Keterbatasan Penelitian Hasil Penelitian

91 1. Visi Menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di Sumatera Bagian Utara tahun 2015 2. Misi  Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.  Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain.  Mengembangkan manajemen Rumah Sakit yang profesional 3. Motto AEGROTI SALUS LEX SUPREMA kepentingan penderita adalah yang utama

4.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan yaitu : 1. Kuisioner pre dan post perceive stress scale pss diberikan pada hari yang sama pada kelompok kontrol 2. Dalam melakukan analisis data pre tidak ditampilkan pada hasil penelitian ini tetapi pada lembar lampiran. Universitas Sumatera Utara 92

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Analisis Univariat Adapun analisis univariat ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan masing-masing karakteristik responden yang diteliti sebagaimana diuraikan pada penjelasan berikut. 4.3.1.1.Karakteristik Responden Post Intervensi Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian post intervensi ini terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, status, penghasilan dan pengalaman kerja dengan banyak responden 34 orang seperti tampak pada Tabel 4.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 93 Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Karakteristik Demografi Karakteristik Kategori Remini s Proble m Contro l Jumla h Usia 41-50 2 2.0 6 5.9 4 3.9 12 11.8 51-60 12 11. 8 11 10. 8 10 9.8 33 32.4 61-70 13 12. 7 10 9.8 16 15. 7 39 38.2 70 7 6.9 7 6.9 4 3.9 18 17.6 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Jenis Kelamin Laki-laki 25 24. 5 27 26. 5 25 24. 5 77 75.5 Perempuan 9 8.8 7 6.9 9 8.8 25 24.5 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Pendidikan Tdk Sekolah 1 1.0 2 2.0 2 2.0 5 4.9 SD 7 6.9 7 6.9 5 4.9 19 18.6 SLTP 8 7.8 11 10. 8 13 12. 8 32 31.4 SMU 12 11. 8 10 9.8 11 10. 8 33 32.4 PT 6 5.9 4 3.9 3 3.0 13 12.7 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Status Belum 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Kawin 25 24. 5 21 20. 6 24 23. 5 70 68.6 JandaDuda 9 8.8 13 12. 7 10 9.8 32 31.4 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Penghasilan Pensiunan 27 26. 5 31 30. 4 21 20. 6 79 77.5 Bantuan 7 6.9 3 2.9 13 12. 8 23 22.5 Tidak Ada 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Pengalaman PNS 25 24. 5 20 19. 6 16 15. 7 61 59.8 Kary.Swasta 2 2.0 3 2.9 10 9.8 15 14.7 Wiraswasta 6 5.9 9 8.8 5 4.9 20 19.6 Tdk Bekerja 1 1.0 2 2.0 3 3.0 6 5.9 Total 34 33. 3 34 33. 3 34 33. 4 102 100. Subjek penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik usia diperoleh post reminisence therapy paling banyak berada pada kategori 61-70 sebanyak 13 orang 12,7, untuk post problem solving therapy paling banyak Universitas Sumatera Utara 94 berada pada kategori 51-60 tahun sebanyak 11 orang 10,8 dan untuk post wait list control paling banyak berada pada kategori 61-70 tahun sebanyak 16 orang 15,7. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada post reminisence therapy paling banyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang 24,5, untuk post problem solving therapy paling banyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang 26,5 dan untuk post wait list control paling banyak juga jenis kelamin laki- laki sebanyak 25 orang 24,5. Berdasarkan karakteristik pendidikan pada post reminisence therapy paling banyak berpendidikan SMU sebanyak 12 orang 11,8, untuk post problem solving therapy paling banyak berpendidikan SLTP sebanyak 11 orang 10,8 dan untuk post wait list control paling banyak berpendidikan SLTP sebanyak 13 orang 12,8. Berdasarkan karakteristik status perkawinan pada post reminisence therapy paling banyak berada pada status kawin sebanyak 25 orang 24,5, untuk post problem solving therapy paling banyak berada status kawin sebanyak 21 orang 20,6 dan untuk post wait list control paling status kawin sebanyak 24 orang 23,5. Berdasarkan karakteristik penghasilan untuk post reminisence therapy paling banyak berada pada kategori pensiunan sebanyak 27 orang 26,5, untuk post problem solving therapy paling banyak berada pada kategori pensiunan sebanyak 31 orang 30,4 dan untuk post wait list control paling banyak berada pada kategori pensiunan sebanyak 21 orang 20,6. Universitas Sumatera Utara 95 Berdasarkan karakteristik pengalaman kerja untuk post reminisence therapy paling banyak bekerja sebagai PNS sebanyak 25 orang 24,5, untuk post problem solving therapy paling banyak bekerja sebagai PNS sebanyak 20 orang 19,6 dan untuk post wait list control paling banyak juga bekerja sebagai PNS sebanyak 16 orang 15,7. 4.3.2. Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis variansi untuk menguji hipotesis yang diajukan maka terlebih dahulu akan dilakukan uji pra syarat atau uji asumsi Hadi, 2000 yaitu uji normalitas pada variabel pre intervensi dan post intervensi serta uji homogenitas varians antar kelompok yakni kelompok reminiscence, kelompok problem solving dan kelompok kontrol pada pengujian sebelum intervensi dan setelah intervensi. 4.3.2.1.Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data dengan menggunakan berdistribusi normal dengan nilai angka signifikan p 0,05. Maksud asumsi normalitas adalah variabel Y berdistribusi normal untuk tiap pengamatan variabel X yang dapat diketahui dari plot residual. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas atau apabila angka signifikan p 0,05 maka data berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran dilakukan pada variabel reminiscence dan problem solving sebelum mendapat intervensi. Analisis untuk uji normalitas ini Universitas Sumatera Utara 96 menggunakan teknik Kai Kuadrat. Hasil uji normalitas untuk variabel terapi reminiscence dan terapi problem solving terdapat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Variabel N Chi Kuadrat P Kesimpulan Reminiscence Therapy 102 11,333 0,501 Normal Solving Problem Therapy 102 15,564 0,412 Normal Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada variabel reminiscence dan problem solving terdapat distribusi skor yang normal. Grafik Scatter plot pada Gambar 4.1 dan 4.2 tampak bahwa titik tersebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga terbukti bahwa bentuk distribusinya normal dan asumsi normality terpenuhi. Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Reminiscence Therapy Universitas Sumatera Utara 97 Gambar 4.2 Histogram Kelompok Reminiscence Therapy Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Normalitas Kelompok Solving Problem Therapy Universitas Sumatera Utara 98 Gambar 4.4 Histogram Kelompok Problem Solving Therapy 4.3.2.2.Uji Homogenitas Pada uji homogenitas ini karena jumlah subjek kelompok reminiscence, kelompok problem solving dan kelompok kontrol adalah sama maka nilai F diperoleh jumlah seluruh varians kelompok. Hasil perhitungan uji homogenitas varians untuk setiap kelompok sebelum dilakukan intervensi untuk kelompok reminiscence dan kelompok problem solving terdapat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas antar kelompok reminiscence therapy, problem solving therapy dan kelompok kontrol sebelum intervensi Variabel N F p Kesimpulan Reminiscence Therapy 102 0,176 0,677 Homogen Solving Problem Therapy 102 0,051 0,823 Homogen Kontrol 102 0,454 0,505 Homogen Universitas Sumatera Utara 99 Hasil pada Tabel 4.4. menunjukkan bahwa koefisien variabel tidak ada yang signifikan maka berdasarkan sebaran varians kelompok penelitian dapat disimpulkan bahwa asumsi homogenitas terpenuhi. 4.3.3. Hasil Analisis Data Kelompok Model analisis data kelompok ini dilakukan agar dapat melihat sekaligus perbedaan yang terjadi antara jenis intervensi yakni reminiscence, problem solving dan kelompok kontrol dengan waktu pengamatan yakni sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan setiap kelompok perlakuan ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Data Kelompok Variabel Reminiscence dan Solving Problem Kelompok Subjek Skor Rerata Pre Intervensi Post Intervensi Reminiscence Therapy - Rerata 43,49 38,79 - Std. Deviasi 5,276 4,953 Problem Solving Therapy - Rerata 43,97 38,33 - Std. Deviasi 5,269 5,238 Kelompok Kontrol - Rerata 43,41 43,12 - Std. Deviasi 4,892 4,971 Berdasarkan analisis data seperti yang disajikan pada Tabel 4.5 ditemukan bahwa terdapat perbedaan penurunan stress pada penderita gagal jantung antara sebelum dan sesudah pada kelompok Reminiscence Therapy, kelompok Solving Problem Therapy dan kelompok kontrol. Selanjutnya hasil uji perbedaan skor rerata penurunan stress pada kelompok reminiscence pada pengukuran sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan adanya perbedaan sebesar 4,693. Skor rerata setelah intervensi pada reminiscence therapy X = 38,79 lebih rendah dari pada Universitas Sumatera Utara 100 sebelum intervensi X =43,49. Hal ini berarti bahwa terapi yang diberikan bagi penderita jantung berpengaruh menurunkan stress pada kelompok reminiscence therapy. Hasil uji perbedaan skor rerata penurunan stress pada kelompok problem solving pada pengukuran sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebesar 5,651. Skor rerata setelah intervensi pada terapi problem solving X = 38,32 lebih rendah dari pada sebelum intervensi X =43,97. Hal ini berarti bahwa terapi yang diberikan bagi penderita jantung berpengaruh menurunkan stress pada kelompok terapi problem solving. Hasil uji perbedaan skor rerata penurunan stress pada kelompok kontrol pada pengukuran sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan karena bagi penderita jantung pada kelompok kontrol tidak ada dilakukan intervensi. Tabel 4.5 Perhitungan Penurunan Stress Responden Sebelum dan Sesudah Terapi Kelompok Subjek Pre Intervensi Post Intervensi Penurunan Stress N Rerata N Rerata Reminiscence Therapy 34 43,49 34 38,79 4,70 Problem Solving Therapy 34 43,97 34 38,33 5,64 Kontrol 34 43,41 34 43,41 0,00 Berdasarkan perhitungan penurunan stress repsonden pada Tabel 4.5 diperoleh bahwa pada kelompok terapi reminiscence terjadi penurunan stress sebesar 4,70 setelah intervensi, pada kelompok terapi problem solving terjadi penurunan stress sebesar 5,64 setelah intervensi sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan karena berfungsi hanya sebagai kontrol dan Universitas Sumatera Utara 101 kelompok kontrol tidak ada dilakukan intervensi. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa penurunan stress responden menggunakan terapi problem solving lebih besar dari pada terapi reminiscence. Tabel 4.6 Ringkasan uji-t antar jenis intervensi kelompok Reminiscence Therapy , kelompok Solving Problem Therapy dan kelompok kontrol pada pengamatan sebelum dan sesudah intervensi. A,B A 1 B 1 A 1 B 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 3 B 1 A 3 B 2 A 1 B 1 - 22,798 p0,05 - 0, 419 P0,05 - 0,068 P0,05 - A 1 B 2 - - - - - - A 2 B 1 - 0, 419 P0,05 - 25,016 p0,05 - - A 2 B 2 - - - - - - A 3 B 1 - 0,068 P0,05 - - 0 A 3 B 2 - - 3.996 P0,05 - - 3.520 P0,05 - - Keterangan: A 1 : kelompok reminiscence therapy A 2 : kelompok solving problem therapy A 3 : kelompok kontrol B 1 : pengukuran sebelum intervensi B 2 : pengukuran sesudah intervensi Hasil uji-t pada variabel intervensi terapi yang disajikan Tabel 4.6 diperoleh adanya interaksi yang signifikan antara jenis perlakuan A dengan waktu pengamatan B. Berdasarkan keseluruhan perhitungan uji t antar intervensi diperoleh bahwa hanya setiap kelompok yang mendapat perlakuan saja menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p0,05 diantaranya interaksi antara kelompok terapi pre reminiscence dengan kelompok terapi post Universitas Sumatera Utara 102 reminiscence A 1 B 1 dengan A 1 B 2 sebesar 22,798, antara kelompok terapi pre reminiscence dengan kelompok terapi pre problem solving A 1 B 1 dengan A 2 B 1 sebesar -0,419, antara kelompok terapi pre reminsicence dengan kelompok pre kontrol A 1 B 1 dengan A 3 B 1 sebesar -0,068 dan antara kelompok terapi pre problem solving dengan kelompok post problem solving A 2 B 1 dengan A 2 B 2 sebesar 25,016. Sedangkan untuk kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi memiliki interaksi sama untuk kelompok terapi reminiscence sebesar 3,996 dan juga memiliki interaksi yang sama untuk kelompok problem solving sebesar 3,520. Hal ini disebabkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan intervensi, hanya sebatas kontrol terhadap kelompok perlakuan lainnya. 4.3.4. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan kelanjutan dari analisis univariat dengan cara mengidentifikasi kesetaraan mengenai kondisi stress antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang pada penjelasan berikut hanya memaparkan data setelah adanya intervensi post intervensi. Universitas Sumatera Utara 103 4.3.4.1.Uji Bivariat Post Reminiscene Therapy dengan Post List Control Tabel 4.7 Hasil Rerata dan Standar Deviasi Kelompok Terapi Post Reminiscence dan Kelompok Kontrol Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Penurunan Stress Reminiscence Therapy 34 38.79 4.953 .849 Waiting List Control 34 43.12 4.971 .853 Tabel 4.7 menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard deviasi dari kedua perbandingan rata-rata pada terapi reminiscence setelah intervensi dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan intervensi terhadap 34 responden kelompok terapi reminiscence rerata tingkat stress sebesar 38,79 sedangkan 34 responden kelompok kontrol rerata tingkat stress sebesar 43,12 dengan beda rerata sebesar 4,33 dan beda standar deviasi 0,018. Berdasarkan beda rerata tersebut menunjukkan bahwa kelompok terapi reminiscene setelah intervensi dan kelompok kontrol memiliki nilai berbeda dimana rerata terapi reminiscene lebih kecil dari kelompok kontrol sehingga terdapat perbedaan penurunan stress setelah intervensi pada kelompok terapi reminiscence dengan kelompok kontrol. Universitas Sumatera Utara 104 Tabel 4.8 Hasil Uji Sampel Independen antara Kelompok Terapi Reminiscence dan Kelompok Kontrol Setelah Intervensi Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means T df Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference F Sig. Lower Upper Penurunan Stress Equal variances assumed .011 .916 -3.592 66 .001 -4.324 1.203 -6.726 -1.921 Equal variances not assumed -3.592 65.999 .001 -4.324 1.203 -6.726 -1.921 Tabel 4.8 tentang uji sampel independen pada nilai Levene’s untuk kesamaan varians diperoleh bahwa nilai F=0,011 dengan nilai p=0,916. Karena nilai p 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians antara skor tingkat stress antara terapi Reminiscence setelah intervensi dan kelompok kontrol sehingga memenuhi kategori normalitas. Karena antara kedua kelompok data adalah homogen maka selanjutnya data dibaca pada lajur atas yakni baris asumsi varians sama data diasumsikan homogen. Tampak bahwa nilai t hitung = -3,592 dengan df=66 dan nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan penurunan stress antara kelompok terapi Reminiscence setelah intervensi dengan kelompok kontrol. Terlihat juga nilai t hitung = -3,592 bernilai negatif yang berarti bahwa penurunan stress pada kelompok terapi reminiscence setelah intervensi lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Juga dapat terlihat melalui deskriptif statistik bahwa rerata mean penurunan stress pada kelompok terapi reminiscence 38,79 lebih rendah daripada kelompok kontrol 43,12. Universitas Sumatera Utara 105 Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.8 independen sampel tes terapi reminiscence setelah intervensi tertera di kolom uji-t untuk kesamaan rerata diperoleh pada baris asumsi kesamaan varians bahwa nilai t hitung adalah -3,592 dan signifikansi p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata penurunan stress antara kelompok terapi reminiscence setelah intervesi dengan kelompok kontrol. Sementara nilai perbedaan interval dengan keyakinan 95 diperoleh rentang selisih penurunan stress antara kelompok terapi reminiscence setelah intervensi dengan kelompok kontrol yakni dari 1,921 sampai 6,726. 4.3.4.2. Uji Bivariat Post Solving Problem Therapy dengan Post Wait List Control Tabel 4.9 Hasil Rerata dan Standard Deviasi Kelompok Terapi Post Problem Solving dan Kelompok Kontrol Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Penurunan Stress Solving Problem Therapy 34 38.32 5.238 .898 Waiting List Control 34 43.12 4.971 .853 Tabel 4.9 di atas menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard deviasi dari kedua perbandingan rerata pada terapi problem solving dan kelompok kontrol setelah intervensi. Setelah dilakukan intervensi terhadap 34 responden kelompok terapi problem solving rerata tingkat stress sebesar 38,32 sedangkan 34 responden kelompok kontrol rerata tingkat stress sebesar 43,12 dengan beda rerata sebesar 4,79 dan beda standar deviasi 0,267. Berdasarkan beda rerata tersebut menunjukkan bahwa kelompok terapi post problem solving dan kelompok kontrol Universitas Sumatera Utara 106 memiliki nilai berbeda dimana rerata terapi problem solving setelah intervensi lebih kecil dari kelompok kontrol sehingga terdapat perbedaan penurunan stress setelah intervensi pada kelompok terapi problem solving dengan kelompok kontrol. Tabel 4.10 Hasil Uji Sampel Independen Kelompok Terapi Problem Solving Setelah Intervensi dan Kelompok Kontrol Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means t df Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference F Sig. Lower Upper Penurunan Stress Equal variances assumed .719 .399 -3.871 66 .000 -4.794 1.238 -7.267 -2.321 Equal variances not assumed -3.871 65.820 .000 -4.794 1.238 -7.267 -2.321 Tabel 4.10 tentang Uji Sampel Independen pada nilai uji Levene’s tampak bahwa nilai F=0,719 dan nilai p=0,399. Karena p lebih besar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians antara skor tingkat stress antara terapi problem solving setelah intervensi dan kelompok kontrol sehingga memenuhi kategori normalitas. Karena antara kedua kelompok data adalah homogen maka selanjutnya data dibaca pada lajur atas yakni baris asumsi kesamaan varians data diasumsikan homogen. Tampak bahwa nilai t = -3,871 dengan df=66 dan p0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan penurunan stress antara kelompok terapi Problem Solving setelah intervensi dan Kelompok Kontrol. Terlihat juga bahwa nilai t hitung = -3,871 bernilai negatif yang berarti bahwa penurunan stress pada kelompok terapi problem solving setelah intervensi lebih rendah dibanding dengan Universitas Sumatera Utara 107 kelompok kontrol. Juga dapat terlihat melalui deskriptif statistik bahwa rerata penurunan stress pada kelompok terapi problem solving 38,32 lebih rendah daripada kelompok kontrol 43,12. Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.10 independen sampel tes terapi reminiscence setelah intervensi yang tertera pada kolom uji-t kesamaan rerata diperoleh pada baris asumsi kesamaan varians bahwa nilai t hitung adalah - 3,871 dan signifikansi p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata penurunan stress antara kelompok terapi problem solving setelah intervensi dengan kelompok kontrol. Sementara nilai perbedaan interval dengan keyakinan 95 diperoleh rentang selisih penurunan stress antara kelompok terapi problem solving setelah intervensi dengan kelompok kontrol yakni dari 2,321 sampai 7,267. Uji Bivariat Post Reminiscence Therapy dengan Post Solving Problem Therapy Tabel 4.11 Hasil Rerata dan Standard Deviasi Setelah Intervensi antara Kelompok Terapi Reminiscence dan Kelompok Terapi Problem Solving Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Penurunan Stress Reminiscence Therapy 34 38.79 4.953 .849 Solving Problem Therapy 34 38.32 5.238 .898 Tabel 4.11 di atas menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard deviasi dari kedua perbandingan rerata pada terapi reminiscence setelah intervensi dan terapi problem solving setelah intervansi. Setelah dilakukan intervensi terhadap 34 responden kelompok terapi reminiscence rerata tingkat stress sebesar Universitas Sumatera Utara 108 38,79 sedangkan 34 responden kelompok terapi problem solving rerata tingkat stress sebesar 38,32 dengan beda rerata sebesar 0,47 dan beda standar deviasi 0,285. Berdasarkan beda rerata tersebut menunjukkan bahwa kelompok terapi reminiscence dan kelompok terapi problem solving memiliki nilai berbeda dimana rerata terapi problem solving lebih kecil dari terapi reminiscence sehingga terdapat perbedaan penurunan stress setelah intervensi pada kelompok terapi problem solving dengan kelompok terapi reminiscence. Tabel 4.12 Hasil Uji Sampel Independen Setelah Intervensi antara Kelompok Terapi Reminiscence dan Kelompok Terapi Problem Solving Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means t df Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference F Sig. Lower Upper Penurunan Stress Equal variances assumed .588 .446 .381 66 .705 .471 1.236 -1.998 2.939 Equal variances not assumed .381 65.794 .705 .471 1.236 -1.998 2.939 Tabel 4.12 tentang uji sampel independen pada nilai uji Levene’s tampak bahwa nilai F=0,588 dan nilai p=0,446. Karena p lebih besar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians antara skor tingkat stress pada kelompok terapi Reminiscence dan terapi Problem Solving sehingga memenuhi kategori normalitas. Karena antara kedua kelompok data adalah homogen maka selanjutnya data dibaca pada lajur atas yakni baris asumsi kesamaan varians data diasumsikan homogen. Tampak bahwa nilai t = 0,381 dengan df=66 dan p0,05 sehingga Universitas Sumatera Utara 109 dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan stress antara kelompok terapi reminiscence dengan kelompok terapi problem solving. Terlihat juga bahwa nilai t hitung = 0,381 bernilai positip yang berarti bahwa penurunan stress pada kelompok terapi reminiscence setelah intervensi lebih tinggi dibanding dengan kelompok terapi problem solving. Juga dapat terlihat melalui deskriptif statistik bahwa rerata penurunan stress pada kelompok terapi reminiscence 38,79 lebih tinggi daripada kelompok kontrol 39,72. Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.12 independen sampel tes tertera di kolom uji t untuk kesamaan rerata diperoleh pada baris asumsi kesamaan avrians bahwa nilai t hitung adalah 0,381 dan signifikansi p0,05 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata penurunan stress antara kelompok terapi reminiscence dengan kelompok terapi problem solving setelah intervensi. Sementara nilai perbedaan interval dengan keyakinan 95 diperoleh rentang selisih penurunan stress antara kelompok terapi reminiscence dengan kelompok terapi problem solving setelah dilakukan intervensi yakni dari -1,998 sampai 2,939. 4.3.5. Analisa Multivariat Sebagaimana dijelaskan pada bagian metode analisa data dengan analisis multivariat pada bab sebelumnya maka diuji hipotesa apakah ada penurunan stress pada penderita gagal jantung setelah diberikan reminiscence therapy dan problem solving therapy dan apakah ada perbedaan penurunan stress pada penderita gagal jantung yang mendapatkan therapy reminiscence dan problem solving therapy. Universitas Sumatera Utara 110 Pada tahap akhir peneliti melakukan analisis perbedaan kondisi stress partisipan pada masing-masing kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan intervensi reminiscence therapy dan problem solving therapy dengan menggunakan uji Anova seperti tampak pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.13 Perhitungan Anova antara Kelompok Terapi Reminiscence dengan Kelompok Terapi Problem Solving ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .066 1 .066 .003 .960 a Residual 809.493 32 25.297 Total 809.559 33 a. Predictors: Constant, PostProblemSolvingTherapy b. Dependent Variable: PostReminiscenceTherapy Tabel Anova menunjukkan F hitung = 1,349 dengan df1 = derajat kebebasan pembilang 1 dan df2= derajat kebebasan penyebut 32 sedangkan harga signifikansi p0.05. Apabila dilihat pada F tabel dengan df1=1 dan df2 =32 untuk taraf signifikansi 95 =0,05 diperoleh nilai F tabel = 4,149 atau pada taraf signifikasi 99 =0,01 diperoleh F tabel = 7,499 maka karena F hitung F tabel dan harga p 0,05 berarti Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan secara signifikan penurunan stress pada kelompok reminiscence therapy maupun kelompok problem solving therapy. Lebih lanjut, besarnya penurunan stress bagi pasien penyakit jantung melalui intervensi reminiscence therapy dan problem solving therapy tampak pada Tabel 4.14 berikut. Universitas Sumatera Utara 111 Tabel 4.14 Perhitungan Nilai Koefisien antara Kelompok Terapi Post Reminiscence dengan kelompok Terapi Post Problem Solving Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 39.122 6.464 6.053 .000 Post Problem Solving Therapy -.009 .167 -.009 -.051 .960 a. Dependent Variable: PostReminiscenceTherapy Berdasarkan Tabel 4.13 di atas diperoleh koefisien B = - 0,009 dengan nilai t = - 0,51 serta p0,05 yang berarti penurunan stress dengan terapi reminiscence bernilai negatif dimana penurunan stress dengan solving problem therapy lebih kecil daripada penurunan stress dengan reminiscence therapy. 4.3.6. Uji Hipotesis 4.3.6.1 Hipotesis Pertama Berdasarkan uji statistik Kolmogrov Smirnov Test pada taraf kepercayaan 95 yang telah dilakukan sebelumnya dengan pada dua kelompok penelitian yakni pre reminiscence therapy dan post reminiscence therapy diperoleh hasil seperti pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Perhitungan Uji Sampel Kelompok Reminiscence Sebelum dan Sesudah Intervensi Pair Sample Test 95 Confidence Interval of the Difference t df Sig. 2-tailed Lower Upper Pair 1 PreReminiscenceTherapy - PostReminiscenceTherapy 4.206 5.030 22.798 33 .000 Universitas Sumatera Utara 112 Hasil dari Tabel 4.15 terlihat bahwa nilai Signifikan 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti penurunan stress pada penderita gagal jantung sebelum dan sesudah melakukan terapi reminiscene adalah tidak identik. Dengan kata lain terdapat perbedaan penurunan stress sebelum intervensi dan setelah intervensi perlakuan terapi sehingga terapi reminiscence bermanfaat untuk menurunkan stress penderita gagal jantung. Nilai t hitung adalah sebesar 22,798 lebih besar dari t tabel 2,035 untuk derajat keyakinan df=33 pada tingkat kepercayaan 95 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan penurunan stress pada penderita gagal jantung antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok terapi Reminiscence. Penurunan stress pada penderita gagal jantung terapi Reminiscence setelah intervensi lebih baik dari pada terapi Reminiscence sebelum intervensi dan secara signifikan ada penurunan stress pada penderita gagal jantung dengan perlakuan terapi reminiscence. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan terdapat penurunan stress pada penderita gagal jantung yang mendapatkan intervensi terapi reminiscence dapat diterima. 4.3.6.2 Hipotesis Kedua Berdasarkan uji statistik Kolmogrov Smirnov Test pada taraf kepercayaan 95 yang telah dilakukan sebelumnya dengan pada dua kelompok penelitian yakni pre solving problem therapy dan post solving problem therapy diperoleh hasil seperti pada tabel 4.16 berikut. Universitas Sumatera Utara 113 Tabel 4.16 Perhitungan Uji Sampel Kelompok Problem Solving Sebelum dan Sesudah Intervensi Pair Sample Test 95 Confidence Interval of the Difference t df Sig. 2-tailed Lower Upper Pair 1 PreSolvingProblemTherapy - PostSolvingProblemTherapy 4.647 5.470 25.016 33 .000 Hasil dari Tabel 4.16 terlihat bahwa nilai Signifikan 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti penurunan stress pada penderita gagal jantung sebelum dan sesudah melakukan terapi problem solving adalah tidak identik. Dengan kata lain terdapat perbedaan penurunan stress sebelum terapi problem solving dengan setelah terapi problem solving sehingga terapi problem solving bermanfaat untuk menurunkan stress penderita gagal jantung. Nilai t hitung adalah sebesar 25,016 lebih besar dari t tabel 2,035 untuk degree of freedom=33 pada tingkat kepercayaan 95 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan penurunan stress pada penderita gagal jantung pada kelompok problem solving sebelum intervensi maupun setelah dilakukan intervensi. Penurunan stress pada penderita gagal jantung setelah intervensi terapi problem solving lebih baik dari pada sebelum dilakukan terapi problem solving. Dengan demikian hipotesis kedua diterima yakni ada penurunan stress pada penderita gagal jantung yang mendapatkan intervensi terapi problem solving dapat diterima. Universitas Sumatera Utara 114 4.3.6.3 Hipotesis Ketiga Berdasarkan uji statistik Kolmogrov Smirnov Test pada taraf kepercayaan 95 yang telah dilakukan pada dua kelompok penelitian yakni post reminiscence therapy dan post solving problem therapy seperti pada Tabel 4.17 berikut. Tabel 4.17 Perhitungan Uji Sampel Setelah Intervensi untuk Kelompok Terapi Reminiscence dan Kelompok Terapi Problem Solving. Pair Sample Test 95 Confidence Interval of the Difference t df Sig. 2-tailed Lower Upper Pair 1 PostReminiscenceTherapy - PostSolvingProblemTherapy -2.056 2.997 .379 33 .707 Nilai t hitung adalah sebesar 0,379 t tabel 2,026 dengan nilai p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada perbedaan secara signifikan penurunan stress pada penderita gagal jantung menggunakan terapi reminiscence dengan terapi problem solving. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan ada perbedaan stress pada penderita gagal jantung yang mendapatkan intervensi terapi reminiscence dan terapi problem solving tidak dapat diterima. Universitas Sumatera Utara 115

BAB 5 PEMBAHASAN