45 gelas Erlenmeyer ,sisanya dicuci dengan 200 ml NaOH 1,25 sampai semua
residu masuk kedalam gelas..Dididihkan selama 30 menit.Disaring dengan kertas saring yang telah dikethui beratnya Residu dicuci kembali dengan K
2
SO
4
10 , lalu dicuci lagi dengan akuades panas,kemudian alcohol 96 .Kertas saring
tersebut diletakkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya, kemudian dikeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 105
o
C selama 5 jam dan dinginkan dalam desikator. Kemudian diabukan dalam tanur pada suhu
600
o
100 ×
= sampel
Berat serat
Berat serat
Kadar C selama 5 jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Ditimbang sampai
beratnya konstan Dihitung kadar seratnya dengan menggunakan rumus Sukarto, 1976.
3.4.5. Penentuan kadar asam askorbat vitamin C.
Nata yang telah dipisahkan dari media fermentasi, ditimbang untuk masing – masing penambahan asam askorbat, masukkan ke dalam beaker glass
250 ml tambahkan akuades sebanyak 50 ml kemudian disonikasi selama 1 jam. Larutan nata siap untuk dianalisa, untuk ditentukan kadarnya. Sebanyak 1 ml
larutan nata dipipet, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer , tambahkan 25 ml akuades dan 10 ml asam sulfat 10 , kemudian dititrasi dengan iodium 0,1 N,
dengan indikator larutan kanji 1 , hingga larutan menjadi biru. Analisa dilakukan pada suhu yang berbeda yaitu suhu 27, 37, 47 57
o
C..
Universitas Sumatera Utara
46 1 ml iodium setara dengan 8,806 mg.
Perlakuan yang sama dilakukan untuk larutan dari media fermentasi. mg vit C = volume titran x 0,1 n0,09947 X 8,806 mg.
Kadar vit C = mg vit C mg sampel x 100 . Untuk nata selulosa kadar vit C dihitung dengan 50 kali pengenceran .
3.4.6. Analisa secara FTIR
Setelah selulosa bakteri dikeringkan sampai terbentuk lapisan tipis seperti kertas, dilakukan analisa spektrumnya dilaboratorium Bea Cukai Belawan diperoleh
hasil spektrum pada lampiran.
3.4.7 Analisa Permukaan Partikel Secara SEM.
Analisa SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morpologi terhadap sampel. Dalam hal ini dapat dilihat permukaan dari partikel sampel tanpa dan dengan
penggunaan asam askorbat yang bervariasi. Analisa ini memberikan gambaran adanya interaksi antara kedua senyawa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk mengetahui adanya pengaruh variasi penambahan asam askorbat terhadap selulosa bakteri yaitu dengan mengetahui ketebalan dengan jangka
sorong,kadar abu dengan gravimetrik, kadar air dengan termogravimetri,kadar serat dengandefating dan digestion, uji organoleptis dengan skala hedomik, kadar
asam askorbat dengan iodometri, analisa dengan FTIR dan SEM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Spektrum FTIR dan dilanjutkan dengan Analisa SEM.
4.1.1. Karakterisasi Selulosa Bakteri yang Dihasilkan Secara FTIR
1. Spektrum FTIR Asam Askorbat
Gambar 1.Asam askorbat padat
Universitas Sumatera Utara