Perkembangan Kognitif Anak Usia 5- 6 Tahun.

15 perkembangan kognitif Piaget antara lain: peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan, bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru, tetapi tidak asing. 4. Teori David Ausubel Belajar bermakna menurut teori David Ausubel mengandung arti bahwa belajar yang disertai dengan pengertian akan terjadi apabila informasi yang baru diterima peserta didik mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada atau diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitif. Namun, informasi baru dapat saja diterima atau dipelajari siswa tanpa menghubungkannya dengan konsep atau pengetahuan yang sudah ada. 5. Discovey Learning dari Jerome Burner Discovey Learning belajar penemuan secara bebas adalah anak mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Hal ini memberikan arti bahwa pada tingkat permulaan, pengajaran hendaknya diberikan melalui cara-cara yang bermakna dan makin meningkat ke arah abstrak. Bruner mengemukakan pengembangan program pengajaran yang lebih efektif dengan mengkoordinasikan metode penyajian bahan, dengan anak dapat mempelajari bahan itu sesuai dengan tingkat kemajuannya sensori-konkret-abstrak. 16 Berdasarkan uraian tentang teori belajar kognitif di atas, dapat dipahami bahwa yang menjadi dasar dalam penelitian menggunakan teori belajar Cognitive Development dari Piaget. Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari konkret menuju abstrak. Keberhasilan dalam belajar matematika penjumlahan pengurangan adalah anak diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas langsung dengan benda konkret saat menghitung dan memberikan banyak rangsangan supaya anak belajar secara aktif dengan lingkungan sekitar dengan mencari dan menemukan berbagai hal yang bervariasi tetapi tidak asing bagi anak. Misalnya adalah permainan dakon, pada permainan dakon ini anak diberi kesempatan untuk belajar secara aktif dengan lingkungan yang ada disekitar anak.

C. Kemampuan Matematika Anak Usia Dini

Kemampuan matematika pada anak usia dini adalah kemampuan menghitung, memahami korespondensi satu-satu, dan kemampuan membandingkan, semua tergantung pada pengalaman anak memanipulasi objek Ahmad Susanto, 2012: 49. Kemampuan menghitung atau operasi bilangan tersebut yang sangat dasar adalah penjumlahan dan pengurangan. Maka dari itu, kemampuan operasi bilangan yang perlu diperkenalkan terlebih dahulu adalah penjumlahan dan pengurangan, sebab untuk anak usia dini bisa menambah dan mengurangkan itu sudah baik. Penjumlahan dan pengurangan ini dapat diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka Sudaryanti: 2006. Selain itu, Liebeck 1900 menganjurkan dalam mengajarkan matematika dini 17 dengan memperhatikan prosedur mengajar pengalaman, bahasa, gambar, dan symbol Fedriyenti, 2012: 2. Sumarmo dalam Novia Rizkyana, 2013: 13 berpendapat bahwa secara umum indikator matematika anak usia dini meliputi mengenal, memahami, menerapkan konsep, prosedur, dan ide matematika. Dalam belajar matematika yang paling utama adalah memahamkan dengan mengenalkan terlebih dahulu kepada anak tentang operasi bilangan sederhana yaitu penjumlahan dan pengurangan sesuai dengan prinsip belajar anak, dengan demikian anak akan paham dan mengerti. Selanjutnya memberi kesempatan terhadap anak untuk menerapkan atau praktek secara langsung bagaimana prosedur atau cara menghitung yang harus dia lakukan dalam mengerjakan operasi bilangan sederhana penjumlahan dan pengurangan. Gardner 1999 berpendapat bahwa setiap anak pada dasarnya dianugerahi kecerdasan matematika logis, sedangkan definisi tentang kecerdasan matematika logis tersebut sebagai kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logika, penalaran induktif atau deduktif, dan ketajaman pola- pola abstrak serta hubungan-hubungan Esha, 2013: 12. Kecerdasan matematika logis dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini akan senang dengan rumus dan pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. 18 Kecerdasan matematika anak usia dini membantu anak sejak dini dengan kehidupan atau lingkungan sekitar anak, sehingga secara alami anak memperoleh kemampuan yang bertahap bahkan sampai bertahun-tahun. Pengetahuan dasar setiap anak memiliki perkembangan dan tahapan yang berbeda-beda. Belajar matematika dini yang baik adalah terjadi secara alami seperti anak bermain. P ermainan dalam belajar matematika adalah kegiatan belajar konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari. Sujiono 2009: 11 berpendapat bahwa ciri-ciri perkembangan konsep matematika anak usia dini diantaranya adalah penguasaan konsep menjumlah dan mengurangkan, atau pemahaman konsep menghitung, membedakan angka dengan menunjuk simbol atau lambang bilangan. Penguasaan konsep dalam menjumlah dan mengurangkan merupakan dasar dimana anak sudah dapat menggunakan konsep bilangan atau angka dengan penggunaan media benda konkret. Penggunaan media permainan juga disesuaikan dengan perkembangan anak yaitu berupa benda yang bisa digunakan dalam pembelajaran supaya berlangsung secara teratur, lancar, efektif, efisien, sehingga tujuan belajar dapat tercapai dan memberikan kesenangan bagi anak Eliyawati, 2005: 62. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika pada anak usia dini adalah penguasaan konsep menjumlahkan dan mengurangkan, atau pemahaman konsep menghitung, membedakan angka dengan menunjuk simbol atau lambang bilangan serta kemampuan dalam mengaplikasikan konsep- konsep matematika yaitu; mengenal konsep bilangan, pola dan hubungan, geometri, pengukuran, pengumpulan data, memecahkan masalah yang

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PENJUMLAHAN MELALUI PERMAINAN DAKON PADA ANAK HIPERAKTIF KELAS III DI SLB

0 5 48

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DAKON DI KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dakon Di Kelompok B TK Mojorejo 1 Kec. Karangmalang Kab. Sragen Tahun 2014/2015.

0 2 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DAKON DI KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dakon Di Kelompok B TK Mojorejo 1 Kec. Karangmalang Kab. Sragen Tahun 2014/2015.

0 1 17

UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON KELOMPOK B DI TK Upaya Pengembangan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tradisional Dakon Kelompok B Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2

0 0 13

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DAKON PADA KELOMPOK B Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dakon Pada Kelompok B Tk Gilirejo I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 0 13

PENDAHULUAN Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dakon Pada Kelompok B Tk Gilirejo I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 1 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI PERMAINAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Sains Melalui Permainan Pencampuran Warna Pada Anak Kelompok B TK ABA I Gedung Sierad Klaten.

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOSAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PAMARDISIWI MUJA-MUJU YOGYAKARTA.

0 1 111

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN DAKON GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A di TK ARUM PUSPITA TRIHARJO BANTUL.

3 49 193

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK MASYITHOH NGASEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 168