44
berkomunikasi lisan. Memberikan
reward
baik verbal maupun nonverbal akan semakin menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena anak tertarik dan
termotivasi untuk dapat melakukan apa yang diminta guru.
C. Pembelajaran Keterampilan Berbicara
1. Pembelajaran Keterampilan
Jacobsen, Eggen, Kauchak 2009: 197 mengemukakan bahwa, suatu keterampilan yang hendak diajarkan kepada siswa bisa jadi akan lebih efektif dan
efisien dalam hal waktu dan tenaga apabila pengajarannya berpusat pada guru. Dalam hal ini, guru bertanggung jawab untuk membimbing pembelajaran melalui
pemodelan, menjelaskan untuk membangun pemahaman siswa, dan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
feedback
dari siswa, untuk kemudian siswa mempraktikkan keterampilan tersebut untuk mengembangkan otomatisitas
automaticity
. Strategi pengajaran yang berpusat pada guru dirancang dengan
menyesuaikan kepribadian, gaya, dan kebutuhan siswa. Menurut Eggen Kauchak dalam Jacobsen, dkk., 2009: 198, pengajaran langsung
direct instruction
merupakan salah satu strategi pengajaran yang berpusat pada guru. Jacobsen, dkk., 2009: 203 menyatakan bahwa dalam pengajaran langsung
terdapat empat tahap yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan, di antaranya:
a. Pengenalan dan
Review
. Dirancang untuk menarik perhatian siswa, mendorong siswa untuk masuk ke dalam pelajaran, dan mengingatkan siswa tentang materi
45
yang telah dipelajari sebelumnya. Pengenalan dimaksudkan untuk menjelaskan tujuan yang akan dicapai dan diperoleh dari pelajaran. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran pada anak usia dini, tahap pengenalan dan
review
ini dilaksanakan saat kegiatan awal yang mencakup apersepsi dan penyampaian
tujuan pembelajaran. b.
Pengembangan Pemahaman. Pengembangan pemahaman merupakan bagian dari pengajaran langsung di mana guru menjelaskan materi dan merupakan
tahap terpenting. Dalam hal ini, guru mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
feedback
dari siswa, memastikan bahwa siswa telah memahami seperti apa yang diharapkan guru. Dalam mempelajari suatu keterampilan,
tugas guru adalah memahamkan siswa mengenai apa yang akan diajarkan dan bagaimana cara mempelajarinya.
c. Praktik Terbimibing. Praktik terbimbing memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencoba keterampilan baru. Guru bertugas mengawasi siswa kemudian memberi umpan balik tentang kemajuan pembelajaran. Ketika
mempelajari suatu keterampilan, mempraktikkannya menjadi hal yang wajib dilakukan. Terlebih untuk anak usia dini, belajar keterampilan harus sambil
dilakukan
learning by doing
, karena anak belajar melalui pengalaman melakukan aktivitas, seperti pernyataan Dewey Tadkiroatun Musfiroh, 2005:
33. Dewey Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 24 juga menyatakan bahwa anak akan dapat menguasai suatu keterampilan ketika ia memiliki kesempatan untuk
berpraktik. Jadi, belajar akan terjadi ketika anak terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan.
46
d. Praktik Mandiri. Menurut Cooper, Robinson Patall, 2006; Marzano
Pickering, 2007 dalam Jacobsen, dkk., 2009: 205, praktik mandiri dalam mempelajari suatu keterampilan akan memperkuat pengembangan pemahaman
dan keterampilan siswa. Dalam hal ini, guru mengurangi intensitas bimbingan yang diberikan pada siswa.
Berdasarkan kajian di atas, dalam menstimulasi keterampilan, khususnya bicara anak, guru perlu memberikan contoh. Contoh dalam hal ini berarti sangat
luas, dapat berupa contoh sikap yang baik ketika berbicara, yang sesuai dengan aturan berkomunikasi secara lisan, maupun contoh-contoh ujaran yang nantinya
akan diimitasi oleh anak. Selain itu, mengembangkan pemahaman anak mengenai pentingnya berbicara secara wajar dan bagaimana cara mempelajarinya, menjadi
hal yang penting karena anak akan memahami konsep tersebut untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal terpenting dalam mempelajari keterampilan adalah mempraktikkannya secara langsung baik terbimbing ketika pembelajaran dan guru masih dapat
memberikan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan, maupun praktik mandiri dimana pengawasan guru sedikit dilonggarkan. Mempelajari
keterampilan harus sambil melakukan
learning by doing
, karena anak belajar melalui pengalaman melakukan aktivitas, dan dalam hal ini adalah aktivitas
berbicara, baik monolog maupun dialog. Anak akan lebih mudah memahami suatu konsep ketika ia mempraktikkannya secara langsung. Konsep dalam hal ini adalah
konsep mengenai keterampilan berbicara, bagaimana kata tersusun menjadi kalimat, dan menggabungkan beberapa unsur kalimat sehingga dapat dipahami
47
oleh orang yang mendengar. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpraktik dan terlibat secara aktif dalam kegiatan akan semakin mempermudah
suatu keterampilan tersebut untuk dikuasai anak.
2. Pembelajaran untuk Keterampilan Berbicara