44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah satu orang kepala dan salah empat orang staf Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU. Adapun
karakteristik dari para informan adalah sebagai berikut :
Kode Status
I
1
Kepala Bagian
I
2
Staf I
3
Staf I
4
Staf Tabel 4.1 Karakteristik Informan
Informan pertama
I
1
adalah responden yang berhasil diwawancarai dengan perkenalan pendekatan terlebih dahulu demikian juga halnya dengan
informan kedua I
2
, ketiga I
3
, dan keempat I
4
. Peneliti meminta kesediaan waktu untuk diwawancarai setelah sebelumnya menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian serta keperluan wawancara guna melengkapi data yang mendukung hasil penelitian.
Wawancara berlangsung secara informal yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan wawancara secara mendalam. Suasana
Universitas Sumatera Utara
45 dan kondisi wawancara bersifat alamiah sebagaimana adanya, tidak dibuat-buat,
atau diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Wawancara dilakukan secara berulang apabila pada wawancara
sebelumnya peneliti merasa masih ada yang perlu ditambahi atau kurang jelas.
4.2 Kategori
Setelah melakukan wawancara, peneliti kemudian menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding, memilih data
yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori, yaitu :
4.2.1 Tugas dan Fungsi Bagian Pemeliharaan
Pembagian sistem kerja yang terdapat di Perpustakaan USU dapat terlihat melalui diagram berikut ini :
Kepala Sub Bidang Dukungan Teknis
Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna
Kepala Sub Bidang Manajemen Koleksi
dan Cabang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Perpustakaan Kelompok
Pustakawan Wakil Kepala
Bidang Perpustakaan Kepala
Perpustakaan dan Sistem Informasi
Staf Ahli
Gambar 4.2.1: Struktur Organisasi Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
46 Bagian pemeliharaan bahan perpustakaan termasuk ke dalam Sub Bidang
Dukungan Teknis. Untuk mengetahui tugas dan fungsi bagian pemeliharaan maka peneliti mewawancarai informan I
1
, I
2
, I
3
, dan I
4
. Berikut adalah petikan wawancara mengenai tugas dan fungsi bagian pemeliharaan :
I
1
:“tugas Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU adalah memperbaiki bahan perpustakaan yang tidak bisa lagi digunakan
pemakai pengguna perpustakaan pemustaka. Sedangkan fungsinya adalah sebagai pelaksana perbaikan koleksi yang rusak tersebut agar
dapat sesuai dengan aslinya.” I
2 :
“tugas Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU adalah memperbaiki bahan perpustakaan yang kondisi telah rusak. Dan fungsinya
adalah mengupayakan perbaikan terhadap koleksi yang rusak agar dapat dipergunakan kembali.”
I
3 :
“tugas Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU adalah memperbaiki bahan perpustakaan yang kondisi telah rusak. Fungsinya
memperbaiki bahan perpustakaan yang rusak agar dapat dipergunakan kembali.”
I
4 :
“tugas Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU adalah memilih bahan perpustakaan yang rusak dan memperbaikinya. Fungsi
pemeliharaan adalah memperbaiki bahan perpustakaan agar dapat dikembalikan ke bagian sirkulasi.”
Universitas Sumatera Utara
47 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tugas Bagian
Pemeliharaan Perpustakaan USU adalah sebagai pemelihara bahan perpustakaan agar tetap bisa dipergunakan melalui perbaikan. Pemeliharaan pada umumnya
dilakukan pada bahan perpustakaan dengan kondisi rusak ringan dan sedang. Kerusakan ini bisa diselamatkan dengan penyampulan ulang, penjilidan,
dan pengeleman halaman yang terlepas guna menghasilkan tampilan bahan perpustakaan lebih baik, serta sesuai dengan bentuk aslinya.
Sebagaimana dituliskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Perpustakaan USU Tahun 2015,frekuensi penggunaan bahan perpustakaan yang
tinggi akan mengakibatkan tingkat kerusakan yang tinggi juga. Sehubungan dengan itu peran pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan menjadi sangat
penting. Jumlah bahan perpustakaan yang dirawat selama tahun 2015 adalah 5.711 eksemplar. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari yang ditargetkan 5.000
eksemplar dengan capaian 114,22. Terjadi peningkatan pemeliharaan bahan perpustakaan dari tahun sebelumnya sekitar 35,53.
4.2.2 Peran Bagian Pemeliharaan dalam Penyiangan Weeding
Penyiangan weeding bahan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan.Bagian Pemeliharaan memiliki peran dalam penyiangan weeding
bahan perpustakaan yang dapat diketahui melalui kutipan wawancara berikut : I
1 :
“pemelihara koleksi yang rusak ataupun tidak bisa dipergunakan oleh pengguna lagi sehingga koleksi tersebut diasingkan
atau dikeluarkan dari koleksi perpustakaan.”
Universitas Sumatera Utara
48 I
2
: “pelaku pemeliharaan terhadap koleksi yang telah rusak namun masih bisa diperbaiki serta mengasingkan koleksi yang sudah tidak
bisa diselamatkan kembali.” I
3
: “sebagai bagian yang bertanggungjawab atas pemulihan kembali bahan perpustakaan yang masih bisa diperbaiki dan
mengasingkan bahan perpustakaan yang akan dimusnahkan.” I
4
: “sebagai pemelihara bahan perpstakaan agar tetap dapat dipergunakan dan memilih bahan perpustakaan yang rusak berat untuk
dapat disiangi.” Berdasarkan uraian di atas, maka peran bagian pemeliharaan dalam proses
penyiangan adalah sebagai bagian dari Perpustakaan USU yang bertanggungjawab ataspenyeleksian bahan perpustakaan yang sudah tidak
mungkin dipakai lagi dikarenakan kondisinya yang rusak berat untuk dapat diasingkan. Setelah diasingkan dari rak, maka bahan perpustakaan kemudian
disiangi sehingga bahan perpustakaan tersebut tidak dilayankan kembali.
4.2.3 Frekuensi Penyiangan
weeding Bahan Perpustakaan
Perpustakaan USU melakukan pengadaan bahan perpustakaan setiap tahunnya. Penambahan bahan perpustakaan dapat menyebabkan kurangnya
tempat yang tersedia, sehingga perlu diadakan penyiangan weeding untuk dapat mengatisipasinya. Kekerapan ataupun frekuensi penyiangan bahan perpustakaan
yang dilakukan Perpustakaan USU dapat diketahui melalui kutipan wawancara berikut :
Universitas Sumatera Utara
49 I
1
, I
2
, I
3
, I
4
: “frekuensi penyiangan weeding tidak bisa ditentukan karena tidak bisa dipastikan kapan rusaknya buku dan terakhir kali
melakukan penyiangan weeding pada bulan Maret.” Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kekerapan penyiangan
weeding bahan perpustakaan pelaksanaan penyiangan tidak bisa dipastikan. Penyiangan weeding akan dilakukan pada bahan perpustakaan dengan kondisi
rusak berat yang tidak bisa diselamatkan. Rutinnya kegiatan pengadaan bahan perpustakaan sebaiknya didukung
juga dengan penyiangan weeding. Tidak pernahnya bahan perpustakaan dipinjam bisa menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya. Peneliti juga masih
menemukan adanya bahan perpustakaan dalam kondisi rusak ataupun dengan terbitan lama.
Gambar 4.2.3 a : Slip Peminjaman Buku
Universitas Sumatera Utara
50 Gambar 4.2.3 b : Buku terbitan lama
Tabel 4.2.3 a : Bahan yang di Katalogs.d. November 2015 No. Jenis
Koleksi Jumlah
Judul Eksemplar 1 2
3 4
1 Buku Baru 2013
2.276 2.276
2 Deposit USU
1.065 1.065
3 Deposit Asian Development Bank
- -
4 Deposit World
Bank -
- 5 Deposit
American Corner
- -
Jumlah 3.341 3.341
Tabel 4.2.3 b: Jumlah Cantuman Database Katalogs.d. November 2015 No. Jenis
Koleksi Jumlah
Judul Eksemplar 1 2
3 4
1 Buku Baru 2013
2.276 2.276
2 Deposit USU
1.065 1.065
3 Deposit Asian Development Bank
- -
4 Deposit World Bank
- -
5 Deposit American
Corner -
- Jumlah
3.341 3.341
Sumber : Lakip Perpustakaan USU 2015
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.4 Kriteria Kerusakan Bahan Perpustakaan
Dari hasil wawancara dengan informan mengenai kriteria kerusakan bahan perpustakaan dapat dilihat melalui kutipan wawancara berikut :
I
1 :
“yang menjadi kriteria kerusakan-kerusakan adalah halaman yang tidak lengkap, koleksi yang sudah tua, serta koleksi yang dimakan
rayap atau jamur.” I
2 :
“kondisi kerusakan adalah koleksi yang rusak karena serangga, koleksi lama, halaman banyak yang hilang, dan jilidan yang sudah tidak
bisa diperbaiki.” I
3 :
“rusak karena serangga, lapuk, halaman hilang, dan jilidan rusak parah.”
I
4 :
“dimakan rayap atau kutu, halaman banyak yang hilang, dan jilidan yang sudah tidak bisa diperbaiki.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa yang menjadi kriteria kerusakan yang bisa dijadikan sebagai acuan penyiangan adalah tidak lengkapnya
halaman, koleksi yang sudah tua lama, serta koleksi yang rusak karena serangga dan jamur.
4.2.5 Proses Kegiatan Penyiangan weeding Bahan Perpustakaan
Kegiatan penyiangan weeding bahan perpustakaan yang dilaksanakan Perpustakaan USU dapat diketahui melalui kutipan berikut :
I
1 :
“mengevaluasi koleksi dengan cara melihat koleksi tersebut apakah masih ada penggunanya, apakah sudah ada terbitan terbarunya,
Universitas Sumatera Utara
52 dan bagaimana kondisi kertasnya, dan orang yang melaksanakannya
adalah bagian sirkulasi dan bagian pemeliharaan koleksi.” I
2 :
“memilih koleksi yang rusak, tidak pernah digunakan, atau koleksi terbitan lama, dan orang yang melakukannya adalah bagian
pemeliharaan dan sirkulasi.” I
3 :
“melihat koleksi yang rusak, koleksi terbitan lama, dan orang yang melakukannya adalah bagian pemeliharaan dan sirkulasi.”
I
4 :
“menyeleksi koleksi yang rusak, tidak pernah digunakan, atau koleksi terbitan lama, dan yang melakukannya adalah bagian
pemeliharaan dibantu sirkulasi.” Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kegiatan yang
dilakukan selama proses penyiangan weeding bahan perpustakaan adalah mengevaluasi bahan perpustakaan yang benar-benar tidak akan digunakan lagi,
dan yang menjadi pelaksananya adalah bagian pemeliharaan dan bagian sirkulasi. Setelah melalui proses penyeleksian, maka katalog mulai dikeluarkan atau
dihapuskan dari sistem pendataan. Selanjutnya akan dilakukan pemberian tanda bahwa bahan perpustakaan tersebut akan disiangi.
Seluruh kegiatan penyeleksian hingga penyiangan kemudian dicantumkan ke dalam berita acara. Hal ini berguna sebagai bukti konkrit adanya pelaksanaan
penyiangan yang dilakukan oleh Bagian Pemeliharaan Perpustakaan USU.
Universitas Sumatera Utara
53
Tidak
Ya
ya
Gambar 4.2.5 : Diagram alir kegiatan penyiangan weeding
Mulai Start
Rusak Berat : •
Halaman tidak lengkap •
Jilidan rusak parah •
Koleksi lama tua •
Dimakan rayap •
Berjamur
Menghapus mencabut bahan perpustakaan dari katalog
Memberi tanda “dikeluarkan dari koleksi”
Membuat berita acara Selesai Finish
Diperbaiki
Universitas Sumatera Utara
54 Tabel 4.2.5 : Jumlah Bahan yang Dirawat s.d. November 2015
No. Jenis Perawatan
Jumlah Eksemplar 1 2
3 1
Perbaikan Buku Kerusakan Ringan 4.354
2 Perbaikan Buku Kerusakan Berat
1.214 3 Penjilidan
MajalahJurnal 143
4 Reproduksi Scanning Skripsi badlock
- Jumlah
5.711 Sumber : Lakip Perpustakaan USU 2015
4.2.6 Alat Bantu Penyiangan Weeding
Alat bantu yang dipergunakan selama penyiangan weeding bahan perpustakaan sesuai kutipan wawancara berikut adalah :
I
1
: “pelaksanaan penyiangan weeding dilakukan langsung pada koleksi tanpa menggunakan alat bantu.”
I
2
: “penyiangan tidak menggunakan alat bantu.” I
3
: “bahan perpustakaan disiangi dengan cara manual” I
4
: “penyiangan tidak ada alat bantu.” Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa Perpustakaan USU
melakukan penyiangan weeding bahan perpustakaan dengan cara manual tanpa mempergunakan alat bantu. Belum diadakan pemaksimalan penggunaan OPAC
sebagai pendukung penyeleksian bahan perpustakaan yang akan disiangi. Terutama berdasarkan peminjaman maupun tahun terbit bahan perpustakaan.
4.2.7 Kendala Penyiangan weeding
Kendala penyiangan weeding bahan perpustakaan yang dihadapi selama pelaksanaannya dapat diketahui melalui kutipan wawancara berikut:
Universitas Sumatera Utara
55 I
1 :
“dikarenakan pelaksanaan penyiangan weeding secara manual, sehingga proses pelaksanaannya sangat lambat serta
keterbatasan staf pendukung yang menguasai dan mampu melaksanakan penyiangan weeding.”
I
2
: “pelaksanaan relatif lambat karena dilakukan secara manual dan sedikitnya pelaksana yang ada.”
I
3
: “kurangnya tenaga pendukung pelaksanaan penyiangan.” I
4
: “masih sedikitnya orang yang mampu melaksanakan penyiangan.”
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi kendala utama adalah tidak adanya alat bantu yang mendukung proses penyiangan weeding bahan
perpustakaan sehingga membutuhkan waktu yang lama, dan keterbatasan staf yang mampu melaksanakan penyiangan weeding bahan perpustakaan.
Kurangnya tenaga pendukung bukan sebatas kuantitatif atau banyaknya sumber daya, namun dibutuhkan tenaga yang berkualitas sehingga pelaksanaan
kegiatan dapat dilakukan dengan maksimal.
4.2.8 Langkah-langkah dalam Mengatasi Kendala Penyiangan weeding
Langkah yang diambil dalam mengatasi kendala penyiangan weeding bahan perpustakaan dapat dilihat melalui kutipan wawancara berikut ini:
I
1
, I
2
, I
3
, I
4 :
“ belum ada langkah yang diambil dalam mengatasinya, sehingga kendala masih dirasakan hingga saat ini karena
belum ada upaya dalam mengatasinya.”
Universitas Sumatera Utara
56 Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa Perpustakaan USU belum
melakukan langkah penanganan kendala yang dihadapi oleh Bagian Pemeliharaan selama melakukan penyiangan weeding bahan perpustakaan, sehingga kendala
yang tersebut di atas masih dirasakan hingga saat ini.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisis data yang menjaga keabsahan data, maka diperoleh beberapa kategori
pembahasan mengenai Penyiangan Bahan Perpustakaan pada Perpustakaan USU, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
No. Kategori Keterangan
1. Tugas dan Fungsi
Bagian Pemeliharaan sebagai pemelihara bahan perpustakaan agar
tetap bisa dipergunakan melalui perbaikan
2. Peran Bagian
Pemeliharaan dalam Penyiangan Weeding
mengasingkan bahan perpustakaan yang sudah tidak mungkin dipakai lagi dikarenakan
kondisinya yang rusak
3. Frekuensi Penyiangan
weeding Bahan Perpustakaan
penyiangan weeding bahan perpustakaan adalah berdasarkan kerusakan buku, sehingga
pelaksanaan penyiangan tidak bisa dipastikan
4. Kriteria Kerusakan
Bahan Perpustakaan tidak lengkapnya halaman , koleksi yang sudah
tua lama, serta koleksi yang rusak karena serangga dan jamur
Universitas Sumatera Utara
57 5.
Kegiatan Penyiangan weeding Bahan
Perpustakaan •
mengevaluasi bahan perpustakaan yang benar-benar tidak akan digunakan lagi,
dan yang menjadi pelaksananya adalah bagian pemeliharaan dan bagian
sirkulasi
• mengeluarkan dari katalog
• memberi tanda “dikeluarkan” untuk
bahan yang disiangi •
membuat berita acara
6. Alat Bantu
Penyiangan weeding penyiangan weeding bahan perpustakaan
dengan cara manual tanpa mempergunakan alat bantu
7. Kendala Penyiangan
weeding waktu yang lama, dan keterbatasan staf yang
mampu melaksanakan penyiangan weeding bahan perpustakaan
8. Langkah-langkah
dalam Mengatasi Kendala Penyiangan
weeding Perpustakaan USU belum melakukan langkah
penanganan kendala yang dihadapi oleh Bagian Pemeliharaan selama melakukan penyiangan
weeding bahan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan