Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Investasi

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian ini menggunakan metode Value at risk, dengan menggunakan model Variance Covariance dan Historical Simulation. Penelitian ini ingin membuktikan apakah kedua modek VaR ini valid atau tidak untuk digunakan sebagai alat ukur risiko berupa potensi kerugian maksimal dalam bentuk jumlah rupiah, sehingga para investor pasar modal dapat mengukur risiko dengan lebih baik. Adapun yang menjadi pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah: 1. Berapakah potensi kerugian dari setiap saham dan portofolio saham dengan menggunakan Variance Covariance model dan Historical Simulation? 2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran antara Variance Covariance model dan Historical Simulation model? 3. Model manakah yang valid untuk penilaian potensi kerugian saham?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menilai atau mengetahui berapa besar potensi kerugian dari setiap saham dan portofolio dengan menggunakan Variance Covariance model dan Historical Simulation model. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pengukuran antara Variance Covariance model dengan Historical Simulation model. 3. Untuk mengetahui model yang tepat digunakan untuk menilai potensi kerugian saham. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.4 Manfaat Penelitian

1. Melalui penelitian ini dapat diketahui model yang tepat dari Value at risk sebagai alat analisis risiko harga saham sehingga dapat memprediksi potensi kerugian dari saham. 2. Diharapkan menjadi sumber informasi atau sumber pengetahuan bagi orang- orang yang akan berinvestasi di pasar modal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang Tandelilin:2001. Istilah investasi berkaitan dengan berbagai macam aktivitas, menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil seperti tanah, emas, mesin atau bangunan, maupun asset financial deposito, saham ataupun obligasi merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan Tandelilin:2001. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada asset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks pada saham-saham derivatif seperti :  Warrants = Opsi untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Pada saat pemilik warrant melaksanakan opsi tersebut, mereka menyerahkan warrant tersebut ke perusahaan. Warrant sering dipergunakan sebagai ”pemanis” penebitan obligasi Husnan:1994  Opsi = suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, di mana penjual opsi menjamin adanya hak bukan suatu kewajiban dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan Tandelilin:2001 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Futures = Suatu kesepakatan tertulis antara dua pihak pembeli dan penjual untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset atau komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu Tandelilin:2001 Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang bekesinambungan on going process. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu : 1. Penentuan tujuan investasi. 2. Penentuan kebijakan investasi. 3. Pemilihan stategi investasi. 4. Pemilihan asset. 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

2.2. Value at Risk

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

1 56 91

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA MINYAK DUNIA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Saha

0 5 17

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Sahamjakarta Isla

0 2 19

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI INDONESIA PERIODE 2007 – 2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi - Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

0 0 32