Hakikat Operasi Bilangan KAJIAN TEORI

25 yang sangat dasar, sehingga perlu diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan kepada anak-anak.

F. Pengertian Penjumlahan

Dalam Sudaryanti 2006: 18, prasyarat penjumlahan yaitu anak sudah memahami makna penjumlahan sederhana, pengertian penjumlahan adalah menggabungkan dua atau lebih kelompok benda. Dalam menjumlahkan sebaiknya menggunakan benda konkret yang ada disekitar lingkungan anak, misalkan: kelereng, sedotan, permen, dan lain-lain. Menggunakan benda konkret ini akan memudahkan anak berhitung dan memahami konsep penjumlahan baik penjumlahan dibawah lima atau di atas sepuluh. Tombokan Rantukahu, Selpius Kandau, 2014: 85 berpendapat penjumlahan merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sebaiknya penjumlahan harus dikenalkan sebelum masuk ke SD. Hal ini dilakukan karena setelah mereka masuk SD dan melanjutkan sekolahnya, masalah menyangkut penjumlahan bertambah kompleks, akan tetapi konsep penjumlahan akan tetap sama. Konsep penjumlahan harus dikembangkan dari pengalaman nyata. Dengan cara ini, mereka akan memanipulasi objek-objek dan menggunakan bahasanya yang akan diasosiasikan dengan simbol penjumlahan. Setelah anak-anak berpengalaman dengan objek-objek konkret menyangkut kegiatan bahasa tidak formal maka simbol penjumlahan formal + dapat diperkenalkan. 26 Mochtar A Karim, dkk 1996: 65 berpendapat bahwa penjumlahan adalah menggabungkan dua buah benda atau menggabungkan dua angka. Dalam menjumlahkan tersebut dapat dibalik yaitu anak mencari objek-objek yang digabungkan untuk dijumlahkan. Latihan ini dimulai dahulu dengan bilangan- bilangan kurang dari 6. Contoh anak menghitung, 5=....+.... dengan menggunakan bahan konkret berupa kelereng. Masih dengan pendapat Mochtar A. Karim, dkk setelah pembelajaran penjumlahan menggunakan benda konkret kemudian anak diperkenalkan dengan berbagai model penjumlahan. Salah satu model adalah model batang Dienes. Model lainnya adalah biji-bijian, garis bilangan, timbangan bilangan, dan barisan petak. Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjumlahan adalah kemampuan seseorang menyebutkan hasil dari penggabungan dua benda atau penggabungan dua angka, ini dapat dilakukan dengan menggunakan benda konkret yang bisa anak temukan dilingkungan sekitar sebagai media belajar anak. Selanjutnya konsep penjumlahan dikembangkan dari pengalaman nyata kemudian menggunakan simbol penjumlahan formal yaitu “+ “.

G. Pengertian Pengurangan

Faisal 2015: 2 berpendapat bahwa dalam pengoperasian pengurangan bilangan bulat sering menggunakan tanda minus -. Pengurangan adalah hal dasar yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak mempelajari bagian ini sebagai tahap bagian awal untuk menuju tahap selanjutnya yang lebih kompleks. Konsep dasar pengurangan sangat penting sehingga dalam mengajarkan konsep 27 ini dengan metode yang sederhana akan sangat membantu untuk memahami dan melakukan pengurangan dengan sangat cepat. Sebagai contoh apabila kita mengambil kartu pertama kemudian kartu yang sudah ada di ambil lagi itu yang dinamakan pengurangan. Dalam pengurangan seperti halnya penjumlahan, pengurangan juga harus diperkenalkan dengan pengalaman konkret, model kegiatan yang menggunakan objek-objek dapat dimanipulasi dan penggunaan bahasa informal baru beralih ke bahasa formal. Apabila pengurangan telah dimengerti. Proses pengurangan dimulai dari pengalaman konkret sampai pada simbol matematika pengurangan yaitu -. Pengurangan menurut rumus hitung 2014: 2 adalah mengambil sejumlah angka dari angka tertentu. Misalnya kita punya 5 apel kemudian diambil 3 buah maka apa yang dilakukan disebut dengan pengurangan. Contoh lain ada 5 buah keju dimeja kemudian 1 dimakan habis oleh tikus sehingga sisa 4. Jadi dalam pengurangan terdapat istilah Subtrahend, Minuend, Difference, sebagai contoh pada bilangan 5-3=2, 5 adalah subtrahend, 3 adalah minuend, dan sisanya angka 2 tersebut difference. Menurut Subarinah 2006: 30 pengurangan adalah pengambilan kelompok baru, pada anak usia dini konsep pengurangan yang dikenalkan adalah pengambilan. Pada dasar dalam mengajarkan konsep pengurangan tersebut adalah apabila anak memberikan suatu barang terhadap temannya atau mengambil satu dari gabungan benda atau angka. Cara pengenalan konsep tersebut sama halnya 28 dengan penjumlahan yaitu penggunaan benda konkret dan dilakukan melalui bermain supaya senang dan tidak mudah bosan. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengurangan anak usia dini adalah mampu menyebutkan hasil pemisahan dua buah benda atau pemisahan dua buah angka, sama halnya dengan penjumlahan pengenalan konsep pengurangan juga menggunakan benda konkret proses tersebut kemudian mengenalkan simbol matematika pengurangan yaitu “-“ dan dalam pembelajarannya dengan suasana bermain yang menyenangkan.

H. Pengertian Permainan Dakon

Sukirman 2008: 128 berpendapat bahwa, kata dakon berasal dari kata dhaku dan mendapat akhiran an. Dhaku berarti mengaku bahwa sesuatu itu miliknya. Pada mulanya Dakon adalah permainan anak petani. Namun dalam perkembangan selanjutnya ternyata dakon sudah menjamur ke semua kalangan. Pemain dakon berjumlah dua orang dan murni dilakukan anak-anak. Permainan ini bersifat mendidik cara hidup berumah tangga yang baik harus berhemat, ulet dan teliti. Pada prinsipnya ada lubang untuk sawah dan ada lubang untuk lumbung. Lubang untuk lumbung terletak di ujung kanan dan kiri. Sedangkan lubang untuk sawah terdiri dari dua baris, masing-masing baris sejumlah 5,7,9 atau 11, dan terletak diantara dua lumbung. Lubang untuk sawah lebih kecil daripada lubang untuk lumbung. Sedangkan untuk isiannya dapat digunakan benik buah baju, kecik biji sawo, klungsu biji asam, kerikil, dan lain sebagainya. Jumlah isian 29 ini tergantung dari jumlah-jumlah lubang sawahnya. Dakon bersawah tujuh maka isinya sebanyak 7x7x2=98 biji. Bila bersawah sembilan maka isiannya 9x9x2=162 biji. Bila jumlah sawah sebelas lubang maka diperlukan isian sebanyak 11x11x2=242 biji. Sukirman 2008: 131-132 berpendapat bahwa dalam permaian dakon terdapat istilah Andhok, ngacang, bera. Berikut adalah penjelasannya : a. Andhok Terdapat dua macam andhok yaitu : gotongan atau pikulan dan bedhilan. Apabila pemain A jatuh andhok pada sawah sendiri, sedang sawah musuh yang yang terletak lurus di depannya maka semua isi itu di ambil alih oleh pemain A kemudian dimasukan dalam lumbung, seperti itu yang disebut dengan bedhilan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan gotongan atau pikulan adalah apabila terjadi pada sawah musuh, sedang sawah kiri dan kanannya andhok berisi, maka semua diambil semua kemudian dimasukan dalam lumbung. b. Ngacang Apabila mulai lagi permainan dan ternyata jumlah biji tidak bisa sembilan semua, ada yang kurang dan ada yang lebih dari sembilan maka yang kurang dari sembilan ditempatkan pada sawah dekat lumbung dan itu yang disebut dengan kacangan. Ini berarti menanam kacang, dan ini berfungsi sebagai lumbung kecil. Dalam hal seperti ini maka diisi oleh yang memiliki, tidak diisi oleh lawan dan tidak dapat dibedhil ataupun dipikul. Kacangan tidak mungkin dua sawah, tentu hanya satu tempat.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PENJUMLAHAN MELALUI PERMAINAN DAKON PADA ANAK HIPERAKTIF KELAS III DI SLB

0 5 48

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DAKON DI KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dakon Di Kelompok B TK Mojorejo 1 Kec. Karangmalang Kab. Sragen Tahun 2014/2015.

0 2 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN DAKON DI KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Dakon Di Kelompok B TK Mojorejo 1 Kec. Karangmalang Kab. Sragen Tahun 2014/2015.

0 1 17

UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DAKON KELOMPOK B DI TK Upaya Pengembangan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Tradisional Dakon Kelompok B Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2

0 0 13

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DAKON PADA KELOMPOK B Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dakon Pada Kelompok B Tk Gilirejo I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 0 13

PENDAHULUAN Mengembangkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Dakon Pada Kelompok B Tk Gilirejo I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 1 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI PERMAINAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kemampuan Sains Melalui Permainan Pencampuran Warna Pada Anak Kelompok B TK ABA I Gedung Sierad Klaten.

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOSAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PAMARDISIWI MUJA-MUJU YOGYAKARTA.

0 1 111

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN DAKON GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A di TK ARUM PUSPITA TRIHARJO BANTUL.

3 49 193

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK MASYITHOH NGASEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 168