KarakteristikSosial Ekonomi Konsumen Landasan Teori .1 Teori Perilaku Konsumen

Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah biaya. Tujuan utama dari mengkonsumsi barang dan jasa adalahuntuk memenuhi kebutuhan dan diukur sebagai kepuasan yang diperoleh. Besarnya kepuasan konsumen diukur dari sejumlah nilai yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang dan jasa terhadap biaya yang dikeluarkan Kotler, 2001. Perilaku konsumen merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki waktu, uang, dan usaha untuk memperoleh produk dan jasa yang mereka inginkan. Dimana didalamnya menyangkut pembahasan tentang jenis alasan, waktu, tempat, dan frekuensi pemakaian suatu produk barang dan jasa. Perilaku konsumen mencerminkan tanggapan mereka terhadap berbagai rangsangan dari produk dan dari mereka sendiri yang berupa pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis Astuti, 2008.

2.2.2 KarakteristikSosial Ekonomi Konsumen

Konsumen memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda-beda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Dimana karakteristik sosial ekonomi tersebut mempengaruhi keputusan dan perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa. Secara umum, terdapat beberapa karakteristik sosial ekonomi yang berhubungan dengan keputusan dan perilaku konsumen, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tingkat Pendapatan Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan mempengaruhi terhadap besar kecilnya pendapatan. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Karena alasan inilah produsen perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya Sumarwan, 2004. 2. Umur Umur sangat penting dalam menentukan pola konsumsi suatu masyarakat, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi pangan yang berbeda juga. Perbedaan umur juga akan mengakibatkan perbedaan selera terhadap suatu jenis pangan Sumarwan, 2004. 3. Jumlah anggota keluarga Jumlah anggota keluarga atau rumah tangga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi pangan rumah tangga tersebut. Rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak akan membeli dan mengkonsumsi pangan lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit Sumarwan, 2004. 4. Kondisi Kesehatan Penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti diabetes melitus dan kolesterol meningkat sangat tajam. Perubahan pola penyakit ini diduga berhubungan dengan cara hidup yang berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan yang tradisional yang banyak mengandung Universitas Sumatera Utara karbohidrat dan serat dari sayuran berubah menjadi pola makan yang kebarat- baratan dan sedikit serat. Komposisi makanan yang tinggi lemak, garam, dan sedikit serat pada makanan siap saji yang pada akhir-akhir ini sangat digemari dikalangan masyarakat Indonesia Frankilawati, 2013. 5. Tingkat pendidikan Konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi dan mengakibatkan konsumen lebih selektif dalam memilih jenis pangan yang akan dikonsumsi. Pendidikan konsumen yang berbeda juga akan menyebabkan perbedaan dalam memilih jenis pangan dan juga perbedaan selera. Pendidikan yang rendah akan mencerminkan jenis pekerjaan dan pendapatan serta daya beli konsumen yang rendah sehingga konsumen dengan pendidikan rendah cenderung tidak memperhatikan jenis pangan yang hendak dikonsumsi Sumarwan, 2004.

2.2.3 Model Keputusan Konsumen