Sumber Data METODE PENELITIAN

36 tersebut, yang menceritakan tentang Heinrich yang bermimpi berjalan di sebuah tempat yang jauh dan menemukan sebuah bungan berwarna biru. Namun saat ia masih menikmati keindahan bunga itu, ia terbangun karena suara ibunya. Kemudian Heinrich menceritakan mimpinya tersebut kepada ayah dan ibunya. Cerita Heinrich tersebut mengingatkan ayahnya tentang mimpi yang juga pernah ayahnya alami, yaitu tentang sebuah bunga biru. Heinrich pun percaya bahwa mimpinya tersebut memiliki arti. Kisah Heinrich berlanjut ketika ibunya mengajak pergi ke Augsburg untuk mengunjungi kakeknya. Dalam perjalanan, mereka bersama dengan para pedagang dan beberapa teman kakeknya. Akhir kisah Heinrich dalam mencari arti dari blaue Blume yang ada di dalam mimpinya terdapat pada bagian keenam bagian pertama roman. Pada bagian keenam dikisahkan Heinrich sampai di rumah kakeknya, di Augsburg, dan bertemu dengan seorang gadis bernama Mathilda. Dengan melihat wajah Mathilda itu lah Heinrich merasa bahwa blaue Blume yang ada di dalam mimpinya adalah Mathilda dan kemudian Heinrich jatuh cinta kepadanya. Bagian pertama roman diakhiri dengan sebuah Märchen yang diceritakan oleh Klingsohr. Bab kedua atau die Erfüllung merupakan penutup dari kisah roman Heinrich von Ofterdingen, yang diawali dengan puisi yang berjudul Astralis. Dalam roman tersebut di atas, pengarang memunculkan banyak tokoh dengan cerita yang berbeda-beda, dimunculkan secara langsung dan disertai dengan deskripsi. Pada bab pertama dalam kisah perjalanan Heinrich terdapat banyak tokoh. Heinrich adalah tokoh utama dalam cerita roman ini. Selain itu terdapat juga beberapa tokoh pendukung yang berperan penting dalam cerita. Dari 37 tokoh-tokoh itu Heinrich belajar tentang hal-hal penting. Tokoh-tokoh di bab pertama tersebut adalah ibu dan ayah Heinrich, die Kaufleute para pedagang, Zulima, der alten Bergmann dan der Einsiedler, der alte Schwaningkakek Heinrich, Klingsohr dan Mathilda. Pada bab kedua, dalam cerita fabel Klingsohr terdapat beberapa tokoh, yaitu Arctur, Sophie, Freya, Eisen, Eros, ayah dan ibu Eros, Ginnestan, Fabel, der Schreiber, die Sphinx dan die Parzen. Pada bagian akhir ditutup dengan dialog Heinrich dan Sylvester. Di dalam cerita tentu saja selain terdapat tokoh juga terdapat latar tempat dan latar waktu. Latar tempat dalam roman Heinrich von Ofterdingen ini digambarkan dengan jelas oleh pengarang. Tidak hanya terfokus pada satu latar tempat saja, melainkan juga terdapat beberapa latar tempat. Latar tempat yang disajikan oleh pengarang yaitu rumah Heinrich, Kamar Heinrich, sebuah desa, sebuah pusat kota, istanaSchloß dan Augsburg. Latar cerita dimulai dari kamar Heinrich, di mana dia tidur dan bermimpi dan rumah Heinrich ketika ayah dan ibunya bercakap-cakap dengan Heinrich tentang mimpinya. IstanaSchloß muncul di bab keempat roman, ketika Henrich bertemu dengan Zulima. Kemudian sebuah desa, dimana Heinrich dan ibunya bertemu dengan seorang laki-laki tua yang mengajaknya untuk pergi ke sebuah gunung untuk menambang. Di bab keenam sampai bagian kedua roman ini, diperlihatkan bahwa Heinrich, ibunya dan para pedagang sampai di Augsburg, rumah kakek Heinrich. Terdapat juga latar fiksi dalam cerita roman ini, yaitu ketika Klingsohr menceritakan sebuah dongeng dengan beberapa karakter fiksi pula. Latar tempat tersebut adalah Welt des nördlichen Himmels dengan tokoh Arctur, Sophie, Freya dan Eisen; Welt der