37
3. Strategi dan Teknik Bercerita pada Anak
Strategi dalam
bercerita digunakan
untuk memudahkan
guru menyampaikan
cerita pada
anak. Muh.
Nur Mustakim
2005:173 mengungkapkan beberapa strategi dalam menyampaikan cerita untuk anak,
diantaranya : a.
Strategi
storytelling
, yaitu penceritaan cerita atau perihal menceritakan cerita. Loban dalam Muh. Nur Mustakim 2005: 174 mengungkapkan
bahwa kegiatan
storytelling
dapat menjadi suatu motivasi untuk mengembangkan daya kesadaran, memperluas imajinasi. Selain itu,
kegiatan ini dapat memperbaiki daya nalar dan memperluas komunikasi anak. Aktivitas
storytelling
memberi sumbangan dalam memahami cerita dan memberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
atau keterampilan berbicara. b.
Strategi penceritaan kembali, adalah kegiatan anak setelah anak memahami cerita dan menceritakan kembali isi cerita Muh. Nur
Mustakim, 2005: 187 yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan dan keterampilan berbicara. Ada tiga hal yang diharapkan
dari kegiatan ini. Pertama, anak mampu menyusun kembali cerita yang disimak dari proses penceritaan. Kedua, anak terampil menggunakan
bahasa lisan melalui kegiatan berbicara produktif. Ketiga anak terampil mengekspresikan perilaku dan dialog cerita dalam simulsi kreatif.
c. Strategi simulasi kreatif adalah salah satu strategi belajar sambil bermain.
Terdapat beberapa tahap dalam strategi ini, di antaranya tahap pembelajaran, tahap interpretasi, dan tahap rekreasi. Anak-anak
diupayakan untuk memahami isi kemudian menafsirkan isi bacaan melalui pertanyaan dari guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman anak, baik dengan alat peraga maupun kerangka skema. Selanjutnya anak mengungkapkan kembali bagian dari cerita Muh. Nur
Mustakim, 2005: 198-199.
Sementara itu, Masitoh, Heny Djoehaeri, Ocih Setiasih 2009: 10.5 memaparkan beberapa teknik yang dapat digunakan guru dalam membacakan
cerita pada anak, di antaranya: a.
Membaca langsung dari buku cerita. Buku cerita harus sesuai dengan karakteristik anak. Bercerita dengan membaca langsung dari buku perlu
memperhatikan teknik membacanya, seperti intonasi suara, lafal, dan ekspresi
38
wajah, agar terlihat menarik Masitoh, dkk., 2009: 10.5 sehingga anak bersedia memperhatikan.
b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku. Teknik ini dapat
dipilih jika cerita yang akan disampaikan terlalu panjang dan terperinci. Bercerita dengan ilustrasi gambar membantu anak memusatkan perhatian pada
jalannya cerita. Ilustrasi gambar yang akan digunakan untuk bercerita hendaknya cukup besar, berwarna, dan menggambarkan jalan cerita yang akan
disampaikan Masitoh, dkk., 2009: 10.5. c.
Menceritakan dongeng. Masitoh, dkk., 2009: 10.5 mengungkapkan bahwa, dongeng dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada
anak dan membantu anak dalam mengenal budaya leluhur. d.
Bercerita dengan menggunakan papan flannel. Teknik bercerita menggunakan papan flannel dapat digunakan jika guru ingin menekankan urutan cerita serta
karakter toko cerita Masitoh, dkk., 2009: 10.6. e.
Bercerita dengan menggunakan media boneka. Bercerita menggunakan boneka tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan mewakili
tokoh-tokoh dalam cerita yang disampaikan, misalnya tokoh anggota keluarga, tokoh satwa dalam sebuah fabel, yang masing-masing menunjukkan
perwatakan tertentu Masitoh, dkk., 2009: 10.6. f.
Dramatisasi suatu cerita. Gordon Browne dalam Masitoh, dkk., 2009: 10.6 menyatakan bahwa, dramatisasi crita merupakan teknik bercerita dengan
memainkan perwatakan tokoh-tokoh dalam suatu cerita yang disukai anak.
39
g. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan. Masitoh, dkk., 2009: 10.7
menyatakan bahwa bercerita dengan teknik ini memungkinkan guru untuk berkreasi menciptakan berbagai macam cerita dengan memainkan jari-jari
tangannya. Berdasarkan kajian di atas, strategi penyampaian bercerita berkaitan
dengan metode cara yang digunakan guru dalam membacakan cerita kepada anak untuk kemudian mengharapkan umpan balik dari anak. Sedangkan teknik
bercerita berkaitan dengan berbagai media yang dapat digunakan guru untuk memudahkan penyampaian cerita pada anak serta sebagai medium untuk
mengembangkan keterampilan berbicara pada anak. Dalam penelitian ini, berbagai kegiatan yang berkaitan dengan metode
bercerita akan diberikan kepada anak, seperti menceritakan kembali, melanjutkan sebagian cerita, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri oleh
anak, dan lain-lain. Harapannya, melalui berbagai jenis kegiatan bercerita yang dilakukan guru, keterampilan berbicara anak dapat meningkat.
4. Bentuk-bentuk Kegiatan Bercerita