47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Untuk mengetahui adanya pengaruh variasi penambahan asam askorbat terhadap selulosa bakteri yaitu dengan mengetahui ketebalan dengan jangka
sorong,kadar abu dengan gravimetrik, kadar air dengan termogravimetri,kadar serat dengandefating dan digestion, uji organoleptis dengan skala hedomik, kadar
asam askorbat dengan iodometri, analisa dengan FTIR dan SEM. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Spektrum FTIR dan dilanjutkan dengan Analisa SEM.
4.1.1. Karakterisasi Selulosa Bakteri yang Dihasilkan Secara FTIR
1. Spektrum FTIR Asam Askorbat
Gambar 1.Asam askorbat padat
Universitas Sumatera Utara
48 2.
Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 0g
Gambar 2. Selulosa bakteri 0 g asam askorbat. Dari spektrum analisa menurut FTIR, menunjukkan bahwa ada pergeseran
puncak dari gugus senyawa tersebut, walaupun hanya dari beberapa puncak saja. Pada spectrum FTIR gambar 1 pada spektra dari Asam askorbat vitamin C,
menunjukkan bahwa serapan karbonil merupakan karakteristik dan hidroksil dari asam askorbat atau vitamin C ,dimana gugus OH memberikan serapan tajam pada posisi
3526 cm
-1
dan 3400 cm
-1
dan posisi karbonil pada posisi 1754 cm
-1
Gambar 2. Sintetis selulosa bakteri tanpa penambahan asam askorbat, menunjukkan spektra inframerah untuk selulosa bakteri ini mempunayi serapan melabar pada posisi
3365,5 cm ,dan serapan ini
tajam dan ada yang berimpit.
-1
ini disebabkan adanya vibrasi ulur OH membentuk ikatan hydrogen ,dan
Universitas Sumatera Utara
49 serapan karbonil spektra inframerah pada daerah 1740 – 1695 cm
-1
.,jadi gambar ini merupakan spektra dari selulosa bakteri.
3. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 0,5 g
Gambar 3.Selulosa bakteri 0,5 g asam askorbat Gambar 3 Menunjukkan spectra inframerah,sintetis selulosa bakteri dengan penambahan
asam askorbat sebanyak 0,5 g1, menunjukkan adanya pergeseran walaupun hanya sedikit pada serapan OH yaitu pada 1365,6 cm
-1
,sedangkan gugus karbonil serapan berada pada posisi 1646,95 cm
-1
dan pita dengan posisi melebar .
Universitas Sumatera Utara
50 4. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 1,0g
Gambar 4 .Selulosa bakteri 1,0 g asam askorbat
Gambar 4. Menunjukkan spectra inframerah pada sintetis selulosa bakteri dengan penambahan sebanyak 1 g 2 , resapan OH agak tajam sedikit dengan resapan
3365,34 cm
-1
dan 2897,31 cm
-1
,sedangkan karbonil dari asam askorbat resapan inframerah pada posisi 1646,97,tidak ada perubahan dengan penambahan asam askorbat
sebanyak 0,5 g.
Universitas Sumatera Utara
51 5. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 1,5g
Gambar 5.Selulosa bakteri 1,5 g asam askorbat Gambar 5 Menunjukkan sintetis selulosa bakteri dengan penambahan 1,5 g 3,
,menunjukkan serapan yang berbeda ,disini terlihat serapan OH berada pada posisi 3333,53 cm
-1
dan karbonil pada posisi 1643,62 cm
-1
, ada perbedaan dengan gambar –gambar diatas.
Universitas Sumatera Utara
52 6. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 2,0 g
Gambar 6.Selulosa bakteri 2,0 g asam askorbat
Gambar 6, sintetis selulosa bakteri dengan penambahan asam asorbat atau vitamin C sebanyak 2 g 4 , menunjukkan ada perbedaan resapan inframerah dari OH
memberikan serapan lebih tajam, berada pada posisi 3349,87 cm
-1
juga berbeda dari spektrum yang sebelumnya dan yaitu pada posisi 1626,51 cm yang berimpit, adanya
interaksi yang jelas pada penambahan 2 g asam askorbat. Serapan karbonil
-1
Dari data spektrum diatas menunjukkan adanya interaksi fisik dan kimia dari kedua senyawa
tersebut.dan dari analisa dengan SEM memberikan gambaran terhadap permukaan partikel - partikel selulosa bakteri tersebut, dan dari analisa asam askorbat atau vitamin
C menunjukkan asam askorbat dengan variasi penambahan asam asorbat dan suhu
Universitas Sumatera Utara
53 ditingkatkan, kadar vitamin C yang terkandung di dalam selulosa bakteri semakin
meningkat, berarti vitamin C terjebak di dalam selulosa bakteri secara fisik dan kimia hanya mekanisme reaksinya belum dapat diketahui.
4.1.2. Karakterisasi Selulosa Bakteri yang Dihasilkan Secara SEM