Hasil Uji Stasioner “Analisis Pengaruh Tingkat BI Rate dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

masing saham, yang ditunjukkan pada nilai standard deviasi, yang berarti nilai risiko dari masing-masing saham selama periode penelitian.

4.2. Hasil Uji Stasioner

Uji stasioner bertujuan untuk mengetahui apakah 10 saham perbankan yang diteliti memiliki kondisi yang stasioner atau tidak stasioner, adapun yang menunjukkan stasioner atau tidak ialah apabila data memiliki mean dan variance yang konstan. Dalam pengujian stasioner ini memerlukan alat bantu program eviews 5.0 untuk mengetahui hasilnya, dan untuk dapat melihat hasilnya menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller ADF dan level data pada data return setiap saham. Di dalam melakukan analisa terhadap output data dari program eviews digunakan patokan sebagai berikut : 1. Menentukan stasioner data dengan menggunakan ADF Test Nilai ADF Test critical value Data belum stasioner Nilai ADF Test critical value Data sudah stasioner Selanjutnya dilakukan uji hipotesa sebagai berikut : Ho : ¥ = 0 Maka data return tidak stasioner H1 : ¥≠ 0 Maka data return sudah stasioner 2. Apabila data return tidak stasioner Jika output data return yang ditunjukkan ADF Test tidak stasioner, maka data return yang ada harus didifrensikan diturunkan satu tingkat atau dua tingkat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan memilih 1 st level atau 2 nd level dengan bantuan program eviews. Pada dasarnya seluruh data bersifat stasioner, tetapi tergantung pada tingkat level tertentu dengan syarat yang berlaku.

4.2.1. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham BCA

Adapun hasil pengolahan data return saham BCA dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.2 Tabel ADF Test BCA dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -16.55856 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.11 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -16.55856 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return BCA stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.2. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham BII

Adapun hasil pengolahan data return saham BII dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.3 Tabel ADF Test BII dari hasil perhitungan eviews UNIVERSITAS SUMATERA UTARA t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -15.93091 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.12 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -15.93091 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return BII stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.3. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham BNI

Adapun hasil pengolahan data return saham BNI dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.4 Tabel ADF Test BNI dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -16.69410 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.13 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -16.69410 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data UNIVERSITAS SUMATERA UTARA return BNI stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.4. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham BRI

Adapun hasil pengolahan data return saham BRI dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.5 Tabel ADF Test BRI dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -16.91513 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.14 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -16.91513 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return BRI stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.5. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham BTN

Adapun hasil pengolahan data return saham BTN dengan menggunakan alat bantu program eviews : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.6 Tabel ADF Test BTN dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -10.07039 0.0000 Test critical values: 1 level -3.453072 5 level -2.871438 10 level -2.572116 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.15 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -10.07039 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return BTN stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.6. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham CIMB

Adapun hasil pengolahan data return saham CIMB dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.7 Tabel ADF Test CIMB dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -15.31635 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.16 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -10.07039 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return CIMB stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.7. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham DANAMON

Adapun hasil pengolahan data return saham DANAMON dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.8 Tabel ADF Test DANAMON dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -17.60914 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.17 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -17.60914 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return DANAMON stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.8. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham MANDIRI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Adapun hasil pengolahan data return saham MANDIRI dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.9 Tabel ADF Test MANDIRI dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -16.69852 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.18 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -16.69852 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return DANAMON stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.9. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham PANIN

Adapun hasil pengolahan data return saham PANIN dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.10 Tabel ADF Test PANIN dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -17.90132 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.19 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -17.90132 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return PANIN stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.2.10. Hasil Uji Stasioner Data Return Saham PERMATA

Adapun hasil pengolahan data return saham PERMATA dengan menggunakan alat bantu program eviews : Tabel 4.11 Tabel ADF Test PERMATA dari hasil perhitungan eviews t-Statistic Prob. Augmented Dickey-Fuller Test statistic -18.55712 0.0000 Test critical values: 1 level -3.452991 5 level -2.871402 10 level -2.572097 Sumber : Data Diolah Berdasarkan hasil pengolahan yang ditunjukkan pada tabel 4.20 diatas, dapat kita lihat nilai ADF Test -18.55712 lebih kecil dari nilai critical value -2.867124, nilai tersebut menunjukkan tolak Ho dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa data return PERMATA stasioner dan dapat diproses lebih lanjut tanpa melakukan proses diffrencing.

4.3. Hasil Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

1 56 91

Analisis Pengaruh Perubahan BI rate, Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, Inflasi, IHSG dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham PT. bank Mandiri (Persero) Tbk

3 10 115

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA MINYAK DUNIA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Saha

0 5 17

PENGARUH SUKU BUNGA (BI RATE), HARGA EMAS DUNIA, TINGKAT INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M2) DAN HARGA Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate), Harga Emas Dunia, Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Sahamjakarta Isla

0 2 19

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI INDONESIA PERIODE 2007 – 2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Investasi - Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

0 0 32