Uji Asumsi Klasik ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

194 Dukungan kerabat 0,900 Reliabel Kepercayan atas merek 0,887 Reliabel Loyalitas merek 0,925 Reliabel Sumber: data primer diolah, 2008 Dari hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian pada tabel IV.18 dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,7.

D. Uji Asumsi Klasik

1. Autokorelasi Uji autokorelasi adalah uji untuk mengetahui korelasihubungan antara jawaban kuesioner responden yang satu dengan responden yang lain, sehingga dapat diketahui apakah jawaban itu dapat dikatakan bebas atau tergantung satu sama lain. Statistik d Durbin-Watson digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya otokorelasi dari sebuah persamaan regresi. Ketentuan mengambil keputusan yang tepat dengan uji d Durbin-Watson adalah Sarwoko, 2005:141: Jika d dU, tidak ada autokorelasi Jika d dU, ada auto korelasi Jika dL ≤ d ≤ dU, tidak tersimpulkan Tabel IV.19 Uji Autokorelasi Model Butir Test K Nilai d Hitung Nilai dU Tabel Nilai dL 195 1 10 1,785 1,767 - 2 1 1,999 1,637 - Sumber: data primer diolah, 2008 Tabel IV.19 menjelaskan bahwa nilai d hitung pada model 1 dan 2 lebih besar dari dU tabel. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada autokorelasi dalam penelitian ini. 2. Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Nilai matrik korelasi digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya multikolinieritas dari sebuah persamaan regresi. Regresi yang terdapat multikolinieritas ditandai dengan nilai korelasi diatas 0,90 Ghozali, 2005: 91. Dari hasil pengujian korelasi dapat dijelaskan bahwa nilai matrik korelasi semua variabel menunjukan nilai yang bisa diterima karena semua item mempunyai nilai dibawah 0,90 lihat lampiran. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas yang sempurna. 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastitas bertujuan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali 2005 : 105 menjelaskan bahwa model regresi yang baik bersifat homoskedastitas atau tidak bersifat heteroskedastitas. 196 Coefficients a .669 .111 6.046 .000 .010 .026 .050 .392 .696 -.039 .025 -.177 -1.566 .120 -.009 .024 -.041 -.374 .709 .011 .020 .056 .560 .576 -.038 .024 -.188 -1.570 .119 -.026 .023 -.121 -1.140 .256 .007 .024 .030 .269 .789 .002 .023 .012 .104 .917 .036 .027 .168 1.341 .182 -.013 .024 -.063 -.547 .585 Constant Reputasi Merek Dapat Diprediksi Kompetensi Merek Reputasi Perusahaan Integritas Perusahaan Kepercayaan Thd Perusahaan Motif Perusahaan Kesukaan Thd Merek Kepuasan Thd Merek Dukungan Kerabat Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: absut1 a. Coefficients a 1.087 .194 5.619 .000 -.073 .041 -.144 -1.771 .079 Constant Kepercayaan Thd Merek Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: absut2 a. Selanjutnya dijelaskan bahwa homoskedastitas terjadi jika variance dari residual satu pengamatan ke penggamatan yang lain bersifat tetap dan jika berbeda maka disebut heteroskedastitas. Dalam penelitian ini untuk menguji heterokedastisitas digunakan uji glejser, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.20 Uji Heterokedastisitas Model 1 Sumber: data primer diolah, 2008 Tabel IV.21 Uji Heterokedastisitas Model 2 Sumber: data primer diolah, 2008 197 Coefficients a -.488 .183 -2.662 .009 .129 .044 .149 2.936 .004 .129 .041 .139 3.129 .002 .115 .040 .125 2.894 .004 Constant Reputasi Merek Dapat Diprediksi Kompetensi Merek Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tabel IV.20 dan IV.21 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

E. Pengujian Hipotesis