29
B. Metode Bercerita
Seperti yang telah dipaparkan pada kajian sebelumnya di mana salah satu tes kompetensi berbicara yang dapat digunakan untuk menstimulasi keterampilan
berbicara peserta didik adalah dengan bercerita. Menurut Nurbiana Dhieni, dkk., 2008: 6.6, bercerita merupakan suatu metode pengembangan bahasa yang dapat
mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikologis bagi anak Taman Kanak-kanak sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu, pada kajian
berikutnya akan peneliti paparkan mengenai konsep metode bercerita.
1. Pengertian Metode Bercerita
Metode menurut Trianto 2011: 87 merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Bercerita menurut Bachtiar S. Bachri 2005: 10 adalah menuturkan
sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan
pengetahuan kepada orang lain. Bercerita dalam konteks pembelajaran anak usia dini dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan
potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam
bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Pendapat lain mengenai bercerita diungkapkan oleh Moeslichatoen, 1995:
170, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang
disampaikan. Sementara itu, Nurbiana Dhieni, dkk., 2005: 6.4 menjelaskan kegiatan bercerita di Taman Kanak-kanak adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru kepada anak didik untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menarik.
30
Metode bercerita menurut Moeslichatun dalam Bachtiar S. Bachri 2005:10 adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman
Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan. Sementara itu, menurut Trianto 2011: 94, metode bercerita adalah berupa kegiatan menyimak
tuturan lisan yang mengisahkan suatu peristiwa dimana metode ini bermanfaat untuk mengembangkan daya imajinasi, daya pikir, emosi, dan penguasaan bahasa
anak. Pendapat lain mengenai pengertian metode bercerita dikemukakan oleh Nurbiana Dhieni, dkk., 2005: 6.5, yaitu cara penyampaian atau penyajian materi
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-kanak.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan suatu upaya pemberian pengalaman belajar dari guru kepada
anak untuk mengembangkan daya imajinasi, daya pikir, dan emosi, serta upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak salah satunya keterampilan
berbicara. Dalam bercerita terdapat kegiatan bercakap-cakap menyampaikan gagasan maupun pendapat dalam bentuk lisan. Sebagai contoh, metode bercerita
dapat dikembangkan dalam kegiatan tanya jawab dimana anak diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita. Selain itu, dapat pula meminta
anak untuk mengungkapkan gagasan menggunakan bahasanya sendiri melalui kegiatan bercerita kembali atau melanjutkan sebagian cerita yang telah
disampaikan guru sebelumnya, menceritakan pengalaman secara sederhana terkait tema maupun cerita yang telah dibacakan, bercerita tentang gambar yang
disediakan atau dibuat sendiri, dan jenis kegiatan lainnya. Melalui metode
31
bercerita yang dilakukan guru, anak termotivasi untuk mengungkapkan pendapat dan gagasannya secara lisan di mana hal tersebut dapat membantu meningkatkan
keterampilan anak dalam berbicara.
2. Manfaat Metode Bercerita