5
korteks serebral. Korteks serebral terlibat dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap stres yang dihadapinya agar individu dapat segera
mengatasi stres . Dalam tahap ini, semua sytem dalam organ dalam keadaan siaga dan siap untuk bertempur atau melarikan diri dari stres. Jantung bekerja lebih
keras untuk meningkatakan curah jantung dan meningkatkan kadar oksigen serta gizi yang diperlukan untuk pengeluaran energi. Detak jantung bertambah cepat
agar dapat meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan. Pembuluh darah meningkatkan kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot
berkontraksi sehingga kaki tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh terhadap ancaman. Produksi keringat meningkat, sebagai
hasil peningkatan suhu tubuh yang dikeluarkan melalui mulut. Jika individu ini dapat mengatasi stres, maka fungsi tubuh akan normal
kembali tetapi bila gagal maka stres akan berlangsung terus menerus sehingga persediaan tenaga didalam tubuh akan habis dan individu tersebut menjadi
kepayahan. Seorang individu sering mengalami stres hingga terdapat perubahan fisiologis dalam jangka waktu lama maka akan terjadi kerusakan yang menetap
dalam tubuh .
1.2. Permasalahan
Melihat latar belakang permasalahan yang didapat oleh peneliti maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan
reminiscence therapy dan problem solving therapy dalam menurunkan stres pada
penderita gagal jantung”.
Universitas Sumatera Utara
6
1.3. Tujuan Penelitian
a Menguji efektifitas reminiscence therapi untuk menurunkan stres pada
pasien gagal jantung b
Menguji efektifitas problem solving therapi untuk menurunkan stres pada pasien gagal jantung
c Menguji keefektifan antara reminiscence therapi dan problem solving
therapi untuk menurunkan stres pada pasien gagal jantung.
1.4. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang harus diuji validitasnya secara empiris Sastroasmoro Ismael,
2008. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data Sugiyono, 2009.
Berdasarkan teori yang berkaitan dengan efektifitas therapy reminiscence dan problem solving therapy
pada penderita gagal jantung, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Ada penurunan stres pada penderita gagal jantung setelah diberikan therapy
reminiscence 2.
Ada penurunan stres pada penderita gagal jantung setelah diberikan problem solving therapy
Universitas Sumatera Utara
7
3. Ada perbedaan penurunan stres pada penderita gagal jantung yang
mendapatkan therapy reminiscence dan problem solving therapy.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Aspek teoritis keilmuan
1.5.1.1. Dengan adanya penelitian ini akan memberikan
masukan kepada perawat dalam meningkatkan pengetahuannya untuk menurunkan stres pada
penderita gagal jantung 1.5.1.2.
Meningkatkan kemampuan perawat ataupun petugas kesehatan lainnya dalam menentukan terapi yang
spesifik untuk menurunkan stres pada penderita gagal jantung
1.5.1.3. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
keperawatan dalam upaya menurunkan stres pada penderita gagal jantung
1.5.2. Aspek praktis
1.5.2.1. Adanya perbandingan antara therapy reminiscence dan
problem solving therapy dapat digunakan pada
Universitas Sumatera Utara
8
keperawatan spesialis dalam melakukan pilihan untuk menurunkan stres pada penderita gagal jantung
1.5.2.2. Penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan
sehingga menjadi suatu modul atau acuan untuk dipakai menjadi standard profesi dan standard nasional
dalam memberikan asuhan keperawatan
Universitas Sumatera Utara
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA