Batasan Penelitian Rumusan Masalah
11 J.Wantah 2005: 50 yang mengungkapkan bahwa kesadaran sosio-moral pada
usia-usia awal dalam perkembangan anak masih sangat ditentukan oleh lingkungan. Pemenuhan kebutuhan anak yang memadai sedini mungkin seperti
kasih sayang orang tua, akan memberikan landasan kokoh bagi perkembangan kesadaran moral anak.
Salah satu karakteristik anak usia dini adalah egosentris. Sifat egosentris yang dimiliki anak menyebabkan anak cenderung melihat dan memahami sesuatu
dari sudut pandang dan kepentingan sendiri. Hal tersebut terjadi juga pada perkembangan moral anak. Hal ini disebabkan anak belum mempunyai
pengalaman bersosialisasi dengan orang lain dan masyarakat sebagai tempat aturan, etika, dan norma itu berada
.
Lawrence Kohlberg Maria J. Wantah, 2005 mengungkapkan bahwa perkembangan moral seorang anak erat hubungannya
dengan cara berpikir seorang anak. Semakin bertambahnya tingkat pengertian anak, semakin banyak pula nilai-nilai moral yang dapat ditangkap dan dimengerti
oleh anak. Anak dengan perkembangan moral yang baik diharapkan mampu memahami konsep moral yang baik dan kemudian berperilaku sesuai standar
moral dengan konsisten. Perkembangan moral anak usia 3-4 tahun, tumbuh seiring dengan kemampuannya berpikir simbolik, kemampuan berbicara dan
berkomunikasi, kemampuan fisik dan motorik, serta kemampuan sosial anak melalui hubungan bermain dengan teman sebayanya. Namun pada usia ini,
intelektualitas anak belum mempertimbangkan apakah tindakan yang dilakukan itu baik atau tidak baik serta anak juga belum mempertimbangkan konsekuensi-
12 konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan. Hal tersebut juga terjadi pada anak
usia 5 tahun Maria J. Wantah, 2005: 50-51. Sigmund Freud Maria J. Wantah, 2005: 67 memasukkan anak usia 4-5
tahun ke dalam fase
phallis
. Anak mulai membangun hubungan-hubungan sosial yang diferensial, berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Pengetahuan anak tentang
jenis kelaminnya mempunyai arti penting pada mulainya perkembangan kesadaran moral anak. Erikson menyebutkan bahwa anak usia 4-5 tahun masuk
pada tahapan inisiatif lawan rasa bersalah yang menunjukkan bahwa anak sedang berusaha untuk mendapatkan peranan dalam suatu lingkungan sosialnya.
Piaget Husdarta Nurlan Kusmaedi, 2010: 185 mengungkapkan bahwa perkembangan moral anak usia 4-7 tahun berada pada tahap pertama yaitu tahap
heteronomous morality
. Pada tahap ini, anak menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu
dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari perilaku anak tersebut. Misalnya, anak memecahkan satu buah gelas dengan sengaja dan memecahkan
gelas sejumlah 12 buah karena tidak sengaja, maka yang dianggap baik adalah anak yang hanya memecahkan satu gelas saja. Perilaku anak ditentukan oleh
ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran atau penilaian. Anak menganggap bahwa semua peraturan yang diberikan oleh orang tua dan semua
orang dewasa harus dipatuhi tanpa mempertanyakan kebenaran peraturan tersebut. Dalam tahap ini anak menilai tindakannya benar atau salah berdasarkan
konsekuensi yang akan diterima dan anak masih memiliki konsep yang menekankan bahwa bila seseorang melanggar aturan, maka harus segera dihukum.