beban stres serta memberi kesempatan tubuh untuk istin menambah suplai
energi yang sudah mengalami defisit. 4
Stres tahap – IV Bila individu yang mengalami stres tahap
III dinyatakan sehat oleh dokter yang memeriksanya sehingga individu tersebut
terus memaksakan dirinya bekerja tanpa istirahat maka akan timbul gejala stres
tahap IV. Terasa sulit untuk bertahan sepanjang
hari Aktivitas pekerjaan yang semula
terasa menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi terasa
membosankan dan lebih sulit Yang semula tanggap terhadap situasi
menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara ade kuat
Tidak mampu melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
Gangguan pola tidur disertai mimpi yang menegangkan
Seringkali menolak ajakan karena tidak ada semangat dan gairah
Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
Timbul rasa ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa
penyebabnya 5
Stres tahap – V Bila keadaan stres terus berlanjut maka
individu akan mengalami stres tahap V Kelelahan fisik dan mental semakin
mendalam Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari yang walaupun ringan dan sederhana
Gangguan sistem pencemaan semakin parah gastro-intestinal disorder
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat
mudah bingung dan panic 6
Stres tahap – VI Merupakan tahap klimaks dimana
individu mengalami panic attack dan perasaan takut mati. Tidak jarang individu
yang mengalami stres tahap ini seringkali dibawa ke Unit Gawat Darurat UGD
meskipun pada akhirnya individu tersebut dipulangkan kembali karena tidak
ditemukan kelainan fisik dan organ tubuh. Jantung berdebar sangat keras
Susah bernapas sesak dan megap- megap
Sekujur badan terasa gemetar, dingin, dan keringat bercucuran
Tidak ada tenaga untuk melakukan hal- hal yang ringan sekalipun
Pingsan dan kolaps
2.2. Reminiscence Therapy
2.2.1. Reminiscence Therapy
Universitas Sumatera Utara
Menurut Asosiasi Psikologi Amerika adalah suatu penggunaan riwayat hidup baik melalui tulisan, ucapanlisan ataupun keduanya yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan. Reminiscence therapy pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikiatrik ternama yaitu Robert Butler pada tahun
1960. Reminiscence therapy digunakan dengan tepat seperti menggunakan photo, music atau benda-benda yang sangat familiar pada masa lalunya, untuk
mendorong pasien untuk berbicara mengenai memori mereka sebelumnya. Terapi ini lebih disarankan kepada orang dewasa yang mempunyai masalah mood atau
masalah memori atau kepada orang yang membutuhkan kesulitan seseorang dalam kesiapan memasuki usia tua.
Menurut Bluck dan Levine 1998, dalam Collings, 2006 reminiscence adalah proses yang dikehendaki atau tidak dikehendaki untuk mengumpulkan
kembali memori-memori seseorang pada masa lalu. Memori tersebut dapat merupakan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dilupakan atau peristiwa yang
sudah terlupakan yang dialami langsung oleh individu. Kemudian memori tersebut dapat sebagai kumpulan pengalaman pribadi atau “disharingkan” dengan
orang lain. Johnson 2005 mendefenisikan reminiscence adalah proses mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu, dan telah dibentuk sebagai suatu
topik utama baik dalam teori maupun aplikasi pada psikogerontologi. Menurut Fontaine dan Fletcher 2003 reminiscence atau kenangan adalah suatu
kemampuan pada lansia yang dipandu untuk mengingat memori masa lalu dan “disharingkan” disampaikan memori tersebut dengan keluarga, kelompok atau
staf. Meiner dan Lueckenotter 2006 menjelaskan bahwa therapy reminiscence
Universitas Sumatera Utara
adalah suatu terapi pada orang yang didorong dimotivasi untuk mendiskusikan kejadian-kejadian masa lalu untuk mengidentifikasi keterampilan penyelesaian
masa lalu yang telah dilakukan mereka pada masa lalu. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok reminiscence
adalah suatu terapi yang dilakukan pada penderita secara berkelompok dengan cara memotivasi penderita untuk mengingat kembali kejadian dan pengalaman
masa lalu serta kemampuan penyelesaian masalahnya kemudian disampaikan dengan keluarga, teman, kelompok atau staf.
Therapy reminiscence adalah suatu terapi yang ditujukan untuk memulihkan
depresi perasaan stress pada pasien. Dalam kegiatan terapi ini, terapis akan membantu pasien yang mengalami stress pada gagal jantung untuk mengingat
kembali aspek positif dan hal-hal yang berarti bagi penderita pada masa lalunya. Kemudian terapis juga membantu pasien untuk mengintegrasikan hal positif
tersebut dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini. Proses ini diharapkan dapat membantu penderita untuk menilai kehidupan yang telah dilaluinya sehingga
penderita dapat merasakan kepuasan atas kehidupannya tersebut. Therapy reminiscence
merupakan hasil langsung dari hipotesis teori life review Butler, 1963. Terapi ini pada dasarnya menekankan individu untuk merefleksikan
kehidupan mereka kembali atau mengulang kembali memori masa lalu. Melalui refleksi ini individu untuk menyelesaikan konflik, mengatasi pengalaman masa
lalu yang menyakitkan sehingga individu tersebut mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini. Therapy reminiscence sangat membantu untuk pribadi
individu dan keterampilan interpersonal seperti pada penderita Alzheimer’s.
Universitas Sumatera Utara
Reminiscence melibatkan pertukaran memori antara orang tua dengan orang
muda, teman dengan keluarga, caregivers dengan professional, melalui informasi, kebijaksanaan dan keterampilan. Pada intinya memberikan suatu nilai,
kepentingan, kebersamaan, kekuatan dan damai kepada penderita Alzheimer’s. Aktivitas therapy reminiscence biasanya digunakan dalam kehidupan kita sehari-
hari. Therapy reminiscence ini kita gunakan untuk mengatasi stress seperti dalam situasi berduka. Terapi ini membantu mengurangi gambaran diri yang buruk,
menciptakan perasaan intim serta memberikan arti yang special ketika berinteraksi dengan orang lain.
Media yang dapat digunakan dalam therapy reminiscence adalah : 1.
Secara visual; foto, lukisan yang mengingatkan kejadian masa lalu yang menyenangkan
2. Musik; menggunakan lagu-lagu yang familiar dari radio, CD, atau
menciptakan musik menggunakan berbagai macam alat musik 3.
Melalui indera pengecapan dan penghiduan; menggunakan parfum, makanan 4.
Melalui indera peraba; memegang objek tertentu, merasakan tekstur, melukis dan puisi.
Tipe terapi dan aktivitas reminiscence dapat digunakan oleh individu, kelompok dan keluarga. Kategori therapy reminiscence dibagi menjadi 3 kategori utama
yaitu: 1.
Simple reminiscence. Terapi ini merupakan refleksi informasi masa lalu dengan cara yang
menyenangkan.
Universitas Sumatera Utara
2. Evaluative reminiscence adalah evaluasi masa lalu dan digunakan sebagai
pendekatan pemecahan konflik 3.
Offensive-defensive reminiscence merupakan kegiatan pengulangan informasi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan stress. Keluarga dan teman
terdekat dapat memberikan informasi dan subjek penting yang menyedihkan bagi lanjut usia sehingga membutuhkan dukungan yang penuh dari perawat.
Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti dinyatakan bahwa reminiscence therapy
dapat memberikan kemudahan untuk memperbaiki perasaan depresi dan perasaan kesepian dan meningkatkan kenyamanan psikologi. Penelitian juga
menyokong pandangan bahwa reminiscence therapy termasuk riwayat pekerjaan dapat meningkatkan hubungan antara orang yang mengalami dementia dan karir
mereka dengan cara memberikan keuntungan pada keduanya. Keuntungan lain dilaporkan termasuk peningkatan kesempatan untuk memberikan perawatan
secara personal dan individual dan membantu individu untuk bergerak antara perbedaan lingkungan perawatan seperti perawatan dirumah atau diantara
perawatan dirumah. Reminiscence therapy
dapat diselenggarakan secara formal atau informal secara individu, keluarga atau group. Reminiscence therapy menyajikan
perbedaan fungsi psikologi termasuk taxonomy yang diperkenalkan oleh Webster. Skala fungsi reminiscence yang dibuat Webster’s termasuk delapan alasan kenapa
orang mengingat : penurunan rasa bosan, peningkatan kebencian, persiapan kematian, percakapan, identitas, mempertahankan keintiman, pemecahan masalah,
dan ajaraninformasi. Psikologis memandang bahwa penggunaan therapy
Universitas Sumatera Utara
reminiscence untuk meningkatkan efek dan kemampuan koping, walaupun
keefektifan terapi ini masih diperdebatkan. Therapy
reminiscence merupakan salah satu terapi modalitas yang dapat menurunkan beberapa gangguan kesehatan yang dialami lansia, antara lain lupa
ingatan, dimensia, depresi dan kecemasan Winslow, 2009. Menurut Coaten 2001 therapy reminiscence atau mengenang suatu kejadian di masa lalu dapat
memberikan rasa nyaman dan tenang tentang apa yang telah terjadi sebelumnya di masa lalu. Pasien diharapkan dapat terlibat aktif dalam berbagi cerita masa lalu
pada suatu kelompok. Selain itu, therapy reminiscence dapat meningkatkan interaksi sosial penderita dengan orang lain yang menjadi lawan bicaranya.
Reminiscence therapy terdiri dari berbicara, komunikasi dan inklusi pada
seorang pasien dengan pasangannya atau group. Terapi ini berguna dalam hubungannya antara 2 dua orang atau lebih untuk menstimulus memori manusia
yang mempunyai dementia dengan menggunakan isi seperti gambar-gambar dan hal-hal fisik sebagai katalisator dalam merangsang memori. Hal tersebut akan
mengirimkan sinyal kepusat informasi, pada pusat perawatan dirumah. Satu keuntungan utama dari reminiscence therapy adalah bahwa ini adalah merupakan
proses yang informal yang memerlukan latihan yang panjang maupun kualifikasi untuk mengaturnya. Hal ini dapat digunakan pada hal dasar dan dapat juga
dikombinasikan dengan terapi yang lain secara personal ataupun sesi grup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan reminiscence therapy juga
menciptakan ikatan yang lebih kuat antara karir dan tempat tinggal dengan keadaan perawatan dirumah dan memberikan level yang lebih besar dalam
Universitas Sumatera Utara
memahami tentang individu dengan latar belakang demensia. Ini memberikan transisi yang lebih lembut dan lebih cepat dalam menseting perawatan dirumah
dan dapat juga menolong provider dalam memberikan perawatan dirumah dengan pendekatan langsung pada pasien.
Reminiscence menunjukkan memori panjang pada masa lampau. Hal ini
sangat familiar pada kita dan dapat dimanfaatkan untuk keuntungan yang lainnya. Untuk orang dengan penyakit alzheimer akan memberi harapan untuk melakukan
reminiscence yang sangat bermanfaat pada diri mereka sendiri dan kemampuan
interpersonal. Reminiscence mempengaruhi perubahan memori pada orang tua dan muda, teman dan keluarga, dengan caregiver dan profesional, menyampaikan
informasi, kebijaksanaan dan keahlian. Ini adalah suatu hal yang memberikan orang dengan penyakit alzheimer akan mempunyai nilai, kepentingan, kasih
sayang, kekuatan dan kedamaian. Kegiatan reminiscence therapy digunakan secara berkesinambungan pada
kehidupan sehari-hari pada waktu stress seperti saat berkabung, ini juga dapat menurunkan kejadian kecelakaan pada gambaran diri dan dapat mengkreasikan
perasaan yang intim dan memberikan arti spesial untuk bersosialisasi dengan orang lain. Inti kegiatan therapy reminiscence yang berfokus pada eksplorasi
keberhasilan yang pernah dicapai penderita akan sangat mendukung pemulihan stress pada penderita gagal jantung. Dalam proses kegiatan terapi ini tentunya
terapi dapat memotivasi dan memfasilitasi penderita untuk mengingat kembali pengalaman keberhasilan atau suka cita yang pernah dialami penderita sehingga
menimbulkan perasaan bahagia, senang dan bangga pada saat proses terapi
Universitas Sumatera Utara
berlangsung. Perasaan bahagia dan bangga ini kemudian diintegrasikan dengan kemampuan dan keberhasilan penderita saat ini. Dengan demikian melalui
kegiatan therapy reminiscence ini penderita masih dapat memotivasi dirinya untuk menimbulkan perasaan bahagia dan bangga dengan diri sendiri sehingga perasaan-
perasaan negatif dan kesedihan yang dirasakan dapat menjadi berkurang atau bahkan hilang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Chiang, et al., 2009 bahwa
therapy reminiscence dapat menurunkan stress dan perasaan-perasaan negatif
pada penderita gagal jantung. Frazer, Christensen dan Griffiths 2005 dalam penelitian pada 23 orang lansia menyimpulkan therapy reminiscene efektif untuk
menurunkan depresi. Timbulnya perasaan senang dan bangga merupakan upaya untuk meminimalkan tanda dan gejala stress dan depresi. Bohlmeijer 2003;
Haight Burnside, 1993, dalam Ebersole, et al., 2005 menyatakan bahwa therapy reminiscence
dapat menjadi suatu terapi yang efektif untuk gejala stress dan depresi. Menurut pernyataan Stuart 2009 bahwa therapy reminiscence
digunakan untuk membantu individu mencapai perasaan integritasi, meningkatkan harga diri dan menstimulasi individu untuk berpikir tentang dirinya sendiri dan
perawat mempunyai kesempatan untuk memfokuskan, memberikan refleksi dan penguatan atas perasaan individu terhadap nilai dirinya sendiri. Pada therapy
reminiscence penderita mendapat kesempatan untuk menyampaikan kemampuan
positif yang telah dialaminya. Kemampuan positif tersebut dapat berkaitan dengan kegiatan fisik seperti pengalaman bermain pada masa anak-anak, pengalaman
rekreasi pada masa remaja dan pengalaman pekerjaan pada masa dewasa. Topik ini dapat mengingatkan kembali akan kemampuan yang pernah dimiliki penderita
Universitas Sumatera Utara
dan barangkali masah ada sebagian kemampuan tersebut yang masih dimiliki penderita sampai saat ini. Selanjutnya dalam proses terapi, terapi dapat
menerapkan konsep caring terhadap penderita. Terapi dapat membantu penderita untuk menemukan kembali kemampuan-kemampuan yang masih dimiliki oleh
penderita. Hal ini dapat menjadikan therapy reminiscence dapat memulihkan perasaan ketidakberdayaan dan stress pada penderita gagal jantung. Sesuai
dengan pernyataan Fontaine dan Fletcher 2003 diri dan memahami diri serta beradaptasi terhadap stress.
Frisch dan Frisch 2006 menegaskan bahwa therapy reminiscence dilakukan untuk meningkatkan fungsi kognitif. Peningkatan fungsi kognitif diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan penderita untuk menilai kehidupan yang telah dilaluinya khususnya yang berkaitan dengan pengalaman positif sehingga
penderita dapat mencapai kepuasan pada hidupnya. Stuart 2009 juga menegaskan bahwa therapy reminiscence berguna untuk membantu penderita
menstimulasi pikirannya tentang diri sendiri. Dalam proses kegiatan therapy reminiscence
terapi memberikan kesempatan pada penderita untuk melakukan hubungan dan komunikasi dengan orang lain sesama anggota kelompok. Kegiatan
ini tentunya dapat memberikan dampak positif pada kemampuan penderita dalam menciptakan hubungan antara interaksi dengan orang lain. Boyd dan Nihart
1998 menyatakan bahwa therapy reminiscence bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain dan juga meningkatkan
kemampuan komunikasi. Reminiscence adalah proses mengingat kembali kejadian dan pengalaman masa lalu Johnson, 2005. Reminiscence therapy adalah suatu
Universitas Sumatera Utara
terapi yang memberikan perhatian terhadap kenangan terapeutik pada manusia Webster, 1999, dalam Collins 2006. Dalam kegiatan terapi ini, terapi akan
memfasilitasi penderita untuk mengumpulkan kembali memori-memori masa lalu sejak masa anak, remaja dan dewasa serta hubungan penderita dengan keluarga
kemudian dilakukan sharing dengan penderita lain. Melalui terapi ini diharapkan penderita akan mengenang kembali masa lalunya yang menyenangkan.
Eriskson 1963, dalam Johnson, 2005 mendefenisikan bahwa kenangan masa lalu akan meningkatkan integritias penerimaan diri dan siklus hidup sebagai
sesuatu yang telah terjadi dan apa adanya oleh karena kebutuhan, dikehendaki tanpa ada penggantian. Therapy reminiscence ini memberikan manfaat untuk
memelihara identitas individu karena penderita akan menggunakan pengalaman masa lalunya untuk mempertahankan pendapatnya dari kritik Lewis, 1971, dalam
Johnson, 2005. Berdasarkan yang telah dilakukan oleh Lewis ini, intervensi therapy reminscence
pada penderita gagal jantung dapat meningkatkan integritas dirinya yang tentunya juga akan meningkatkan harga diri. Peningkatan harga diri
pada pasien berarti telah mengeliminasi perasaan tidak berharga dan tidak berguna yang dialaminya.
Life review menurut Butler 1963, dlam Wheeler, 2008 adalah suatu proses
“melihat masa lalu” individu dan diobservasi nilai terapeutiknya yang direfleksikan dengan segera pada saat itu juga dan dijadikan sebagai cara
penyelesaian masalah saat ini. Wheeler 2008 secara terperinci memberikan perbedaan therapy reminiscence dan life review yang disajikan dalam tabel
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Perbedaan therapy reminiscence dan life riview
No Kriteria Reminiscence Life
Review 1 Sifat
Interaksi verbal antara 2
orang atau lebih yang menimbulkan memori
Melibatkan ingatan secara
cepat kilat dan interaksi yang spontan atau diksusi
kelompok dengan tema yang telah difokuskan
Tidak ada evaluasi
kehidupan berfokus pada memori yang
menyenangkan
Berfokus pada kejadian- kejadian atau pengalaman-
pengalaman masa lalu buka kejadian-kejadian sekarang
Dilakukan antara terapi dan
penderita yaitu 1 : 1
Proses mengingat kembali seluruh kejadian semasa hidup
secara berurutan
Daya ingat recall harus berisi suatu evaluasi atau analisa
komponen untuk persiapan waktu yang akan datang
Mengingat kembali kejadian-
kejadian dan pengalaman- pengalaman masa lalu atau
sekarang
2 Kejadian yang diingat kembali
Kedua; waktu bahagia dan
sedih
Keduanya; waktu bahagia dan sedih
3 Batasan waktu
Tdak ada alokasi waktu yang spesifik
Biasanya menggunakan 4-6
minggu 4 Tujuan
Menurunkan isolasi
Meningkatakan sosialisasi,
hubungan dan persahabatan
Meningkatkan harga diri
Meningkatan kepuasan hidup
Integritas
Meningkatkan harga diri
Menurunkan depresi
Meningkatkan kepuasan hidup
Kedamaian
5 Karakteristik pasien
Lansia dengan kognitif
yang baik dan kerusakan kognitif tingkat ringan dan
sedang
Dapat berfokus pada diri sendiri dan pada orang lain
dalam kelompok
Mungkin lebih sulit dalam kelompok reminiscence
jika pasien mempunyai banyak kejadian traumatik
atau berhati-hati
Kognitif yang baik dan kerusakan kognitif ringan
Berfokus pada diri sendiri
Biasanya pengalaman yang
mencetuskan kejadian dalam hidup
Dari perbedaan yang dikemukan Wheeler diatas, life review hanya dapat dilakukan secara individu, penderita harus mempunyai kemampuan untuk menilai
atau menganalisa kejadian hidupnya dan tujuan yang dicapai adalah meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
harga diri dan menurunkan depresi dan stress. Secara khusus terapi ini belum memberikan kesempatan pada penderita untuk meningkatkan interaksi dengan
orang lain, sehingga penyelesaian masalah isolasi sosial belum tentu dapat tercapai secara optimal. Untuk membedakan terapi ini dari reminiscence, Butler
1963, dalam Wheeler, 2008 juga mengatakan bahwa life review merupakan suatu tipe dari therapy reminiscence. Frazer, Christensen dan Griffiths 2005
menyatakan bahwa life review serupa dengan reminiscence. Reminiscence lebih mengarah pada kegiatan mengingat kembali kejadian spontan pada masa lalu yang
menyenangkan sedangkan therapy life review lebih terstruktur dan melibatkan evaluasi tentang kehidupan individu.
Therapy reminiscence merupakan salah satu intervensi keperawatan spesialis
yang dapat dilaksanakan secara individu maupun kelompok. Terapi ini lebih utama ditujukan pada penderita yang mengalami depresi. Therapy reminiscence
yang dilakukan secara kelompok akan lebih memberikan kesempatan kepada sesama pasien untuk saling berbagi pengalaman masa lalu untuk mencapai
integritas diri.
2.2.2. Manfaat Therapy Reminiscence
Menurut Fontaine dan Fletcher 2003 therapy reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan membantu individu mencapai kesadaran diri dan
memahami diri, beradaptasi terhadap stress dan melihat bagian dirinya dalam konteks sejarah dan budaya. Sedangkan menurut Nussbaum, Pecchioni, Robinson
dan Thompson 2000, dalam Fontaine Fletcher, 2003 therapy reminiscence
Universitas Sumatera Utara
bertujuan untuk menciptakan kebersamaan kelompok dan meningkatkan keintiman sosial.
Frisch dan Frisch 2006 juga menyatakan bahwa therapy reminiscence bertujuan untuk meningkatkan harga diri dan sosialisasi. Tujuan lain dilakukannya
therapy reminiscence adalah untuk meningkatkan fungsi kognitif, kemampuan
berkomunikasi dan fungsi perilaku RIPFA, 2006. Boyd dan Nihart 1998 dan Bohlmeijer 2003; Haight Burnside, 1993, dalam Ebersole, et all., 2005
menyatakan bahwa therapy reminiscence bertujuan tidak hanya untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan kualitas
hidup, tetapi juga meningkatkan sosialisasi dan hubungan dengan orang lain, memberikan stimulasi kognitif, meningkatkan komunikasi dan dapat menjadi
suatu terapi yang efektif untuk gejala depresi. Terapi kelompok reminiscence mempunyai potensi untuk menurunkan isolasi sosial, memperbaiki fungsi kognitif
dan depresi dan meningkatkan harga diri, perasaan berharga, keterampilan sosial dan kepuasan hidup Chao, et al., 2006; Lin, et al., 2003, dalam Parese, Simon
Ryan, 2008. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa therapy reminiscence yang
diberikan pada penderita gagal jantung berguna untuk memotivasi diri penderita dan perasaan yang tidak mempunyai harapan, membantu penderita untuk
mencapai kesadaran diri, meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap stress dengan mengadopsi keterampilan penyelesaian maalah dimasa lalu serta
meningkatkan hubungan sosial penderita. Hal ini berarti therapy reminiscence dapat meningatkan harga diri penderita, memulihkan perasaan ketidakberdayaan
Universitas Sumatera Utara
dan keputusasaan serta meningkatkan kemampuan sosial penderita dengan orang lain sehingga perasaan ketidakberdayaan, keputusasaan dan isolasi sosial pada
penderita gagal jantung dengan stress diharapkan dapat teratasi.
2.2.3. Tipe Therapy Reminiscence
Kennard 2006 mengkategorikan ada 3 tipe utama therapy reminiscence, yaitu : a.
Simple atau Posittive Reminiscence Tipe ini untuk merefleksikan informasi dan pengalaman serta perasaan yang
menyenangkan pada masa lalu. Cara menggali pengalaman tersebut dengan menggunakan pertanyaan langsung yang tampak seperti interaksi sosial
antara penderita dan terapi. Simple reminiscence ini bertujuan untuk membantu beradaptasi terhadap kehilangan dan memelihara harga diri
b. Evaluative Reminiscence
Tipe ini lebih tinggi dari tingkatan pertama, seperti pada therapy life review atau pendekatan dalam menyelesaikan konflik
c. Offensive Defensive Reminiscence
Tipe ini dikatakan juga berkala, tidak menyenangkan dan informasi yang tidak menyenangkan. Pada tipe ini dapat menyebabkan atau menghasilkan
perilaku dan emosi. Tipe ini juga dapat menimbulkan resolusi terhadap informasi yang penuh konflik dan tidak menyenangkan.
Ketiga tipe tersebut dapat diaplikasikan dalam proses kegiatan therapy reminiscence
.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Media Dalam Therapy Reminiscence
Media yang digunakan dalam kegiatan therapy reminiscence adalah benda- benda yang berhubungan dengan masa lalu penderita. Menurut Collins 2006
media yang dapat digunakan dalam kegiatan therapy reminiscence adalah reminiscence kit
kotak yang diisi dengan berbagai barang-barang pada masa lalu, majalah, alat untuk memasak, dan membersihkan, foto pribadi masing-masing
anggota, alat untuk memutar musik dan video, video dan kaset, buku, pulpen, stimulus bau yang berbeda seperti coffee, keju, cuka, rasa seperti coklat, jeruk,
kulit pie dan lain-lain, dan bahan-bahan lain untuk menstimulasi sensori sentuhan seperti bulu binatang, wol dan flanel, pasir, lumpur dan lain-lain. Media ini
dapat pula digunakan untuk kegiatan therapy reminiscence yang dilakukan secara berkelompok.
Benda-benda masa lalu ini digunakan sebagai media untuk membantu penderita mengingat kembali masa lalunya berkaitan dengan benda tersebut.
Media ini diharapkan akan mempercepat daya ingat penderita untuk mengingat kembali pengalaman masa lalunya yang berkaitan dengan benda tersebut dan akan
diceritakan pada orang lain sehingga proses dan tujuan terapi dapat tercapai.
2.2.5. Penatalaksanaan Therapy Reminiscence
Menurut Kennard 2006 dan Ebersole, et al., 2006 therapy reminiscence dapat diberikan pada penderita secara individu, keluarga maupun kelompok.
Pelaksanaan therapy reminiscence secara kelompok mempunyai hubungan yang lebih banyak dibandingkan dilaksanakan secara individu. Keuntungan yang
Universitas Sumatera Utara
dicapai apabila terapi ini dilaksanakan secara kelompok adalah penderita akan mempunyai kesempatan untuk berbagi sharing pengalaman dengan anggota
kelompok, meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi penderita serta efisiensi biaya dan efektifitas waktu.
Selain media yang berkaitan dengan benda masa lalu penderita, perawat juga memerlukan item pertanyaan yang berkaitan dengan masa lalu penderita sesuai
dengan topik pada setiap pelaksanaan terapi. Beberapa pertanyaan yang diajukan perawatan untuk review kehidupan dan pengalaman penderita menurut Haights
1989, dalam Collins, 2006 adalah sebagai berikut : a.
Masa anak-anak 1.
Hal apa yang pertama kali yang paling diingat selama hidup saudara ? Coba ingat jauh kebelakang semampu saudara
2. Hal apa lagi yang dapat diingat tentang masa kecil saudara ?
3. Masa kecil yang seperti apa yang saudara alami ?
4. Seperti apakah orang tua Saudara ? Apakah mereka orang tua yang
keras atau lemah ? 5.
Apakah saudara mempunyai kakak atau adik ? ceritakan tentang mereka satu persatu
6. Apakah seseorang yang dekat dengan saudara meninggal ketika
saudara sedang tumbuh ? 7.
Apakah orang yang penting bagi saudara telah pergi ? 8.
Apakah saudara ingat suatu peristiwa yang membuat saudara menderita ?
Universitas Sumatera Utara
9. Apakah saudarah ingat pernah mendapat suatu kecelakaan ?
10. Apakah saudara ingat pernah berada pada situasi yang sangat
berbahaya ? 11.
Adakah sesuatu yang dulunya sangat penting tapi telah hilang, musnah atau rusak ?
12. Apakah tempat ibadah termasuk hal penting dalam hidup saudara ?
13. Apakah saudara senang sebagai laki-laki atau perempuan ?
b. Masa Remaja
1. Apa yang saudara pikirkan tentang diri dan hidup saudara sebagai
remaja, apa yang saudara ingat pertama kali masa ini ? 2.
Hal apa saja yang paling berkesan yang terekam dimemori saudara sebagai seorang remaja ?
3. Siapa orang yang penting bagi saudara saat ini ? Ceritakan pada saya
tentang mereka 4.
Apakah saudara menghadiri tempat ibadah dan bagaimana dengan grup saudara ?
5. Apakah saudara pergi ke sekolah ? Apa arti sekolah bagi saudara ?
6. Apakah saudara bekerja selama tahun ini ?
7. Ceritakan pada saya pengalaman-pengalaman tersulit selama masa
remaja? 8.
Ingatkah saudara bagaimana perasaan saudara dimana tidak cukup tersedianya makanan atau kebutuhan penting lainnya dalam hidup
saudara selama masa anak-anak dan remaja ?
Universitas Sumatera Utara
9. Ingatkah bagaimana perasaan saudara saat sendirian, merasa terbuang,
tidak mendapatkan cukup cinta dan kasih sayang selama masa anak- anak atau remaja ?
10. Bagian apa dari masa remaja saudara yang menyenangkan ?
11. Bagian apa dari masa remaja saudara yang tidak menyenangkan ?
12. dari beberapa yang saudara ingat, apakah dapat dikatakan saudara
bahagia atau tidak sebagai remaja ? 13.
Ingatkah pertama kalinya saudara tampil menarik perhatian dihadapan banyak orang ?
14. Bagaimana perasaan saudara tentang aktivitas seksual dan bagaimana
identitas seksual saudara sendiri ? c.
Keluarga dan Rumah 1.
Bagaimana selama ini orang tua saudara menjalani kehidupan perkawinan?
2. Bagaimana orang lain dalam kehidupan keluarga saudara selama ini ?
3. Bagaimana suasana didalam keluarga saudara sejak dahulu hingga
kini ? 4.
Pernahkah saudara mendapat hukuman saat kecil ? untuk apa ? siapa yang memberikan hukuman ? siapa yang menjadi “Boss” pada saat
itu? 5.
Ketika saudara menginginkan sesuatu dari orang tua, bagaimana caranya sehingga saudara mendapatkan apa yang diinginkan ?
Universitas Sumatera Utara
6. Orang yang seperti apa yang disukai oleh orang tua saudara ? yang
terakhir? 7.
Siapa orang terdekat dikeluarga saudara ? 8.
Siapa dikeluarga saudara yang paling saudara sukai ? Dalam hal apa ? d.
Masa Dewasa 1.
Tempat apa yang menurut saudara adalah tempat yang religius sepanjang hidup saudara
2. Sekarang saya ingin berbicara tentang hidup saudara sebagai orang
dewasa, dimulai pada saat usia saudara 20 tahunan. Ceritakan pada saya tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi selama usia dewasa
saudara 3.
Kehidupan mana yang saudara sukai, ketika saudara usia 20 tahunan atau 30 tahunan ?
4. Orang seperti apakah diri saudara sekarang ini ? Apakah saudara
menikmatinya ? 5.
Ceritakan tentang pekerjaan saudara ? Apakah saudara menikmati pekerjaan saudara ? Apakah gaji yang saudara dapatkan cukup untuk
hidup ? 6.
Apakah hubungan saudara dengan orang lain berjalan baik ? 7.
Apakah saudara menikah ? jika ya, Seperti apakah istri suami saudara? Jika belum Mengapa belum menikah ?
8. Apakah saudara pikir menikah lebih baik atau bahkan lebih buruk ?
Apakah saudara menikah lebih dari 1 kali ?
Universitas Sumatera Utara
9. Secara keseluruhan apakah saudara mendapatkan kebahagiaan atau tidak
dari perkawinan saudara ? 10.
Menurut saudara apakah seks itu penting ? 11.
Hal apa yang paling sulit saudara temukan selama masa dewasa ini : a
Apakah seseorang yang dekat dengan saudara meninggal atau pergi ?
b Pernahkan saudara sakit atau mendapat kecelakaan ?
c Apakah saudara sering pindah tempat tinggal ? sering pindah
tempat kerja ? d
Apakah saudara pernah merasa kesepian ? Merasa terbuang ? e
Apakah saudara pernah merasa diperlukan ? e.
Kesimpulan 1.
Secara keseluruhan, saudara pikir kehidupan seperti apa yang telah saudara dapatkan ?
2. Jika saudara akan diberikan kesempatan untuk merubah hidup, apa yang
akan saudara ubah ? Apa yang akan saudara pertahankan ? 3.
Kita sudah membicarakan tentang kehidupan saudara beberapa saat tadi. Mari kita diskusikan semua perasaan dan ide-ide saudara tentang
kehidupan saudara. Apa yang ingin saudara katakan tentang tujuan hidup ? Coba 3 tujuan dan mengapa ?
4. Setiap orang pernah merasa kecewa. Hal apa yang masih membuat
saudara merasa kecewa dalam hidup ?
Universitas Sumatera Utara
5. Hal apa yang paling berat dalam hidup saudara ? coba ceritakan dengan
jelas 6.
Dalam periode yang mana, kejadian yang membuat hidup saudara bahagia ?
7. Dalam periode yang mana, kejadian yang tidak membua saudara tidak
bahagia? Mengapa hidup saudara lebih bahagia sekarang ? 8.
Apa yang membuat saudara merasa bangga dalam hidup saudara ? 9.
Jika saudara dapat tinggal dalam satu usia sepanjang hidup saudara, usia yang mana yang akan saudara pilih ? Mengapa ?
10. Apakah saudara pikir saudara sudah berbuat suatu hal dalam hidup
saudara? Lebih baik atau lebih buruk dari apa yang saudara harapkan ? 11.
Mari kita bicarakan tentang diri saudara sekarang ini. Hal apa yang terbaik di usia saudara sekarang ini ?
12. Hal apa yang membuat saudara khawatir di usia sekarang ini ?
13. Hal apa yang sangat penting bagi saudara pada kehidupa saudara
sekarang ini? 14.
Apa yang saudara harapkan akan terjadi pada diri saudara sepanjang bertambahnya usia saudara ?
15. Apa yang saudara takutkan akan terjadi sepanjang bertambahnya usia
saudara? 16.
Apakah kamu santai rileks selama menjalani review hidup saudara ? Selain media berupa benda-benda yang berhubungan dengan masa lalu
penderita, pedoman pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman penderita
Universitas Sumatera Utara
pada masa anak, remaja, dewasa dan pengalaman dengan keluarga dan dirumah juga diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan therapy reminiscence.
Stinson 2009 dalam penelitiannya tentang struktur therapy kelompok reminiscence
sebagai suatu intervensi keperawatan pada penderita mengemukakan pedoman protokol dalam pelaksanaan therapy kelompok
reminiscence yang dilakukan dalam 6 minggu dan terdiri atas 12 sesi.
Parese, Simon dan Ryan 2008 dalam penelitian tentang promosi pengalaman positif siswa klinik dengan lansia melalui penggunaan therapy
kelompok reminiscence juga menyampaikan kegiatan dan sesi yang dilakukan
dalam terapi tersebut. Jones 2003 dalam penelitiannya tentang therapy kelompok reminiscence
pada lansia wanita dengan depresi melakukan kegiatan terapi sebanyak enam 6 sesi dengan berpedoman pada nursing intervention
classification NIC untuk therapy kelompok reminiscence yang biasanya
digunakan pada unit perawatan yang lama. Berdasarkan pada ketentuan NIC therapy kelompok reminiscence
dipusatkan kepada 6 topik yang diikuti oleh partisipan untuk mengingat kejadian yang berarti dari masa lalu mereka yaitu :
1. Perkenalan Leader pemimpin dan semua anggota yang dikonsentrasikan
pada latar belakang pribadi anggota kelompok 2.
Mengingat masa lalu melalui lagu-lagu dari tahun 1920 sampai 1950 3.
Mendiskusikan aktivitas kegiatan yang menyenangkan pada masa lalu 4.
Sharing berbagi foto pribadi dan sesuatu yang patut dikenang individu 5.
Mendiskusikan pekerjaan atau sukarelawan pada masa lalu
Universitas Sumatera Utara
6. Mengingat John Glen dalam peluncuran roket yang pertama kemudian
penutup
2.2.6. Peran Perawat Dalam Therapy Reminiscence
Menurut Bornat 1994 therapy reminiscence merupakan salah satu tehnik terapi yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dalam berbagai tempat setting.
Meiner dan Lueckenotte 2006 juga menegaskan bahwa therapy reminiscence melibatkan seorang fasilitator dengan latar belakang sebagai perawat profesional.
Perawat spesialis jiwa baik tingkat magister maupun doktor merupakan salah satu tenaga profesional yang bekerja disemua tempat, dari praktek pribadi, rumah
perawatan home health care, sekolah, komunitas dan unit perawatan akut dirumah tahanan Fontaine Fletcher, 2003. Hal ini memberikan penguatan
bahwa therapy reminiscence dapat diberikan oleh seorang perawat spesialis jiwa atau magister keperawatan jiwa.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh orang lain. Perawat spesialis jiwa menurut Fontaine dan Fletcher 2003 mempunyai peran yang
berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan sakit, pendidikan dan konseling. Perawat spesialis jiwa mempunyai peran memberikan pendidikan dalam hal terapi
individu dan kelompok. therapy reminiscence merupakan salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderita baik bersifat individu maupun kelompok dalam
rangka upaya pencegahan depresi dan stress maupun pemulihan kondisi depresi yang lama.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan perawatan spesialis jiwa dalam pelaksanaan therapy kelompok reminiscence
meliputi aktivitas memilihkan tempat yang nyaman, mengatur waktu yang tepat, menyediakan media seperti gambar dan benda lain yang patut
dikenang, memotivasi dan mendengarkan penderita untuk menceritakan serta sharing
pengalaman masa lalunya dengan anggota kelompok Fontaine Fletcher, 2003; Meiner Lueckenooter, 2006.
Menurut Mc Closkey dan Bulechek 1994, dalam Jones, 2003 intervensi keperawatan pada therapy reminiscence yang umumnya digunakan dalam
perawatan yang lama adalah menentukan tempat yang nyaman, menetapkan waktu yang cukup, mendorong ekspresi verbal tentang kejadian masa lalu baik
positif maupun negatif, bertanya dengan pertanyaan terbuka tentang kejadian masa lalu, memotivasi untuk menulis kejadian masa lalu, memainkan tape
recorder sesuai dengan kenangan masa lalu penderita, meminta keluarga untuk membawa album foto atau buku kenangan, membantu pasien untuk memulai dari
asal usul keluarga, memotivasi pasien untuk menulis teman-teman lamanya, menggunakan keterampilan berkomunikasi seperti memfokuskan, refleksi dan
mengulang untuk mengembangkan hubungan, memberikan komentar tentang mutu afektif dari kenangan masa lalu dengan cara empati, gunakan pertanyaan
langsung untuk memfokuskan kembali pada kejadian-kejadian dalam hidup jika pasien menyimpan, berikan penjelasan kepada anggota keluarga tentang manfaat
reminscence , ukur tetapkan lama sesi berdasarkan atas perhatian pasien, hindari
menggunakan orang-orang yang menyatakan dalam keadaan generatif atau orang yang menghindari kenyataan, kenali kemampuan koping yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya, monitor adanya defensif tentang masa lalu dan ulangi sesi dalam seminggu atau lebih sering dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Reminiscence therapy adalah suatu tindakan non farmasi yang diberikan
kepada pasien yang mengalami depresi, kecemasan dan stress terhadap sesuatu pada dirinya. Terapi ini lebih menekankan pada proses mengingat dengan
mengguakan benda-benda yang sangat familiar pada masa lalunya sehingga dengan pemberian terapi mengingat ini diharapkan pasien tidak lagi mengalami
kecemasan dan stress serta pasien lebih siap dalam menghadapi permasalahan pada dirinya. Reminiscence therapy ini dapat dilakukan 4, 6, 8 atau 12 sesi
tergantung pada keadaan dan keperluan terapi diberikan.
2.3. Problem Solving Therapy