LEKSIA 5 Pembagian dan Analisis Leksia

54 Dia menggunakan keuntungan, untuk mengeksplorasi kekuatan dari alam, dan memberitahukan kemampuan anaknya yang mempesona, ... Dengan demikian, laki-laki tua tersebut memanfaatkan alam sekitarnya untuk membuat obat yang dapat digunakan oleh masyarakat. Ia memanfaatkan alam sekitar yang berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan dan dilakukan secara tradisional. Budaya pada zaman yang belum modern tersebut, yaitu dengan meramu obat-obatan secara tradisional mengindikasikan adanya kode kultural KUL. Dengan ditemukannya tiga kode, yaitu kode proairetik PRO, kode hermeneutik HER dan kode kultural KUL, maka dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh laki-laki tua tersebut merupakan sebuah sikap tanggung jawab. Pesan moral yang terkandung dalam leksia ini adalah setiap orang tua harus memiliki rasa tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Setiap orang juga memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan melestarikan alam sekitarnya, serta tanggung jawab dalam hidup berdampingan dengan sesamanya. Hendaknya orang mencintai sesama dan lingkungannya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Semua itu harus dilakukan secara cuma-cuma atau tanpa pamrih. Seperti yang dilakukan oleh tokoh laki-laki tua, ia menasihati orang lain itu berarti bahwa ia peduli terhadap orang lain. Ia juga mau berbagi ilmu dengan orang lain.

7. LEKSIA 7

Leksia ketujuh ini juga terdapat di bagian ketiga. Pada bab tersebut nilai moral yang terkandung adalah sikap jujur dan kemandirian moral yang berupa kebijaksanaan. Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk mengambil sikap moral dan bertindak sesuai dengan moral tersebut. Mandiri secara moral berarti 55 bahwa kita tahu tindakan yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan. Mampu mengambil keputusan dengan sadar dan tahu akan resiko yang mungkin terjadi merupakan bentuk dari kemandirian moral. Contoh sikap bijaksana yang ditunjukkan oleh laki-laki tua dan anaknya terlihat pada narasi berikut. Sie wurden einig, daß der Sohn den andern Morgen auf dem Weg zurückgehn und warten sollte, ob der Stein gesucht würde, wo er ihn dann zurückgeben könnte; sonst wollten sie ihn bis zu einem zweiten Besuche der Unbekannten aufheben, um ihr selbst ihn zu überreichen Novalis, 2013: 37. Mereka sepakat, bahwa anak laki-laki itu harus kembali ke jalan pada pagi berikutnya, apakah batu itu dicari, di tempat dia dapat mengembalikan batu itu; sebaliknya mereka akan menunggu hingga kunjungan kedua dari orang yang tidak dikenal, untuk mengambil batu itu sendiri. Terdapat kisah seorang raja memiliki anak perempuan dan tinggal di istana bersama dengan pelayan-pelayannya. Sang raja sangat menyayangi putrinya. Pada suatu hari putri raja tersebut pergi dengan kudanya ke sebuah taman yang berbatasan dengan hutan. Dia pergi sampai ke dalam hutan dan pada akhirnya ia sampai di sebuah rumah, dimana seorang laki-laki tua tinggal bersama dengan putra semata wayangnya. Oleh karena merasa haus, sang putri masuk ke dalam rumah itu untuk meminta segelas susu. Laki-laki tua dan anaknya menyambut dan melayani sang putri dengan baik. Sampai pada saat sang putri hendak kembali ke kerajaan, si pemuda anak laki-laki tua mengantarnya sampai pada jalan pulang menuju kerajaan. Saat itu si pemuda melihat sebuah benda yang bersinar di depan kakinya. Benda itu adalah sebuah batu merah gelap yang sangat bernilai dan berharga dan kemudian menunjukkan batu itu kepada ayahnya. Mereka berdua sepakat untuk menyimpan batu itu untuk sang putri. Mereka akan menunggu hingga sang putri mengunjungi mereka lagi untuk mencari batu merah itu. Dari 56 rangkaian narasi leksia ini, pembaca dapat memperkirakan aksi yang akan terjadi berikutnya. Serangkaian aksi yang berurutan satu sama lain berdasarkan lima kode semiotik Roland Barthes termasuk dalam kode aksian atau proairetik PRO. Berdasarkan kode proairetik PRO, dapat ditemukan pula kode semik SEM yang terdapat dalam leksia ini. Pada saat pemuda itu menemukan sebuah batu yang berharga, tentu hal ia merasakan kebimbangan di hatinya. Pemuda itu memiliki dua pilihan. Pilihan pertama, ia akan mengambilnya dan menjadikan batu itu miliknya. Pilihan kedua, ia harus mengembalikan batu itu kepada sang putri. Dari narasi di atas ditunjukkan bahwa mereka sepakat untuk mengembalikan batu itu keesokan harinya. Itu berarti, makna dari leksia ini adalah si pemuda telah memberitahukan pada ayahnya bahwa ia menemukan batu yang sangat berharga. Kebimbangan pemuda itu terjawab setelah ia berdiskusi dengan ayahnya. Dalam leksia ini dapat ditemukan kembali sebuah aksi dan sikap yang dilakukan oleh tokoh laki-laki tua dan anaknya, yaitu sikap mengambil keputusan untuk menyimpan batu merah dan mengembalikannya merupakan sebuah sikap kejujuran. Tokoh laki-laki tua dan anaknya memiliki sikap keutamaan moral, yaitu kejujuran yang wajar. Mereka telah bersepakat untuk mengembalikan benda yang bukan milik dan hak mereka. Itu artinya mereka menghormati hak sang putri raja. Meskipun putri raja tidak menuntut haknya untuk dikembalikan, namun laki- laki tua dan anaknya akan menyimpan batu merah itu dan mengembalikannya. Meskipun mereka tidak tahu dimana mereka bisa mengembalikan batu merah itu, mereka tetap akan menunggu hingga ada orang yang mencarinya.