Metode Pengumpulan Data Kondisi Fisik dan Geografis Kondisi Penduduk

Tabel 3.2 Jumlah Responden di Kecamatan Medan Helvetia menurut KategoriPendapatan. Kelas Kategori Pendapatan Jumlah Responden A Rp 2.500.000 20 B Rp 2.500.000 – Rp 6.000.000 20 C Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 20 D Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 20 E Rp 15.000.000 20 Total 100 Sumber : World Bankdan Badan Pusat Statistik, 2015

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada konsumen beras menggunakan kuesioner terstruktur structured questionnare. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi yang terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.Metode kualitatif disajikan dengan mengintrepetasikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh akan ditabulasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis DeskriptifStatistic dan analisis Regresi Linier Berganda. Secara rinci metoda analisis data yang digunakan disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Metode Analisis Data berdasarkan Tujuan Penelitian No Tujuan Penelitian Metode Analisis 1 Mengkaji karakteristik konsumen beras berdasarkan tingkat pendapatan. Analisis Deskriptif Statistik 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi beras Analisis Deskriptif Statistik 3 Menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen beras terhadap jumlah konsumi beras. Analisis Regresi Linier Berganda Universitas Sumatera Utara

3.4.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menjawabidentifikasi masalah pertama yaitumengkajikarakteristik sosial ekonomi konsumen beras berdasarkan tingkat pendapatannya dan identifikasi masalahkedua yaitu menganalisis proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam mengkonsumsi beras. Untuk analisis deskriptif akan digunakan alat descriptive statistics dengan software SPSS 17.0.

3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah model regresi yang digunakan untuk menganalsis pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Untukmenjawab identifikasi masalah ketiga,karakteristik sosial ekonomi konsumen yang dimasukkan ke dalam model hanya variabel yang bersifat kuantitatif yaitu pendapatan, umur, jumlah anggota keluarga dan kondisi kesehatan. Semua variabel dilihat pengaruhnya terhadap jumlah konsumsi beras dan dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda.Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana: Y = Jumlah Konsumsi Beras kg a = Nilai konstanta b1-b4 = Koefisien regresi e = Variabel kesalahan X1 = Pendapatan Rpbulan X2 = Umur tahun Universitas Sumatera Utara X3 = Jumlah anggota keluarga orang X4 = Kondisi kesehatan dummy Uji Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit 1. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 merupakan suatu nilai statiistik yang dihitung dari data responden. Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas explanatory variables. Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana variabel bebas dapat merubah variabel terikat dalam suatu hubungan Supriana, 2013. Nilai koefisien determinasi R 2 berkisar antara 0 R 2 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R 2 yang semakin tinggi mendekati 1 menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Serempak Uji F - Statistik

Uji F adalah uji secara serempak simultan signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya parameter X 1 , X 2 ,X 3, X 4, hingga X n secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak terhadap variabel dependen Firdaus, 2011. Kriteria pengujian: Jika sig. F ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Jika sig. F 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika H diterima artinya X 1 , X 2 ,X 3, dan X 4 secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y Jumlah konsumsi beras. Universitas Sumatera Utara Jika H 1 diterima artinya X 1 , X 2 ,X 3, dan X 4 secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y Jumlah konsumsi beras.

3. Uji Parsial Uji t Statistik

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi α yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5 Firdaus, 2011. Kriteria Pengujian: Jika sig. t ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Jika sig. t 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika H diterima artinya X 1 , X 2 ,X 3, dan X 4 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y Jumlah konsumsi beras. Jika H 1 diterima artinya X 1 , X 2 ,X 3, dan X 4 secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y Jumlah konsumsi beras. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square OLS. Pada prinsipnya model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE Best, Linier, Unbiased, dan Estimator. Ada empat uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan denganNormal P- Plot of Regression Standarized Residualdan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansiFirdaus, 2011. Sig.KS 0,05 = Data berdistribusi normal Sig.KS ≤ 0,05 = Data tidak berdistribusi normal

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitasSupriana, 2013. Penelitian ini menggunakan uji Park sebagai penguji heterokedastisitas, dengan melihat nilai signifikansi. Sig t 0,05 = Homokedastisitas tidak terjadi masalah heterokedastisitas Sig t ≤ 0,05 = Heterokedastisitas

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier korelasi yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Data yang digunakan adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Ada atau Universitas Sumatera Utara tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF Variance Inlaction FactorSupriana, 2013. Kriteria nilai uji yang digunakan yakni: 1. Jika nilai tolerance0,10 dan VIF 10, tidak mengalami multikolinieritas 2. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF ≥ 10, mengalami multikolinieritas

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi ialah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan melihat pola hubungan antara residual dan variabel bebas . metode yang digunakan adalah uji Durbin – Watson Uji dwSupriana, 2013. Kriteria nilai uji yang digunakan yakni: d dL: ada autokorelasi positif dL ≤ d ≤ du: maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa - apa du ≤ d ≤ 4 – du: tidak ada autokorelasi 4 – du ≤ d ≤ 4 – du: maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa d 4 – dL: ada autokorelasi negatif

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

Universitas Sumatera Utara 1. Konsumen adalah setiap orang yang melakukan pembelian suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut, dalam penelitian ini produk yang dimaksud adalah beras. 2. Responden adalah konsumen beras yang telah mengerti prosedur tanya jawab dalam kuesioner dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam mengambil keputusan, serta bersedia mengisi kuesioner yang telah disediakan. 3. Karakteristik sosial ekonomi konsumen adalah variabel data responden tentang pendapatan, umur, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pendidikan dan kondisi kesehatannya. 4. Pendapatan adalah seluruh jumlah pendapatan dalam rumah tangga responden selama 1 bulan dengan satuan rupiah Rp. 5. Umur adalah umur responden pada saat diwawancarai tahun. 6. Jumlah anggota keluarga adalah banyanya jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga responden orang. 7. Kondisi kesehatan adalah kondisi kesehatan responden pada saat diwawancarai. 8. Jumlah konsumsi beras adalah jumlah beras yang dikonsumsi oleh responden dalam kurun waktu 1 bulan. 9. Proses pengambilan keputusan yaitu dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi hasil pembelian konsumen terhadap produk yang dibeli.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Helvetia, diKota Medan Universitas Sumatera Utara 2. Responden penelitian adalah rumah tangga di daerah penelitian yang meng- konsumsi beras sebagai makanan pokok. 3. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2016. Universitas Sumatera Utara 29 BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Fisik dan Geografis

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu Kecamatan dari 21 Kecamatan di Kotamadya Medan. Kecamatan Helvetia berada pada ketinggian rata-rata 27 meter dari permukaan laut dengan keadaan suhu rata-rata berkisar 27- 31’ C. Secara administratif, Kecamatan Medan Helvetia mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Petisah 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal Jarak Kantor Camat Medan Helvetia ke Kantor Walikota Medan sebesar 6,4 Km, lama jarak tempuh sekitar 15 menit. Keseluruhan wilayah Kecamatan Medan Helvetia merupakan dataran dengan luas sekitar 11,55 km 2 . Kecamatan Medan Helvetia terdiri dari 7 tujuh Kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Tanjung Gusta 2. Kelurahan Helvetia 3. Kelurahan Helvetia Tengah 4. Kelurahan Helvetia Timur 5. Kelurahan Sei Sikambing C-II Universitas Sumatera Utara 6. Kelurahan Dwikora 7. Kelurahan Cinta Damai Gambar 2. Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia Km 2

4.2 Kondisi Penduduk

Kecamatan Medan Helvetia dihuni oleh 149.806 orang penduduk dimana penduduk terbanyak berada di kelurahan Tanjung Gusta yakni sebanyak 30.285 orang sedangkan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Helvetia yakni sebanyak 11.710 orang. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Helvetia Tengah merupakan kelurahan terpadat yaitu 18.361 jiwa setiap Km 2. Berikut merupakan jumlah penduduk setiap kelurahan di kecamatan Medan Helvetia Statistik Medan Helvetia, 2015. Gambar 3. Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Helvetia jiwa Cinta Damai; 1,8 Sei Sikambing CII; 0,98 Dwi Kora; 2 Helvetia Timur; 1,82 Hevetia Tengah; 1,5 Tanjung Gusta; 2,2 Helvetia; 1,25 Cinta Damai; 17620 Sei Sikambing CII; 12749 Dwi Kora; 25081 Helvetia Timur; 24820 Hevetia Tengah; 27541 Tanjung Gusta; 30285 Helvetia ; 11710 Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Helvetia di dominasi oleh penduduk jenis kelamin perempuan sebanyak 75.845 orang sedangkan penduduk jenis kelamin laki laki sebanyak 73.961 orang. Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk kecamatan Medan Helvetia relatif lebih banyak penduduk usia produktif. Tercatat sebanyak 79.313 jiwa penduduk usia 15-44 tahun di Kecamatan Medan Helvetia sedanfkan usia 0-14 tahun tercatat 39.877 jiwa Statistik Medan Helvetia, 2015.

4.3 Kondisi Ekonomi