63
disajikan dan dikuasai oleh anak didik untuk merealisasikan suatu keadaan yang diinginkan, serta cara bagaimana bahan ajar akan disampaikan atau
diajarkan kepada anak didik. Dengan mengingati dinamika lingkungan dan kondisi aktual bangsa,
maka perubahanpembaharuan kurikulum merupakan kegiatan yang biasa terjadi, bahkan seharusnya dilakukan untuk menyesuaikan dan
mengantisipasi perkembangan yang sedang dan yang akan terjadi dalam lingkungan masyarakat lokal, regional maupun global. Perubahan atau
kemajuan suatu masyarakatbangsa menentukan arah dan tujuan pembangunan bidang pendidikan masyarakat tersebut, dan perubahan
tujuan pendidikan
merupakan kondisi
awal diperlukannya
perubahanpembaharuan kurikulum.
B. Pengertian Kurikulum
Banyak pakar mendefinisikan kurikulum dengan berbagai pandangan masing-masing. Dengan mencermati berbagai pandangan dan
pendefinisian yang diperoleh dari para pakan akan diperoleh pemahaman yang saling melengkapi satu sama lain dari sudut pandang yang para pakar
ingin kemukakan. Gagne memberikan definisi tentang kurikulum sebagai berikut:
‘curriculum is a sequence content units arranged in such a way that the learning of each unit may be accomplished as a single act provided the
capabilities described by specific prior units in the sequence have already been learned by the learner. Oliver, 1977. Menurut pandangan Gagne,
kurikulum merupakan serangkaian materi pembelajaran yang disusun sedemikain rupa sehingga mempelajari setiap unit sebagai suatu kegiatan
yang dapat memberikan kemampuan yang dispesifikasikan oleh unit sebelumnya yang telah dipelajari oleh anak didik.
Stenhousen menyatakan pendapatnya tentang kurikulum sebagai berikut: ‘basically the curriculum is what happens to children in school as a
result of what teachers do. It includes all of the experiences of children for
64
which the school should accept responsibility Stenhousen, 1984: 2. Menurut Stenhousen, kurikulum mencakup pengalaman-pengalaman yang
diberikan kepada anak didik sebagai tanggung jawab yang diterima sekolah. Kurikulum pada dasarnya adalah apa yang terjadi pada diri anak
didik sebagai akibat dari kerja yang dilakukan oleh guru dalam organisasi yang dinamakan sekolah.
Orstein dan Hunkins 2004 menyatakan bahwa ‘curriculum is defined as a plan for action or a written document that includes strategies
for achieving desired goals or ends. ‘. . . as a plan for providing sets of learning opportunities for persons to be educated’. Selanjutnya dinyatakan
bahwa ‘curriculum can be defined broadly as dealing with the experiences of the learner’. Jadi yang dimaksud kurikulum, menurut Orstein dan
Hunkins, adalah rencana kerja atau dokumen tertulis yang mencakup
strategi-strategi untuk mencapai tujan akhir yang diinginkan. Kurikulum merupakan perencanaan untuk memberikan kesempatan pembelajaran
bagi mereka yang dididik. Secara luas dinyatakan bahwa kurikulum adalah mengenai atau berkenaan dengan pengalaman-pengalaman untuk anak
didik. Dengan cakupannnya yang luas ini maka sesungguhnya kurikulum juga meliputi komponen-komponen yang ada di luar lingkup sekolah, tetapi
dirancang sebagai pengalaman belajar bagi anak didik Orstein dan Hunkins, 2004: 10.
Stepherd dan Ragan memberikan definisi mengenai kurikulum sebagai berikut: ‘the curriculum consists of the ongoing experiences of
children under the guidance of the school. It represents a special environment … for helping children achieve self-realization through active
participation within the school. Dalam definisi ini kurikulum dikaitkan dengan
lingkungan tertentu yang berupa pengalaman-pengalaman bagi anak didik di bawah bimbingan sekolah. Pengalaman-pengalaman tersebut mewakili
lingkungan tertentu untuk menolong anak didik merealisasikan diri melalui partisipasi aktif dalam sekolah.
65
Dikatakan oleh Orstein dan Hunkins, perencanaan kurikulum curriculum design adalah ‘the way we conceptualize the curriculum and
arrange its major components subject matter or content, instructional
methods and materials, learner experiences or activities to provide direction and guidance as we develop the curriculum. p.18
Sementara itu dinyatakan dalam Undang-Undang No. 20 Thaun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut ada dua unsur pokok
dalam kurikulum, yaitu yang pertama adalah mengenai rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan unsur
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pengertian tentang kurikulum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional sesuai dengan pengertian yang diberikan oleh Orstein dan Hunkins, yaitu yang mencakup dua unsur pokok
sebagaimana dijelaskan di atas.
C. PembaharuanPenggantian Kurikulum