Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
10 Di dalam roman ini benda-benda bersejarah diproses. Contohnya,
karya Felix Dahn: Ein Kampf um Rom 1876, Franz Werfel: Die vierzig Tage des Musa Dagh 1933.
d. Roman Kriminal Kriminalroman
Sebuah kejahatan dan penjelasannya digambarkan dalam roman. Contohnya, Friedrich Dürrenmatt: Der Richter und sein Henker
1950, Bernhard Schlink: Selbst Justiz 1987. e.
Roman Seniman Künstlerroman Roman ini membahas tentang perjalanan hidup dari seorang seniman
termasuk konfliknya dengan kaum borjuis. Contohnya, karya Eduar Möike: Maler Nolten 1832, Thomas Mann: Der Tod in Venedig
1912, Doktor Faustus 1947, Herman Hesse: Klingsors letzter Sommer 1920
f. Roman Utopis Utopischer Roman
Roman ini berisi tentang masa depan atau yang akan datang, tempat yang belum pernah dijelajahi. Contohnya, karya Thomas Morus:
Utopia 1516, Aldous Huxley: Schöne neue Welt 1932, George Orwell 1984, Christa Wolf: Kein Ort. Nirgends 1979
Roman Heinrich von Ofterdingen merupakan karya dari Novalis pada zaman romantik. Aliran sastra jaman romantik lebih menghasilkan karya-karya
fiksi menggunakan bahasa-bahasa puitis dan romantis. Pada zaman tersebut karya sastra berisi hal-hal yang romantis, idealis dan berandai-andai. Artinya, hanya ada
di angan-angan, tidak nyata dan bertolak belakang dengan kenyataan hidup.
11 Misalnya, ada sebuah kalimat “Gunung pun akan ku daki, lautan akan ku
seberangi, jalan berliku akan aku telusuri bila di sana aku menemukan cinta”. Apabila kita membaca kalimat tersebut dan melihat situasi yang nyata, maka hal
mendaki gunung dan menyeberangi lautan untuk mencari sebuah cinta tidak akan masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Kata-kata dalam kalimat seperti itulah
yang digunakan pada zaman romantik. Dalam roman Heinrich von Ofterdingen terdapat pula kata-kata dan kalimat romantis, contohnya seperti pada kalimat
berikut. “Ach Mathilde, auch der Tod wird uns nicht trennen.”Novalis, 2013:
118 “Ah, Mathilda Bahkan kematian tidak akan memisahkan kita.”
Dengan demikian Roman Heinrich von Ofterdingen termasuk dalam jenis
Utopischer Roman Roman Utopis karena roman tersebut sebagian besar menceritakan tentang tempat-tempat, orang-orang dan kejadian yang jika
dipahami secara logika adalah tidak nyata. Kata romantisme selalu identik dengan realisme. Romantisme dan realisme merupakan dua terminologi yang paling
sering digunakan dalam studi kesusastraan Stanton, 1964: 116-117. Karya sastra zaman romantik ditulis dengan menggunakan sudut pandang filsafat. Romantis
berarti menolak hal-hal yang monoton, bodoh, mapan, dan segala produk artifisial dunia modern. Tujuan akhir dari romantisme adalah mencari dan menciptakan
jenis dunia baru yang mengagungkan alam, emosi, dan individualisme. Karya sastra zaman romantis kerap mengambil latar masa yang sudah lewat, tempat yang
tidak biasa atau di luar jangkauan atau wilayah rekaan yang lokasi sebenarnya tidak jelas. Tokoh-tokoh dalam karya sastra zaman romantik biasanya terisolasi