LEKSIA 7 Pembagian dan Analisis Leksia
58 dan melayaninya dengan baik. Sikap rendah hati laki-laki tua tersebut terlihat
padda narasi berikut ini.
Während er eilte ihre wie Geistergesang tönende Bitte zu erfüllen, trat ihr der Alte mit bescheidner Ehrfurcht entgegen, und lud sie ein, an dem
einfachen Herde, der mitten im Hause stand, und auf welchem eine leichte blaue Flamme ohne Geräusch emporspielte, Platz zu nehmen.
Novalis, 2013: 35. Sementara ia bergegas memenuhi kehendak sang putri, laki-laki tua itu
menyapa sang putri dengan penghormatan yang sopan, dan mempersilakannya untuk duduk di perapian mereka yang sederhana, yang
terletak di bagian tengah rumah, dan dimana sebuah api biru tanpa suara menyala.
Kalimat di atas juga merupakan sebuah narasi yang menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh laki-laki tua terhadap putri raja. Ia mempersilakan
putri raja masuk ke dalam rumahnya, memberi hormat kepada sang putri serta melayaninya. Tidak hanya sekedar mempersilakan putri raja masuk, melainkan
juga mempersilakan putri raja untuk duduk di perapian yang terletak di bagian tengah rumah mereka. Melihat tindakan yang dilakukan oleh laki-laki tua tersebut
dapat diketahui bahwa ia tidak merendah-rendahkan diri di hadapan sang putri, melainkan ia menerima diri dan melihat diri apa adanya.
Dari leksia ini kembali dapat ditemukan kode proairetik PRO. Kode tersebut dapat ditemukan karena terdapat aksi atau tindakan yang dilakukan oleh
tokoh laki-laki tua terhadap putri raja. Kode proairetik mengatur alur suatu cerita atau narasi dan menjamin bahwa teks yang bisa dibaca mempunyai sebuah cerita.
Dengan demikian alur cerita yang dinarasikan pada leksia ini menunjukkan adanya kode proairetik. Munculnya kata “perapian” dalam leksia ini
mengindikasikan bahwa terdapat kode kebudayaan atau kode kultural KUL.
59 Seperti yang kita ketahui, bahwa negara-negara Eropa maupun Amerika memiliki
suhu udara yang berbeda dengan suhu udara Indonesia. Di Indonesia orang-orang cenderung membutuhkan pendingin ruangan atau AC, di negara-negara Eropa
orang-orang lebih membutuhkan alat pemanas ruangan. Pada masa romantik saat itu alat-alat masih sangat tradisional. Satu-satunya cara orang-orang Eropa
menghangatkan diri adalah dengan membuat tungku perapian di dalam rumah. Perapian tersebut digunakan saat cuaca dingin dan terletak di ruang keluarga.
Selain berfungsi untuk menghangatkan badan, ruangan yang memiliki tungku perapian tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga
dalam suasana yang hangat. Laki-laki tua itu tidak menolak saat sang putri meminta segelas susu untuk
minum. Justru laki-laki tua itu melakukan apa yang diminta oleh sang putri tanpa basa-basi. Ia langsung mengambil tindakan seolah-olah permintaan sang putri
adalah perintah baginya. Meskipun ia tahu yang datang ke rumahnya adalah seorang putri, ia tetap berusaha melayani putri dengan sebaik-baiknya dan tanpa
rekayasa. Tanpa rekayasa di sini adalah dengan apa adanya. Ia berusaha membuat sang putri untuk merasa nyaman dengan mempersilakan sang putri untuk duduk di
perapian. Dengan demikian kode semiotik yang terdapat dalam leksia ini adalah
kode proairetik PRO dan kode kultural KUL. Berdasarkan hasil analisis leksia kedelapan ini, pesan moral yang terkandung adalah apabila kita melayani dan
melakukan sesuatu untuk orang lain haruslah dengan sikap rendah hati. Sikap rendah hati dapat kita tunjukkan dengan perilaku menghargai dan menganggap
60 orang lain berarti untuk kita. Hal itu akan membuat orang lain merasa gembira
apabila bersama dengan kita.