LEKSIA 11 Pembagian dan Analisis Leksia
69 merupaka simbol dari kerinduan yang tak terpenuhi SIM. Jawaban dari teka-teki
hubungan blaue Blume dengan Mathilda ditemukan dalam kalimat yang diucapkan Heinrich berikut ini.
“Jenes Gesicht, das aus dem Kelche sich mir entgegenneigte, es war Mathildens himmliches Gesicht und nun erinnere ich mich auch, es in
jenem Buche gesehn zu haben. Aber warum hat es dort mein Herz nicht so bewegt?” Novalis, 2013: 105.
“Wajah itu, dari kelopak yang membungkuk ke arahku, itu adalah wajah surgawi Mathilda dan sekarang aku teringat juga bahwa aku melihatnya di
buku. Tetapi mengapa itu tidak terlalu menggerakkan hatiku? O Dia adalah jiwa yang tampak dari nyanyian, seorang anak perempuan yang
layak dari ayahnya. Dia akan melarutkan aku dalam Musik. Dia akan menjadi jiwaku yang terdalam, penjaga api suciku.”
Pada bab pertama bagian pertama juga diceritakan bahwa ayah Heinrich pernah bermimpi tentang bunga yang berwarna biru juga. Oleh karena itu
Heinrich merasa bahwa mimpinya tentang bunga biru memiliki arti. Dari bukti kutipan di atas jelas bahwa Heinrich melihat kelopak bunga biru pada wajah
Mathilda. Hal itulah yang membuat Heinrich jatuh cinta kepada Mathilda. Blaue Blume dalam roman Heinrich von Ofterdingen dapat diinterpretasikan sebagai
simbol dari kerinduan serta cinta yang kemudian terpenuhi. Di situlah letak hubungan antara blaue Blume dengan Mathilda serta teka-teki dari pertanyaan-
pertanyaan Heinrich. Reaksi Heinrich ditunjukkan secara langsung melalui perkataanya, sehingga mengindikasikan adanya kode proairetik PRO. Dengan
demikian dalam leksian ini ditemukan adanya makna lain dari blaue Blume atau menurut Roland Barthes disebut dengan kode semik SEM.
Dalam keutaman moral, suara hati dan kejujuran merupakan hal yang mendasar untuk menjadi orang kuat secara moral. Apa yang telah diucapkan
Heinrich seperti kalimat tersebut di atas merupakan dasar dari tindakan yang akan
70 ia lakukan. Selanjutnya Heinrich memilih tindakan yang tidak bertentangan
dengan suara hati atau keyakinannya. Oleh karena itu dalam leksia ini ucapan Heinrich mengindikasikan adanya keberanian. Ia telah berani untuk mengambil
keputusan dan tidak berbohong terhadap diri dan hatinya bahwa ia jatuh cinta kepada Mathilda.
Dengan demikian kode semiotik yang ditemukan dalam leksia ini adalah kode hermeneutik HER, kode proairetik PRO, kode semik SEM dan kode
simbolik SIM. Pesan moral yang ditemukan dari hasil analisis leksia ini adalah bahwa orang harus berani dalam mengambil keputusan sesuai dengan suara
hatinya. Jangan sampai kita merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga perbuatan yang kita lakukan akan dipandang baik dan diterima oleh orang lain.