Kadar Abu Dari Pembentukan Selulosa Bakteri Kadar Air Dari Pembentukan Selulosa Bakteri Kadar Serat Dari Penbentukan Selulosa Bakteri

69

4.3.2. Kadar Abu Dari Pembentukan Selulosa Bakteri

Grafik 4.3.2. Grafik Kadar Abu Pada Selulosa Bakteri Kadar abu seperti pada tabel 4 ternyata dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat, kadar abu meningkat. Pada penambahan selanjutnya kadar abu menurun, hal ini disebabkan oleh karena yang tertinggal adalah zat-zat anorganik dari hasil sisa pembakaran suatu bahan organik, selain itu mineral- mineral, kemurnian yang terkandung dalam bahan tersebut. Karena selulosa bakteri yang terbentuk dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat juga menurun, jadi didapat kadar abu juga menurun. Kadar abu maksimum pada penambahan 1,0 g asam askorbat. Perbandingan kadar abu dari selulosa bakteri yang dihasilkan dengan variasi penambahan vitamin C menunjukkan perbedaan yang sangat nyata yaitu : 165,75 ≥ 3,48 165,75 ≥ 5,99 Universitas Sumatera Utara 70

4.3.3. Kadar Air Dari Pembentukan Selulosa Bakteri

Grafik 4.3.3. Grafik Kadar air dari pembentukan selulosa bakteri Kadar air yang diperoleh pada selulosa bakteri dengan penambahan variasi asam askorbat, dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat, maka kadar air makin meningkat, karena pada saat fermentasi berlangsung bakteri Acetobacter xylinum aktivitasnya meningkat, sampai pada penambahan selanjutnya aktivitasnya akan menurun karena media pertumbuhannya semnakin asam, sehingga bakteri tidak kurang aktif berkerja. Pada penambahan 1,0 g asam askorbat, didapat kadar air yang optimum. Perbandingan kadar air dari selulsa bakteri yang dihasilkan dengan variasi penambahan vitamin C menunjukkan perbedaan yang sangat nyata yaitu : 237,76 ≥ 3,48 237,76 ≥ 5,99 Universitas Sumatera Utara 71

4.3.4. Kadar Serat Dari Penbentukan Selulosa Bakteri

Grafik 4.2.4. Grafik Kadar serat dari pembentukan selulosa bakteri Kadar serat yang di dapat dari pembentukan selulosa bakteri,dimana dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat, kadar seratnya makin meningkat, Hal ini di sebabkan aktivitas enzim ekstraseluler masih tinggi, sehingga kadar serat meningkat, Pada penambahan selanjutnya kadar serat menurun, ini disebabkan karena media pertumbuhan semakin asam, sehingga bakteri tidak dapat bekerja Bakteri tidak dapat menyusun benang-benang halus dari sisntesis selulosa dari gukosa, menjadi slime yang berwarna putih dan transparan, Bahkan dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat, membuat enzim bakteri mati sehingga emzim ekstraseluler tidak keluar untuk mensinteis glukosa dan selulosa juga tidak terbentuk . Disamping pH, suhu Universitas Sumatera Utara 72 yang dapat menghambat sintesis selulosa bakteri, keterampilan dan keadaan tidak steril juga berpengaruh terhadap pembentukan selulosa bakteri. Perbandingan kadar serat dari selulsa bakteri yang dihasilkan dengan variasi penambahan vitamin C menunjukkan perbedaan yang sangat nyata yaitu : 126,26 ≥ 3,48 126,26 ≥ 5,99

4.3.5. Pengaruh Temperatur terhadap Kadar Vitamin C pada Media Fermentasi