53
interaksi dengan kebudayaan-kebudayaan dunia, serta interaksi yang terjadi antar bangsa-bangsa di dunia, maka kebudayaan nasional
Indonesia akan berproses secara terus-menerus. Budaya, adat istiadaat, kebiasaan dan praktik-praktik kehidupan
bermasyarakat yang baik yang dianut oleh sekelompok warga masyarakat harus dilestarikan dan bahkan dikembangkan dalam pendidikan.
Penghayatan terhadap budaya yang baik menjadi wilayah tugas dan kewajiban masyarakat, sekolah dan keluarga untuk melestarikan dan
mengembangkannya sebagai kekayaan budaya nasional yang dapat memberikan pembelajaran bagi anak didik di masa yang akan datang.
Tujuan pendidikan berwawasan budaya yang dimaksud adalah pendidikan yang diarahkan untuk menghasilakan lulusan yang berbudaya,
yang merupakan manusia yang mampu menguasai diri. Penguasaan diri merupakan tujuan pendidikan budi pekerti, yang disebut keadaban, jadi
manusia beradab adalah manusia yang mampu menguasai diri.
B. Peran Pemerintah
Hal yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain di dunia adalah budaya, jalan hidup dan keindonesiaan kita. Ada identitas dan
kepribadian yang membuat bangsa Indonesia khas, unggul, dan tidak mudah goyah. Keindonesiaan tercermin dalam sikap pluralisme,
kebhinekaan, kekeluargaan, kesatuan, toleransi, sikap moderat, keterbukaan, dan kemanusiaan. Oleh karena itu peran pemerintah sangat
penting untuk menjaga ini semua. Pesan presiden pertama RI Bung Karno yang menggelorakan tema
besar “nation and character building” pernah berpesan kepada kita bangsa Indonesia, bahwa tugas berat untuk mengisi kemerdekaan adalah
membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli .H.
Soemarno Soedarsono, 2009: sampul.
54
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010 disebutkan bahwa 1 karakter merupakan hal yang sangat esensial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa; 2 karakter berperan
sebagai ”kemudi” dan kekuatan, sehingga bangsa ini tidak terombang- ambing; 3 karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun
dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Dalam proses pembangunan karakter bangsa ini harus difokuskan pada tiga tataran
besar: 1 untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa, 2 untuk menjaga keutuhan NKRI, dan 3 untuk membentuk manusia dan
masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan bangsa yang bermartabat Udin S. Winataputra, 2010: 1
C. Kurikulum Tersembunyi Hidden Curriculum
Setiap kurikulum sekolah selalu memiliki komponen yang tidak dirumuskan dengan jelas dalam bentuk materi pembelajaran, namun
mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada anak didik, yang disebut kurikulum tersembunyi hidden curriculum. Bahkan telah
sejak lama para pendidik moral etika meyakini bahwa kurikulum tersembunyi berpengaruh terhadap perkembangan moral anak didik
Watson, 2014: 289. Kurikulum tersembunyi mewujud dalam sikap dan kedisiplinan pendidik dan komponen lembaga pendidikan yang lain, serta
dalam sistem pengelolaan kelas bagi perkembangan moral anak didik. Dalam perspektif ini, pendidik memandang anak didik sebagai mitra dalam
pembelajaran dan sosialisasi anak didik itu sendiri. Dengan berorientasi pada perkembangan anak didik ini, maka
semua pembelajaran yang juga mencakup pembelajaran moral harus melibatkan konstruksi suatu makna oleh anak didik yang dibantu oleh
interaksi sosial. Semua pembelajaran yang mencakup pembelajaran moral, yang paling baik seharusnya berlangsung dalam suatu komunitas, yang
digambarkan sebagai komunitas moral yang peduli dan demokratis 290.
55
Sosialisasi dan interaksi sosial dalam pengelolaan kelas yang didasarkan pada pemaksaan, sebagaimana yang terjadi dalam kelas-kelas tradisional,
lebih mungkin merusak bukannya meningkatkan perkembangan moral anak didik. Interaksi sosial dalam kelas yang dikelola oleh pendidik
difokuskan pada membangun kemampuan empati dan motivasi intrinsik untuk belajar kooperatif dengan mengandalkan bimbingan, penjelasan,
arahan dan perbaikan sikap mana kala anak didik melakukan perbuatan tidak terpuji, dan bukan memberikan hukuman.
Kohlbe rg berpendapat bahwa di setiap sekolah ada ‘kurikulum
tersembunyi’ hidden curriculum, yang merupakan sistem norma dan nilai yang mengatur perilaku dan disiplin di sekolah 518. Kohlberg
menghendaki bisa mengubah kurikulum tersembunyi ini menjadi kurikulum yang didasarkan pada keadilan dan pemerataan. Agar anak didik mampu
memahami dan merasakan keadilan, maka anak didik harus diperlakukan secara adil dan didorong untuk bertindak adil. Pelaksaan konsep inipun
dapat dikelompokkan ke dalam wilayah manajemen kelas, yang pelaksanaannya di lapangan menjadi tanggung jawab manajer kelas, yaitu
guru. Dengan demikian diharapkan dalam pendidikan yang berwawasan budaya dan beretika, pendidik mampu melaksanakanmengorganisasikan
kelas yang dapat mempromosikan perlakuan adil bagi semua anak didik, dan pendidik harus mampu menjadi teladan dalam memperlakukan secara
adil semua anak didik dalam kelas, agar masing-masing anak didik dapat berlaku adil kepada sesama anak didik yang lain.
Model-model interaksi antara warga sekolah, antara pendidik dengan anak didik, antar sesama pendidik, antara pendidik dengan
pimpinan sekolah, dan interaksi antara komponen-komponen sekolah yang lain dapat diamati secara langsung oleh anak didik. Anak didik
mengobservasi semua kejadian yang disaksikan dalam interaksi komponen-komponen di latar sekolah, kemudian meniru. Oleh karena itu
para orang dewasa di dalam lingkungan sekolah harus dapat menjadi teladan bagi anak didik dalam berperilaku, sehingga hasil observasi anak
56
didik yang akan ditiru merupakan nilai-nilai kebaikan yang sengaja akan ditanamkan kepada mereka. Nilai-nilai ttg disiplin, keadilan, membangun
empati, motivasi intrinsik untuk melakukan kebaikan, menekankan kerja sama saling membutuhkan dan saling menghormati, melalui keteladanan
dalam memperlakukan anak didk secara adil, disiplin dalam setiap kegiatan, santun dalam bertutur kata, menyukai keindahan keteraturan,
ketertiban, dlsb. semuanya yang dilakukan oleh semua komponen sekolah menjadi kurukulum tersembunyi yang dapat mendidik anak mengikuti dan
melaksanakannya.
D. Materi Kurikulum Bidang Kognitif