tingkat bunga yang dibayar, maka perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak dari bunga pinjaman.
4. Book Value of Equity to Book Value of Debt
X
4
merupakan kebalikan dari rasio utang per modal. Nilai modal yang dimaksud adalah nilai pasar modal,
yaitu jumlah saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar per lembar sahamnya.
5. Prediksi kebangkrutan yang digunakan adalah metode Z”-Score. Z”-Score
dinyatakan dengan rumus: Z”-Score = 6,56 X
1
+ 3,26 X
2
+ 6,72 X
3
+ 1,05 X
4
Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan bangkrut apabila nilai Z”-Score yang didapat 1.1. Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan berada
dalam zona abu-abu rawan apabila nilai Z-Score yang dihasilkan berada di antara 1.1 – 2.60. Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan sehat jika
nilai Z”-Score yang dihasilkan 2.60.
3.4.2 Definisi Operasional Grover
1. Working Capital to Total Asset
X
1
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu dengan
membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi
total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aktiva.
2. Earnings Before Interest and Taxes to Total Asset
X
2
mengukur kemampulabaan perusahaan untuk memperoleh tingkat pengembalian dari
Universitas Sumatera Utara
aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak EBIT tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun.
Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata
tingkat bunga yang dibayar, maka perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak dari bunga pinjaman.
3. ROA Return on Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Return on Assets diukur dengan
membandingkan Net Income terhadap Total Assets. 4.
Prediksi kebangkrutan yang digunakan oleh Grover dinyatakan dengan rumus:
Score = 1,650X
1
+ 3,404X
2
+ 0,016ROA + 0,057 Dalam metode Grover perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan
bangkrut apabila score yang dihasilkan -0,02. Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan dalam keadaan sehat jika score yang
dihasilkan 0.01.
3.4.3 Definisi Operasional Springate
1. Working Capital to Total Asset A mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu dengan membandingkan aktiva likuid bersih dengan total aktiva. Aktiva likuid
bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi
Universitas Sumatera Utara
total kewajiban lancar. Umumnya, bila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aktiva.
2. Earnings Before Interest and Taxes to Total Asset B mengukur
kemampulabaan perusahaan untuk memperoleh tingkat pengembalian dari aktiva, yang dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
EBIT tahunan perusahaan dengan total aktiva pada neraca akhir tahun. 3.
Earnings Before Taxes to Current Liabilities C mengukur produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata
tingkat bunga yang dibayar, maka perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak dari bunga pinjaman.
4. Sales to Total Assets D mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. 5.
Prediksi kebangkrutan yang digunakan Springate dinyatakan dengan rumus: S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D
Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan bangkrut apabila nilai S yang dihasilkan 0,862. Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan dalam
keadaan rawan bangkrut apabila nilai S yang dihasilkan diantara 0,862 - 1,062. Perusahaan tekstil dan garmen dikategorikan sehat jika nilai S yang
dihasilkan 1,062.
3.4.4 Definisi Operasional Zmijewski