Pengembangan Karakter Kebangsaan Pada Siswa.

29 rasa curiga dan kebencian satu sama yang lain, penggunaan bahasa Indonesia yang semakin memburuk, berkembangnya perilaku menyimpang dikalangan pemudah narkoba, pornografi, pernoaksi, dll. Kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing, melemahnya idealisme, patriotisme, serta mengendapnya spirit of nation, meningkatkan sikap pragmatisme dan hedonism, serta semakin kabur pedoman yang berlaku, dan sikap acu tak acu terhadap pedoman ajaran agama. Oleh karena itu dalam mengangkat kembali nilai-nilai kebangsaan khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi UUD Negara RI Tahun 1945, demi meneguhkan kembali jati diri bangsa dan membangun kesadaran tentang sistem kenegaraan yang menjadi konsensus nasional, sehingga diharapkan bangsa Indonesia dapat tetap menjaga keutuhan dan mampu menegakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditengah terpaan arus globalisasi yang bersifat multidimensial.

5. Pengembangan Karakter Kebangsaan Pada Siswa.

1 Budaya Sekolah Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga kependidikan dengan pendidik dan peserta didik, dan antar anggota kelompok masyarkat dengan warga sekolah Kemendiknas, 2010: 19 Interaksi internal kelompok dan antar kelompok terikat oleh berbagi aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku disuatu sekolah. 30 Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah. Selain itu, budaya sekolah diyakini merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Menurut penelitian Jereonsttasin tentang pengaruh sekolah terhadap perkembangan anak, ditemukan empat hal utama input dan output yang saling mempengaruhi. Yang terpenting adalah iklim budaya sekolah. Jika suasana sekolah penuh kedisiplinan, kejujuran, kasih sayang maka hal ini akan menghasilkan output yang diinginkan berupa karakter yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada saat yang sama guru akan merasakan kedamaian dan suasana sekolah seperti itu akan meningkatkan pengelolaan kelas http:Katresna72. Wordpress. com, diakses tanggal 11 Februari 2015 jam 12. 40 2 Integrasi Nilai dalam Kegiatan Intrakurikuler dan Kokurikuler. Menurut Kansil 2011 : 229 perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah yaitu : a. Kegiatan rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatannya adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan kuku, telinga, rambut, dan lain-lain pada setiap hari senin, 31 beribada bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu gurutenaga kependidikan yang lain dan sebagainya. b. Kegiatan spontan Kegiatan spontan merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga, dan apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat tersebut guru harus lansung melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik tersebut. Contoh kegiatan ini adalah membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi, melakukan bullying, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh dan sebagainya. c. Teladan Keteladanan merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan- tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik. d. Pengkondisian. 32 Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan, maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan-kegiatan di sekolah. Sekolah harus mencerminkan kehidupan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai yang dinginkan oleh bangsa. 3 Pembiasaan Perilaku Bermuatan Nilai. Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, sekolah harus menerapkan totalitas pendidikan dengan mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas dan kegiatan. Sehingga seluruh apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh siswa adalah pendidikan. Selain menjadikan keteladanan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan nilai-nilai juga sangat penting. Lingkungan pendidikan itulah yang ikut mendidik. Penciptaan lingkungan di sekolah dapat melalui penugasan, pembiasaan, pelatihan, pengajaran, pengarahan, dan keteladanan. Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai contoh dalam kegiatan kepaduan kepramukaan SIT, terdapat pendidikan kesederhanaan, kemandirian, kesetiakawanan, dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan olaraga terdapat pendidikan kesehatan jasmani, penanaman sportivitas, kerja sama team work dan kegigihan untuk berusaha. Pengaturan kegiatan di sekolah ditangani oleh organisasi pelajar yang berbagi dalam banyak bagian, seperti ketua, sekertaris, bendahara, keamanan, pengajaran, penerangan, koperasi dapur, kantin 33 pelajar, bersih lingkungan, pertemanan, kesenian, keterampilan, olaraga, dan penggerak bahasa. Sementara itu pada level asrama ada organisasi sendiri, terdiri ketua asrama, bagian keamanan, penggerak bahasa, kesehatan, bendahara, dan ketua kamar. Seperti klub olaraga dan kesenian juga mempunyai struktur organisasi sendiri, sebagaimana dibentuk stuktur keorganisasian. Seluruh kegiatan yang ditangani oleh organisasi pelajar ini dikawal dan dibimbing oleh para guru staf pembantu siswa, dengan dukungan guru-guru senior yang menjadi pembimbing masing-masing kegiatan.

6. Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan Siswa