85
k. Rasa Cinta Tanah Air: yaitu cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan phisik, social, budaya, ekonomi dan politik bangsanya.
l. Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat dan Komunikatif: yaitu sikap dan tindakan yang
menunjukkan rasa senang bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Rasa Cinta Damai: yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadirannya. o. Gemar Membaca: yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya. p. Kepedulian Lingkungan: yaitu sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar nya, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang telah terjadi. q. Kepedulian Sosial: yaitu sikap dan tindakan yang selalau ingin
memberi bangtuan orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r. Tanggung Jawab: yaitu sikap dan perilaku yang menunjukkan
pelaksanaan tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, masyarakat, lingklungan alam, social dan budaya, Negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Pendidikan Etika Sebagai Bagian Pendidikan Karakter
Kenneth A. Strike mengemukakan pandangannya bahwa jika anak- anak ingin menjadi warga negara yang baik, dan jika mereka ingin
memperoleh konsepsi yang terpuji tentang kebaikan, mereka harus diperkenalkan ke dalam komunitas yang berfungsi sebagai penjaga dan
86
pemancar norma yang mempromosikan keadilan dan konsepsi yang terpuji tentang kebaikan. Jika komunitas ingin berhasil dalam tugas
mengkomunikasikan norma-norma tersebut, mereka harus cukup kuat untuk memberikan dukungan otoritatif pada norma-norma ini.
Dikatakan oleh Strike bahwa pendidikan moral melibatkan dukungan otoritatif pada norma. Norma diidentikan dengan ‘aturan, atau ‘standar
penilaian’. Norma mengatur praktek dan penilaian sehubungan dengan beberapa wilayah perilaku dan tindakan manusia. Dicontohkan pengendara
yang berhenti pada saat lampu pengatur lalu lintas merah menyala adalah norma. Apa yang menjadikan norma adalah ketentuan. Norma adalah apa
yang memungkinkan masyarakat dapat mengenali keunggulan atau kebodohan, membedakan benar atau salah, dan membedakan kecantikan
dari kejelekan. Penerapan norma bisa sangat tergantung pada konteks, tetapi mungkin juga tidak.
Norma adalah yang paling penting bagi etika Strike, 2014: 181. Norma sering tertanam dalam diri seseorang atau masyarakat tanpa
disadari, yang dapat membentuk kepekaan dan perasaan moral. Pelanggaran norma biasanya akan menimbulkan perasaan tertentu,
mungkin merasa bersalah bagi orang yang melanggar norma tersebut, atau merasa malu sehingga merasa perlu untuk meminta maaf, mungkin merasa
terhina bagi orang yang diperlakukan kasar oleh orang lain yang melanggar norma, atau orang mungkin bisa marah jika ada orang lain yang melanggar
norma, atau jika orang berpakaian tidak pantas atau melanggar norma tertentu mungkin orang tersebut akan merasa buruk, tidak pantas, dan lain
sebagainya. Orang-orang yang memahami dan menghayati serta menjunjung
tinggi norma-norma kebaikan, kejujuran, kebenaran, akan merasa malu, merasa bersalah, merasa tidak pantas bagi dirinya sendiri maupun bagi
masyarakat jika melakukan perbuatantindakan yang melanggar norma. Orang menjadi merasa malu atau merasa bersalah jika melakukan
ketidakjujuran, ketidakbenaran, atau ketidakbaikan menurut standar norma
87
yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan orang bisa menjadi merasa berdosa jika berkata-kata, melakukan perbuatan, memikirkan sesuatu yang
melanggar normaaturan agama misalnya. Dengan demikian standar etika yang tercermin dalam norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
tertentu sesungguhnya dapat mencegah terjadinya pelanggaran- pelanggaran dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,
seperti korupsi, ketidakadilan, ketidakjujuran, dan seterusnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran yang beretika diperlukan
adanya normasi penormaan, yaitu pemahaman dan penghayatan, serta internalisasi norma yang berlaku dalam masyarakat. Normasi normation
membentuk persepsi, menghasilkan perasaan, dan mengubah karakter. Normasi internalisasi peraturan dan pembiasaan berperilaku baik sangat
penting untuk pembentukan karakter. Jika peraturan yang telah disepakati dihayati bersama, dinternalisasi oleh setiap warga masyarakat, dan
kemudian ditaati secara ikhlas hati, maka akan dapat membentuk orang- orang sebagai warga masyarakat yang memiliki karakter baik.
Normasi normation mengandung sifatpengertian transformatif, artinya; ketika seseorang menyerap norma-norma yang diterima, orang
tersebut akan melihat dunia dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, orang tersebut memiliki perasaan yang berbeda, akibatnya orang tersebut
cenderung akan berperilaku berbeda, dan akan menjadi orang yang berbeda. Oleh karena itu normasi dan pembiasaan merupakan aspek yang
sangat penting untuk pembentukan karakter seseorang ataau sekelompok orang. Orang jujur adalah orang yang tidak hanya kejujurannnya telah
menjadi kebiasaan, tetapi orang yang jujur adalah juga orang yang menjalani kehidupannya dengan cara tertentu dan memiliki berbagai
perasaan mengenai perilaku tidak jujur. Dalam pendidikan, pendidikan akademik, bidang seni, olah raga,
kerajinan, dan pekerjaan merupakan kegiatan praktik. Praktik selalu melibatkan norma, dan oleh karena itu melibatkan normasi atau memahami
dan menghayati norma-norma yang ada dalam bidang-bidang tersebut.
88
Dalam pekerjaan juga melibatkan normasi, yaitu pemahanan dan penghayatan norma-norma yang berlaku dalam kinerja. Seseorang yang
terlibat dalam pekerjaan harus memahami dan menghayati apa standar kinerja yang unggul, kinerja yang baik. Dengan memahami dan menghayati
norma kinerja yang baik, maka seorang pekerja akan bekerja mengikuti norma yang dihayatinya. Jika melanggar norma, misalnya bekerja tidak
serius, atau melakukan kecurangan dalam pekerjaan, maka orang tersebut akan merasa bersalah, merasa malu, dan jika kemudian diberi sangsi maka
akan dapat menerima sanksi itu dengan kesadaran dan rasa iklhas. Jika seorang anak didik belajar tidak serius, mengerjakan tugas
dengan tidak jujur, misalnya meminta bantuan orang lain, atau menyontek, mereka akan merasa bersalah, merasa telah menipu sehingga merasa
malu, dan mungkin bisa merasa tidak puas atas hasil yang diperoleh karena bukan dari usahanya sendiri. Jika kemampuan ini dapat ditanamkan pada
diri anak didik secara baik, maka akan dapat dihasilkan anak-anak yang memiliki karakter yang baik, menjunjung tinggi etika yang berlaku dalam
sekolah dan masyarakat, malu berperilaku menyimpang, malu melanggar perauran, dan lain sebagainya. Setelah dari selesai sekolah dan memasuki
dunia nyata dalam kehidupan masyarakat, bekerja dalam instansi, maka anak-anak ini akan menjadi agen-agen moral yang menjadi teladan bagi
warga dan masyarakat dalam lingkungannya. Dalam bidang pendidikan mata pelajaraan dapat menjadi sumber-
sumber potensial norma yang harus dikuasai dan dihayati oleh para pendidik dan anak didik, serta komponen lain dalam suatu lembaga
pendidikansekolah. Dalam berbagai bidang akademik, norma mata pelajaran praktik mencakup standar etika, estetika, dan argumentasi yang
benar. Seorang peneliti yang telah menguasai metodologi penelitian yang baik akan selalu konsisten dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Jika kemudian peneliti itu mau mengubah atau mendistorsi data yang diperoleh dari penelitiannya, kemudian mengambil kesimpulan lain
yang tidak sejalan dengan data demi kepentingan lain, maka dikatakan
89
bahwa peneliti tersebut telah gagal menginternalisasi norma-norma atau gagal menormasi norma-norma yang berlaku dalam bidang penelitian
ilmiah yang dilakukannya, dan ini dapat dikatakan telah melanggar etika. Internalisasi norma ilmiah yang baik akan dapat mencegah perilaku untuk
berbuat menyimpang dari kaidah ilmiah yang seharusnya ditaati, sehingga ketika ada bujukangodaan untuk menyimpangkan karya ilmiahnya, peneliti
dapat segera mencegah dirinya. Atau ketika kemudian benar-benar telah dilakukan penyimpangan, dan pada akhirnya memperoleh sanksi, maka
akan menjadi sadar akan pelanggaran etika yang telah dilakukan. Praktik memerlukan pengajaran otentik, yaitu pengajaran yang
bertujuan untuk normasi, dengan demikian pengajaran otentik harus mencakup pendidikan moral. Dicontohkan oleh McIntyre hal: 185 siswa
yang belajar biologi harus tahu lebih banyak dari apa yang dipercaya ahli biologi tentang dunia kehidupan. Siswa yang belajar biologi harus mulai
melihat, memahami, dan menginternalisasi keunggulan yang membentuk biologi, kemudian harus mengetahui fakta-fakta dan teori-teori dan
menguasai teknikmetode penelitian biologi, selanjutnya siswa harus menginternalisasi kepedulian pada tujuan ilmu biologi dan membuat
standar argumen yang baik sesuai dengan standar ilmu biologi. Pendidikan moral yang tercakup dalam praktik harus melibatkan internalisasi tujuan
yang terpuji dan keluhuran, melibatkan internalisasi komitmen pada kebenaran, kejujuran, dan integritas, yang kemudian membentuk karakter.
5. Materi Kurikulum Bidang SeniBudaya