11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Yuda M. Saputra Rudyanto 2005: 7 mengemukakan bahwa, keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti
motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, serta afektif nilai-nilai moral, dan keterampilan-keterampilan itulah yang nantinya dibutuhkan anak-anak TK
untuk menghadapi tantangan masa depan. Bicara menurut Depdikbud dalam Suhartono 2005: 20 adalah suatu
penyampaian maksud ide, pikiran, gagasan, atau isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami
oleh orang lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Daeng Nurjamal, Warta Sumirat, Riadi Darwis 2011: 24 yang mengungkapkan bahwa berbicara adalah
kemampuan seseorang mengemukakan gagasan-pikiran, pendapat, pandangan secara lisan-langsung kepada orang lain baik bersemuka-bertatap muka langsung
maupun tidak langsung, misalnya melalui media radio, televisi. Berbicara adalah suatu ujaran, yaitu sebagai suatu cara berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata Tarigan dalam Gusdi Sastra,
2011: 150. Seseorang dapat menyampaikan pendapat, informasi, dan perasaan ketika berbicara, sehingga orang lain dapat memahami maksud dan keinginan
mengenai apa yang dibicarakan. Sementara itu, keterampilan berbicara menurut
12
Iskandarwassid Dadang Sunendar 2008: 241 pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan
kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Bicara anak menurut Suhartono 2005: 22 adalah suatu penyampaian
maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan mendengar di sekitarnya. Nurbiana
Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusniaty 2008: 3.6 menyatakan bahwa, berbicara bukan sekadar pengucapan kata atau bunyi, melainkan suatu alat
untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Jadi, dalam berbicara, seseorang perlu
memperhatikan berbagai faktor agar maksud dari apa yang dibicarakan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Terdapat beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang, terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Nurbiana
Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusniaty 2008: 3.6 mengungkapkan beberapa faktor kebahasaan yang meliputi: a ketepatan ucapan; b penempatan
tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; c pilihan kata; d ketepatan sasaran pembicaraan. Selanjutnya faktor non kebahasaan meliputi: a sikap tubuh,
pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat; b kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain; c kenyaringan suara dan kelancaran
dalam berbicara; d relevansi, penalaran dan penguasaan topik. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sabarti Akhadiah,
Mukti U.S, Maidar G. Arsjad, Sakura N, Ridwan, Zulfanur Z.F. 1992 1993:
13
154. Beberapa faktor kebahasaan dalam berbicara antara lain: a pelafalan bunyi; b penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme; c penggunaan kata dan
kalimat. Selanjutnya faktor non kebahasaan meliputi: a kenyaringan suara; b kelancaran; c sikap berbicara; d gerak-gerik dan mimik muka; e penalaran; f
santun berbicara. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dalam penilaian keterampilan
berbicara haruslah didasarkan pada aspek kebahasaan dan atau non kebahasaan. Hal tersebut bertujuan untuk membantu guru melakukan penilaian terhadap anak
didiknya, yaitu dengan mengacu pada pedoman-pedoman yang telah disusun sebelumnya. Dalam penelitian ini, indikator yang akan dijadikan penilaian
keterampilan berbicara juga mengacu pada kedua pendapat di atas. Akan tetapi peneliti hanya berfokus pada aspek kebahasaan, sebagai berikut:
a. Pelafalan bunyi tepat dan jelas. Kata-kata yang diucapkan anak ketika
berbicara harus sesuai dengan bunyi sebenarnya, dan jelas dalam melafalkannya.
b. Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme dalam berbicara tepat.
Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai merupakan salah satu faktor penentu dalam keefektifan berbicara. Apakah anak sudah bisa
memberikan penekanan pada kata-kata tertentu, atau hanya datar saja. Apakah anak terlalu banyak diam sehingga jangka atau durasi berbicara menjadi sangat
lama, atau anak lancar berbicara. c.
Pilihan kata tepat. Dalam berbicara, pilihan kata yang digunakan oleh siswa menjadi sesuatu yang patut diperhatikan oleh guru. Oleh karena itu, guru perlu
14
mengoreksi pemakaian kata yang kurang tepat atau kurang sesuai untuk menyatakan makna dalam situasi pemakaian tertentu.
d. Penggunaan kalimat dengan struktur yang benar. Kalimat yang digunakan oleh
siswa harus diperhatikan. Apakah siswa menggunakan struktur kalimat yang benar sesuai kaidah berbahasa, atau justru terbalik-balik.
Mengungkapkan bahasa merupakan salah satu kemampuan berbahasa anak secara lisan. Menurut contoh pengembangan indikator yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, salah satu Tingkat Pencapaian Perkembangan pada anak usia 5-6 tahun
dalam hal mengungkapkan bahasa adalah dapat melanjutkan sebagian cerita yang telah diperdengarkan. Berbagai indikator pengembangan kegiatan bercerita dari
TPP tersebut antara lain: bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas; mendengarkan dan menceritakan
kembali cerita secara urut; dan melanjutkan cerita yang telah didengar sebelumnya. Berbagai indikator pengembangan kegiatan tersebut nantinya akan
diberikan pada anak untuk menstimulasi keterampilan berbicaranya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan keterampilan berbicara dalam
penelitian ini adalah kemampuan anak menyampaikan maksud secara lisan dengan melafalkan bunyi secara tepat dan jelas, memberi penekanan pada kata
tertentu dengan jeda bicara yang tepat, memilih kata-kata yang tepat, dan menggabungkannya menjadi struktur kalimat yang baik. Kemampuan anak
tersebut dinilai menggunakan berbagai pengembangan kegiatan bercerita yang akan diberikan pada anak.
15
2. Tahapan Perkembangan Bicara Anak