10
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN YANG BERETIKA DAN BERBUDAYA
A. Pendidikan
Pendidikan menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas adalah ‘usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat difahami bahwa pendidikan itu harus disadari arti pentingnya, dan direncanakan secara sistematis, agar
suasana belajar dan proses pembelajaran berjalan secara optimal. Dengan terbentuknya suasana dan proses pembelajaran tersebut, anak didik dapat
aktif mengembangkan potensi sesuai dengan bakat dan minatnya. Jika potensi anak didik berkembang dengan baik, maka mereka akan memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara. Pendidikan menurut KHD adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budipekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek dan tubuh anak. Menurut paham Tamansisiwa, ketiga bagian tersebut tidak
dapat dipisah-pisahkan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup anak didik yang selaras dengan dunianya.
Carter V. Good dalam Dictionary of Education menyatakan bahwa pendidikan
adalah: keseluruhan
proses di
mana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di mana dia hidup; proses
11
sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari sekolah, sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal
Hakekat pendidikan menurut organisasi Perserikatan Bangsa- Bangsa yang menangani bidang pendidikan, UNESCO, 1998 adalah:
belajar mengetahui learning to know; belajar melakukan learning to do; belajar hidup dalam kebersamaan learning to live together; dan belajar
untuk menjadi diri sendiri learning to be. Pendidikan nasional, menurut KHD, dan yang menjadi acuan
Tamansiswa dalam menyelenggarakan pendidikan sebagai perjuangan, adalah pendidikan yang beralaskan garis-hidup dari bangsanya.
Pendidikan nasional ditujukan untuk keperluan perikehidupan yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-
sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia untuk kemuliaan umat manusia, sebagaimana
sila ke dua Pancasila, yaitu ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Dalam UU SPN dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
danatau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan Nasional
bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.
12
B. Etika