Strategi belajar dalam Student Centered Learning Prinsip dalam Pendekatan Student Centered Learning

b. Strategi belajar dalam Student Centered Learning

Pendekatan student centered learning menerapkan beberapa strategi belajar yang akan diikuti oleh mahasiswa, di bawah ini beberapa strategi yang digunakan dalam pendekatan pembelajaran Student Centered Learning Santrock, 2007 : 1. Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning. Metode ini menekankan pada pemecahan masalah kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem riil kepada mahasiswa, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Fokus dalam pembelajaran ini adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan melalui kerja kelompok kecil, mahasiswa mengidentifikasi masalah atau isu yang ingin mereka kaji, kemudian mencari materi dan sumber bahan lain yang mereka butuhkan untuk menangani isu atau masalah tersebut, dosen bertindak sebagai pembimbing, membantu murid memonitor upaya pemecahana mereka. Sarana untuk mengembangkan pembelajaran problem based learning disebut dengan tutorial. 2. Pertanyaan esensial. Pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum. Pertanyaan esensial akan membuat mahasiswa bingung yang merangsang mereka untuk berpikir, dan memotivasi rasa ingin tahu mereka. 3. Pembelajaran penemuan Discovery Learning. Pembelajaran dimana mahasiswa menyusun pemahaman sendiri. Pembelajaran ini mendorong murid untuk berpikir sendiri dan menemukan cara menyusun dan mendapatkan pengetahuan. Dosen memfasilitasi pembelajaran dengan memberikan aktivitas yang merangsang murid untuk mencari tahu.

c. Prinsip dalam Pendekatan Student Centered Learning

Prinsip student centered learning yang dikembangkan oleh gugus tugas American Psychology Association dalam Santrock, 2007 dapat diklasifikasikan berdasarkan empat faktor : 1. Faktor Kognitif dan Metakognitif - Sifat proses pembelajaran. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri. Mereka mau bertanggungjawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. - Tujuan proses pembelajaran. Mahasiswa perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan pelajar tersebut. Seiring dengan waktu, mahasiswa diharapkan paham dengan pengetahuan yang ada, memecahkan masalah, memperdalam pemahaman terhadap suatu pelajaran sehingga mereka dapat mancapai tujuan jangka panjang. Penting bagi pengajar untuk membantu murid menentukan cara belajar. - Konstruksi pengetahuan. Pelajar yang sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang mengandung makna tertentu. - Pemikiran strategis. Pelajar yang sukses akan dapat menciptakan dan menggunakan berbagai strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. - Memikirkan tentang pemikiran metakognisi. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang menggunakan metakognisi. Mereka merenung cara belajar mereka dan berpikir, menentukan tujuan pembelajaran yang dapat dipahami, memiliki strategi yang tepat, dan memantau tujuan mereka menuju tujuan pembelajaran. Mereka bisa membuat tujuan alternatif untuk mencapai tujuan atau menilai kembali ketepatan tujuan tersebut. - Konteks pembelajaran. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktek pembelajaran. Dosen memainkan pembelajaran penting dalam pembelajaran individu. Kultur bisa mempengaruhi banyak aspek pembelajaran dan pendidikan, seperti motivasi, proses belajar, dan cara belajar, serta cara berpikir. Teknologi dan praktek pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan, kemampuan, dan strategi pembelajaran murid. 2. Faktor Motivasi dan Emosional - Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran. Keyakinan dan ekspektasi pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan pemrosesan informasi pelajar. Emosi positif, seperti rasa ingin tahu, biasanya akan membantu memperlancar proses belajar. - Motivasi intrinsik untuk belajar. Motivasi intrinsik adalah motivasi dari diri sendiri self-determined. Rasa ingin tahu, pemikiran mendalam, dan kreativitas adalah indikator yang baik dari motivasi intrinsik individu untuk belajar. - Efek motivasi terhadap usaha. Usaha adalah aspek penting dari motivasi untuk belajar. Pembelajaran yang efektif membutuhkan banyak waktu, energi, dan ketekunan. Pembelajaran mahasiswa akan membaik jika dosen mendorong usaha anak dan ketekunan individu pada tugas. 3. Faktor Sosial dan Developmental - Pengaruh perkembangan pada pembelajaran. Individu akan belajar dengan baik apabila pembelajarannya sesuai dengan tingkat perkembangan individu, karena perkembangan fisik, kognitif dan domain sosioemosional individu itu bervariasi, maka prestasi dalam domain ini juga bervariasi. - Pengaruh sosial terhadap pembelajaran. Pembelajaran dipengaruhi oleh interaksi sosial dan komunikasi dengan orang lain. 4. Faktor Perbedaan Individual - Perbedaan individual dalam pembelajaran. Seseorang mempunyai strategi yang berbeda, pendekatan berbeda, dan kemampuan berbeda untuk belajar - Pembelajaran dan diversitas. Pembelajaran akan lebih efektif jika perbedaan bahasa, kultural, dan latar belakang sosial mahasiswa ikut dipertimbangkan. Prinsip dasar yang sama dari pembelajaran, motivasi, dan instruksi berlaku untuk semua individu. Akan tetapi, bahasa, etnis, dan status sosioekonomi dapat mempengaruhi pembelajaran individu. - Standard dan penilaian. Menentukan standar yang tinggi dan menentang, dan menilai kemajuan pembelajaran dan siswa, adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif terjadi ketika murid ditantang untuk bekerja meraih tujuan yang tinggi dan tepat.

2. Teacher Centered Learning