kesulitan ini. Memberi harapan pada pasien untuk menetapkan permasalahan secara jelas dan
sepakat dengan satu masalah pada waktu tersebut untuk dapat dipecahkan ditolong.
5.3. Perbandingan efektifitas Reminiscence Therapy dan Problem solving
therapy untuk menurunkan stress pada penderita gagal jantung
Dari uraian diatas antara Reminiscence Therapy dan Problem solving therapy
dapat diketahui bahwa Reminiscence Therapy jauh lebih efektif daripada Problem solving therapy
hal ini dibuktikan dengan Nilai t
hitung
Reminiscence Therapy
adalah sebesar 22,798 lebih besar daripada Nilai t
hitung
Problem solving therapy
adalah sebesar 25,016. Dalam penelitian ini memang kedua terapi memberikan efek untuk menurunkan stress pada penderita gagal jantung tetapi
yang lebih efektif adalah Reminiscence Therapy. Menurut Walter Canon dalam sarafino, 1994 menjelaskan tentang aspek
fisiologis reaksi terhadap stress yaitu memberikan deskripsi mengenai bagaimana
Universitas Sumatera Utara
123
reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam sedangkan secara aspek psikologis kognisi Cohen menyatakan bahwa stres dapat melemahkan ingatan dan
perhatian dalam aktifitas kognitif, cenderung emosi dan prilaku sosial negatif. Stres yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatif
cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif Donnerstein Wilson, dalam Sarafino, 1994. Reminiscence Therapy adalah suatu terapi yang
ditujukan untuk memulihkan depresi perasaan stress pada pasien. Dalam kegiatan terapi ini, terapis akan membantu pasien yang mengalami stress pada gagal
jantung untuk mengingat kembali aspek positif dan hal-hal yang berarti bagi penderita pada masa lalunya dimana therapy reminiscence merupakan hasil
langsung dari hipotesis teori life review Butler, 1963. Dimana terapi ini menekankan individu untuk merefleksikan kehidupan mereka kembali atau
mengulang kembali memori masa lalu dengan cara menggunakan photo, music atau benda-benda yang sangat familiar pada masa lalunya, untuk mendorong
pasien untuk berbicara mengenai memori mereka sebelumnya. Penderita hanya disuguhkan, diperdengarkan atau diberikan benda-benda yang mengingatkan akan
masa lalunya yang indah dan baik. Kegiatan ini tidak mengharuskan penderita untuk menguraikan atau menuliskan, penderita hanya duduk dan mengingat
kembali. Inilah mungkin yang membuat therapy reminiscence jauh lebih baik dan lebih efektif dalam menurunkan stress.
Universitas Sumatera Utara
124
5.4. Reminiscence Therapy, Problem Solving Therapy dan Landasan Teori