Ciri-ciri Konseling Realitas Konseling Realitas

46 yang dimunculkan adalah bertujuan, yaitu dibentuk untuk mengatasi hambatan antara apa yang diinginkan dengan apa yang diperoleh, atau muncul karena dipilih oleh individu. Perilaku manusia, merupakan perilaku total total behavior, terdiri dari doing, thinking, feeling dan psychology Gantina Komalasari, dkk, 2011: 239 –240. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Konseling Realitas dapat dikatakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan oleh guru atau konselor di sekolah dalam rangka mengembangkan dan membina kepribadiankesehatan mental konselisiswa secara sukses, dengan cara memberi tanggung jawab kepada konselisiswa yang bersangkutan.

2. Ciri-ciri Konseling Realitas

Konseling Realitas kontemporer fokus pada hubungan yang tidak baik atau kurang hubungan yang sering menjadi penyebab masalah-masalah konseli. Para konseli boleh mengeluhkan masalah dimana mereka telah mengalami kegagalan seperti tidak mampu mempertahankan pekerjaan, tidak sukses di sekolah, atau tidak memiliki hubungan yang baik. Ketika para konseli mengeluh mengenai bagaimana orang lain memberikan rasa sakit kepada mereka, konselor tidak ikut serta membantu menemukan kesalahan tersebut. Konselor konseling realitas tidak mendengarkan keluhan, menyalahkan, dan mengkritik dengan lama, karena tindakan- 47 tindakan tersebut adalah tingkah laku yang paling tidak efektif dalam daftar tingkah laku kita. Karena konselor konseling realitas memberikan sedikit perhatian terhadap keseluruhan tingkah laku penaklukan-diri, maka mereka cenderung hilang dalam konseling Corey, 2009: 319. Menurut Corey 2010: 265 sekurang –kurangnya ada delapan ciri yang menentukan konseling realitas sebagai berikut : a. Konseling realitas menolak konsep tetang penyakit mental. Ia berasumsi bahwa bentuk-bentuk gangguan tingkah laku yang spesifik adalah akibat dari ketidak bertanggung jawaban. Pendekatan ini tidak berurusan dengan diagnosis-diagnosis psikologis. b. Konseling realitas berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Meskipun tidak menganggap perasaan-perasaan dan sikap-sikap itu tidak penting, Konseling Realitas menekankan kesadaran atas tingkah- laku sekarang. c. Konseling realitas berfokus pada saat sekarang, bukan kepada masa lampau. Karena masa lampau individu itu telah tetap dan tidak bisa diubah, maka yang bisa diubah hanyalah saat sekarang dan masa yang akan datang. d. Konseling realitas menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai. Konseling realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran konseli dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam menentukan apa yan g membantu kegagalan yang dialaminya. 48 e. Konseling realitas tidak menekankan transferensi. Ia tidak memandang konsep tradisional tentang transferensi sebagai hal yang penting. Ia memandang trasferensi sebagai suatu cara bagi konselor untuk tetap bersembunyi sebagai pribadi. Glasser dalam Corey, 2010:266 menyatakan bahwa para konseli tidak mencari suatu pengulangan keterlibatan di masa lampau yang tidak berhasil, tetapi mencari suatu keterlibatan manusiawi yang memuaskan dengan individu lain dalam keberadaan mereka sekarang. f. Konseling realitas menekankan asapek-aspek kesadaran, bukan aspek- aspek ketaksadaran. Konseling Realitas menandaskan bahwa menekankan ketaksadaran berarti mengelak dari pokok masalah yang menyangkut ketidak bertanggung jawabanya konseli dan memaafkan konseli atas tindakannya menghindari kenyataan. g. Konseling realitas menghapus hukuman. Glasser mengingatkan bahwa pemberian hukuman guna mengubah tingkah laku tidak efektif dan bahwa hukuman untuk kegagalan melaksanakan rencana-rencana mengakibatkan perkuatan identitas kegagalan pada konseli dan perusakan hubungan terapeutik. h. Konseling realitas menekankan tanggung jawab. Glasser dalam Corey, 2010: 268 mendefinisikan sebagai “kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan melakukannya dengan cara tidak menurunkan kemampuan individu lain dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan mereka”. Glasser menyatakan bahwa 49 mengajarkan tanggung jawab adalah konsep inti dalam konseling realitas. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling realitas memiliki ciri –ciri dalam penerapannya yaitu: menolak konsep tetang penyakit mental, berfokus pada tingkah laku sekarang alih-alih pada perasaan-perasaan dan sikap- sikap, berfokus pada saat sekarang, bukan kepada masa lampau, menekankan pertimbangan-pertimbangan nilai, tidak menekankan transferensi, menekankan asapek-aspek kesadaran, bukan aspek-aspek ketaksadaran, menghapus hukuman, dan menekankan tanggung jawab.

3. Prosedur dalam Konseling Realitas

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN SELF ESTEEM PADA SISWA YANG MENGALAMI PENGABAIAN ORANG TUA MELALUI KONSELING REALITAS PADA SISWA DI KELAS VIII G SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

3 20 368

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017 2018

25 125 106

PENGEMBANGAN MEDIA WEBSITE LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA.

1 3 134

EFEKTIVITAS STRATEGI MODELING MELALUI KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII DI SMP N 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA.

0 1 157

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEKS ULASAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL.

1 30 207

HUBUNGAN ASERTIVITAS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KOTA MUNGKID, MAGELANG.

5 18 173

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PAKEM.

0 1 266

Efektifitas konseling kelompok teknik assertive training dalam mengurangi perilaku prokrastinasi akademik siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Palu | Mutmainnah | Jurnal Konseling dan Psikoedukasi 6264 20701 1 PB

1 1 10

KONSELING KELOMPOK DENGAN METODE PEER ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII E SMP 1 JATI KUDUS

0 0 23