52
diterimanya, dan memiliki kemampuan untuk menyeleksi dan menentukan budaya  mana  saja  yang  bermanfaat  untuk  memperkaya  wawasan
budayanya, dan menolak atau menyingkirkan budaya yang dianggap tidak ada manfaanya atau bahkan akan merusak budayanya sendiri.
A.  Peran Keluarga
Sekalipun  demikian  perlu  ditekankan  pula  bahwa  pendidikan  yang berwawasan budaya dan etika, pendidikan karakter atau pendidikan budi
pekerti tidak akan  berhasil baik jika pelaksanannya hanya dilakukan oleh sekolahpemerintah. Pendidikan budi pekerti harus dimulai dari sejak anak
berada  dalam  lingkungan  keluarga,  sehingga  peran  keluarga  dalam pendidikan  berbudaya  dan  beretika  ini  adalah  sangat  penting.  Keluarga
adalah pendidik yang pertama dan utama dalam mendidik budipekerti bagi anak-anak  bangsa.  Tanpa  peran  aktif  keluarga,  pendidikan  yang
berwawasan budaya dan etika, pendidikan budi pekerti ataupun pendidikan karakter  pada  anak  tidak  akan  memperoleh  hasil  yang  memuaskan.
Keluarga  menjadi  penanggung  jawab  pertama  dan  utama  dalam memberikan pendidikan budi pekerti bagi anak, terutama sejak anak berada
dalam  lingkungan  keluarga,  mengingat  waktu  yang  dimiliki  anak  didik banyak dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat
di sekitar tempat tinggalnya. Pembangunan  pendidikan di  Indonesia  harus  berwawasan  budaya
Indonesia  dan  beretika.  Kebudayaan  nasional  Indonesia  merupakan konsep  yang  secara  terus-menerus  berproses  mencari  bentuk,  artinya
belum  ada  bentuk  final  mengenai  apa  itu  kebudayaan  Indonesia. Dinyatakan  oleh  Ki  Hajar  Dewantara,  bahwa  Kebudayaan  Nasional
Indonesia  adalah  merupakan  puncak-puncak  kebudayaan  daerah,  yang merupakan  sari-sari  kebudayaan  daerah.  Jika  kebudayaan  daerah
berkembang,  maka  kebudayaan  nasional  juga  akan  mengalami perkembangan  menuju  kondisi  yang  lebih  baik.  Sebagai  konsekuensi
53
interaksi  dengan  kebudayaan-kebudayaan  dunia,  serta  interaksi  yang terjadi  antar  bangsa-bangsa  di  dunia,  maka  kebudayaan  nasional
Indonesia akan berproses secara terus-menerus. Budaya,  adat  istiadaat,  kebiasaan  dan  praktik-praktik  kehidupan
bermasyarakat yang baik yang dianut oleh sekelompok warga masyarakat harus  dilestarikan  dan  bahkan  dikembangkan  dalam  pendidikan.
Penghayatan  terhadap  budaya  yang  baik  menjadi  wilayah  tugas  dan kewajiban  masyarakat,  sekolah  dan  keluarga  untuk  melestarikan  dan
mengembangkannya  sebagai  kekayaan  budaya  nasional  yang  dapat memberikan pembelajaran bagi anak didik di masa yang akan datang.
Tujuan  pendidikan  berwawasan  budaya  yang  dimaksud  adalah pendidikan yang diarahkan untuk menghasilakan lulusan yang berbudaya,
yang  merupakan  manusia  yang  mampu  menguasai  diri.  Penguasaan  diri merupakan  tujuan  pendidikan  budi  pekerti,  yang  disebut  keadaban,  jadi
manusia beradab adalah manusia yang mampu menguasai diri.
B.  Peran Pemerintah