Pengelompokkan Elemen Kerja Aktual Perhitungan Balance Delay, Efisiensi Lini dan Smoothness Index Lintasan Kerja Aktual

Tabel 5.12. Elemen Kerja Pembentuk Precedence Diagram Lanjutan No Elemen Kerja Waktu Operasi Menit 31 Pemasangan HV 6,63 32 Pemasangan topchanger 3,02 33 Pengelasan primer 37,47 34 TTR 2,96 35 Memasukkan Trafo ke dalam mesin pengering 4,10 36 Proses Pengeringan 192 37 Mengeluarkan Trafo ke dalam mesin pengering 4,07 38 Pengujian isolasi 26,53 39 Pemasangan Terminal 14,68 40 Pemasangan Casing 54,08 41 Pengisian Minyak 21,28 42 Pengujian Akhir 21,95 43 Pemasangan merk 2,75

5.2.6. Pengelompokkan Elemen Kerja Aktual

Elemen kerja pada work centre aktual dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Work Center Aktual Work Center Elemen Kerja Waktu Proses menit I 1. Menset pisau mesin pembelah sesuai ukuran 1,45 2. Pemotongan 13,26 II 3. Penyusunan Bahan 6,09 4. Penggulungan inti 21,58 III 5. Penimbangan 7,70 IV 6. Memasukkan inti ke dalam mesin annealing 3,63 7. Proses Pemanggangan 205,71 8. Mengeluarkan inti dari mesin annealing 3,58 V 9. Meletakkan inti yang diuji 4,49 10. Melilitkan Kabel 5,71 11. Memberi tegangan 2,67 12. Membuka lilitan kabel 0,99 VI 13. Pemotongan OD 5,18 Universitas Sumatera Utara 14. Pembuatan OD 11,45 15. Pembuatan SS 2,55 16. Pembuatan PP 18,00 VII 17. Mengatur meja kerja 9,02 18. Mengangkut core ke meja kerja 3,66 19. pengikatan dengan pita 2,24 20. Pemasangan roda gigi 4,87 21. Pemasangan Kertaslilin 1,34 22. Penggulungan Sekunder 42,34 23. Penggulungan primer 90,09 Tabel 5.13. Work Center Awal Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Proses menit VIII 24. Mengangkut coil 4,98 25. Penyisipan sekunder 7,37 26. Pemotongan kertas support 10,66 27. Pemasanga pendek 6,30 28. Pengelasan sekunder 85,76 29. Pemasangan tutup 6,96 30. Pemasangan LV 4,00 31. Pemasangan HV 6,63 32. Pemasangan topchanger 3,02 33. Pengelasan primer 37,47 34. TTR 2,96 IX 35. Memasukkan Trafo ke dalam mesin pengering 4,10 36. Proses Pengeringan 192 37. Mengeluarkan Trafo ke dalam mesin pengering 4,07 X 38. Pengujian isolasi 26,53 39. Pemasangan Terminal 14,68 40. Pemasangan Casing 54,08 41. Pengisian Minyak 21,28 42. Pengujian Akhir 21,95 43. Pemasangan merk 2,75 Universitas Sumatera Utara

5.2.7. Perhitungan Balance Delay, Efisiensi Lini dan Smoothness Index Lintasan Kerja Aktual

a. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Lini Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus: = �. − ∑ � �= �. � D = Balance Delay C = Waktu yang paling maksimum dalam stasiun kerja N =Jumlah stasiun kerja ∑Sti = Jumlah waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n Maka diperoleh nilai balance delay sebagai berikut: = , − , , � = , − , , � = , Efisiensi lini dihitung dengan rumus: ��� ��� = ∑ � �= �. � Dimana: CT = Waktu siklus n = Jumlah stasiun kerja ∑Sti = Jumlah waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n Maka diperoleh nilai efisiensi sebagai berikut: ��� ��� = , , � Universitas Sumatera Utara = 47,89 b. Perhitungan Indeks Penghalusan Smoothness IndexSI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. � = √∑ � � − � �= Dimana: STi max = Waktu maksimum dari stasiun kerja yang terbentuk STi = Waktu stasiun di stasiun kerja ke-i n = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk � = √ , − , + , − , + ⋯ + , − , = √ , + , + ⋯ + , = 443,18 Susunan lintasan kerja aktual dapat dilihat pada Gambar 5.3. WC VI Pembuatan Kertas Isolasi WC I Pemotongan WC II Penggulungan Inti WC III Penimbangan WC IV Pemanggangan WC V Pengujian Rugi- rugi Inti WC VII Penggulungan Coil WC VIII Koneksi Kumparan WC IX Pengeringan WC X Proses Akhir Gambar 5.3. Susunan Lintasan Kerja Aktual Universitas Sumatera Utara 5.2.8. Penyeimbangan Lintasan Metode Moodie Young dan COMSOAL 5.2.8.1. Peyeimbangan Lintasan Metode Moodie Young a. Fase Pertama Matriks P dan F dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Matriks P dan F . Elemen Kerja Matriks Operasi Pendahulu P Waktu menit Matriks Operasi Pengikut F 1 1,45 2 2 1 13,26 3 3 2 6,09 4 4 3 21,58 5 5 4 7,70 6 6 5 3,63 7 7 6 205,71 8 8 7 3,58 9 9 8 4,49 10 10 9 5,71 11 11 10 2,67 12 12 11 0,99 17 13 5,18 14 14 13 11,45 21 15 2,55 21 16 18,00 21 17 12 9,02 18 18 17 3,66 19 19 18 2,24 20 20 19 4,87 21 21 14 15 16 20 1,34 22 22 21 42,34 23 23 22 90,09 24 24 23 4,98 25 25 24 7,37 26 26 25 10,66 27 27 26 6,30 28 28 27 85,76 29 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Matriks P dan F Lanjutan 1. Pilihlah elemen kerja task yang memiliki nilai 0 semua pada matrik P, pilih task dengan waktu siklus terbesar bila ada lebih dari 1 task yang matriks P-nya 0 semua. Dalam hal ini ada terdapat 2 task yaitu task 1, 13, 15, dan 16, task yang dipilih adalah task 16 karena memiliki waktu siklus terbesar yaitu 18 menit. 2. Ditandai task di matriks F yang berhubungan dengan task yang terpilih di langkah 1. Task yang berhubungan dengan task 16 di matriks F adalah task 21 dengan waktu elemen 13,4 menit. Task 21 masih belum mungkin masuk karena task yang lain belum dikerjakan dan bukan merupakan task yang tidak berkaitan dengan task 16. Maka yang mungkin masuk adalah task yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P task 1, 13,15. Task yang terpilih adalah task dengan waktu terbesar yaitu task 13 dengan waktu elemen 5,18 Elemen Kerja Matriks Operasi Pendahulu P Waktu menit Matriks Operasi Pengikut F 29 28 6,96 30 31 30 29 4,00 32 31 29 6,63 32 32 30 31 3,02 33 33 32 37,47 34 34 33 2,96 35 35 34 4,10 36 36 35 192 37 37 36 4,07 38 38 37 26,53 39 40 39 38 14,68 41 40 38 54,08 41 41 39 40 21,28 42 42 41 21,95 43 43 42 2,75 Universitas Sumatera Utara menit. Task yang berhubungan dengan task 13 di matriks F adalah task 14 dengan waktu elemen 11,45 menit. Masih ada task 1 dan 15 yang mempunyai semua nilai 0 pada matriks P, maka dipilih task 15 untuk urutan berikutnya dengan waktu siklus 2,55 menit. Task 1 tidak dipilih karena pekerjaannya tidak berkaitan dengan task 16,13,14, dan 15. Maka pada stasiun kerja I terdapat elemen kerja 16,13,14, dan 15 3. Dilakukan langkah kedua berulang-ulang untuk mengisi stasiun kerja hingga mencukupi acuan waktu siklus stasiun kerja yaitu 205,71 menit. Data Pengelempokan elemen kerja pada stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Pengelompokan Elemen Kerja Fase Pertama Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu I 16 18 37,18 13 5,18 14 11,45 15 2,55 II 1 1,45 14,71 2 13,26 III 3 6,09 39 4 21,58 5 7,70 6 3,63 IV 7 205,71 205,71 V 8 3,58 17,44 9 4,49 10 5,71 11 2,67 12 0,99 VI 17 9,02 153,56 18 3,66 19 2,24 20 4,87 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Pengelompokan Elemen Kerja Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu 21 1,34 22 42,34 23 90,09 VII 24 4,98 180,21 25 7,37 26 10,66 27 6,30 28 85,76 29 6,96 31 6,63 30 4,00 32 3,02 33 37,47 34 2,96 35 4,10 VIII 36 192 196,07 37 4,07 IX 38 26,53 141,27 40 54,08 39 14,68 41 21,28 42 21,95 43 2,75 b. Fase Kedua Langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase 2 ini adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil. Waktu kerja terbesar terdapat pada stasiun kerja V yaitu 205,71 menit, dan waktu kerja terkecil terdapat pada stasiun kerja III yaitu 11,33 menit. 2. Tentukan GOAL, dengan rumus : Universitas Sumatera Utara GOAL = 2 min max siklus waktu siklus waktu  GOAL = 19 , 97 2 33 , 11 71 , 205   3. Identifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan waktu paling maksimum, yang mempunyai waktu yang lebih kecil daripada GOAL, yang elemen kerja tersebut bila dipindah ke stasiun kerja yang paling minimum tidak melanggar precedence diagram. Pindahkan elemen kerja tersebut. Waktu stasiun kerja yang paling maksimum terdapat pada stasiun kerja IV, karena hanya terdapat 1 elemen kerja jadi tidak dapat dipindah. Waktu stasiun kerja paling maksimum berikutnya adalah stasiun kerja VIII, elemen kerja yang dapat dipindahkan adalah elemen kerja 37. Elemen kerja ini dapat pindahkan ke stasiun kerja IX. Pengelompokan elemen kerja untuk setiap stasiun kerja pada fase kedua dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Pengelompokan Elemen Kerja Fase Kedua Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu I 16 18 37,18 13 5,18 14 11,45 15 2,55 II 1 1,45 14,71 2 13,26 III 3 6,09 39 4 21,58 5 7,70 6 3,63 IV 7 205,71 205,71 V 8 3,58 17,44 9 4,49 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Pengelompokan Elemen Kerja Fase Kedua Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu 10 5,71 11 2,67 12 0,99 VI 17 9,02 153,56 18 3,66 19 2,24 20 4,87 21 1,34 22 42,34 23 90,09 VII 24 4,98 180,21 25 7,37 26 10,66 27 6,30 28 85,76 29 6,96 31 6,63 30 4,00 32 3,02 33 37,47 34 2,96 35 4,10 VIII 36 192 192 `IX 37 4,07 `145,34 38 26,53 40 54,08 39 14,68 41 21,28 42 21,95 43 2,75 4. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Maka diperoleh nilai balance delay sebagai berikut: = , − , , � Universitas Sumatera Utara = , − , , � = , Efisiensi dihitung dengan rumus: ��� ��� = , , � = 53,21 5. Perhitungan Indeks Penghalusan Smoothness IndexSI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. � = √∑ � � − � �= � = √ , − , + , − , + ⋯ + , − , = √ , + + ⋯ + , = 367,86 Susunan lintasan kerja setelah dilakukan penyeimbangan dengan metode Moodie Young dapat dilihat pada Gambar 5.4. WC 1 Pembuatan Kertas Isolasi WC II Pemotongan WC III Penggulungan Penimbangan WC IV Pemanggangan WC V Pengujian Rugi- rugi Inti WC VI Penggulungan Coil WC VII Koneksi Kumparan WC VIII Pengeringan WC IX Proses Akhir Gambar 5.4. Susunan Lintasan Kerja Metode Moodie Young Universitas Sumatera Utara

5.2.8.2. Peyeimbangan Lintasan Metode Comsoal

Prosedur dari metode COMSOAL ini secara manual adalah sebagai berikut: 1. Mendaftarkan semua komponen pekerjaan serta jumlah proses yang mendahuluinya yang terdekat. Tabel 5.17. Elemen Pekerjaan yang Memiliki Pendahulu Elemen Kerja Waktu Menit Predecessor 2 13,26 1 3 6,09 2 4 21,58 3 5 7,70 4 6 3,63 5 7 205,71 6 8 3,58 7 9 4,49 8 10 5,71 9 11 2,67 10 12 0,99 11 14 11,45 13 1 9,02 12 18 3,66 17 19 2,24 18 20 4,87 19 21 1,34 14,15,16,20 22 42,34 21 23 90,09 22 24 4,98 23 25 7,37 24 26 10,66 25 27 6,30 26 28 85,76 27 29 6,96 28 30 4,00 29 31 6,63 29 32 3,02 30,31 33 37,47 32 34 2,96 33 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17. Elemen Pekerjaan yang Memiliki Pendahulu Lanjutan Elemen Kerja Waktu Menit Predecessor 35 4,10 34 36 192 35 37 4,07 36 38 26,53 37 39 14,68 38 40 54,08 38 41 21,28 39,40 42 21,95 41 43 2,75 42 2 Mendaftarkan semua komponen pekerjaan yang tidak didahului oleh proses manapun. Tabel 5.18. Elemen Pekerjaan yang Tidak Memiliki Pendahulu Elemen Kerja Waktu Menit Predecessor 1 1,45 - 13 5,18 - 15 2,55 - 16 18,00 - 3 Memilih salah satu elemen kerja yang terdaftar pada prosedur no. 2 pilih secara acak. Elemen kerja yang dipilih dipindahakan dari dasar pada prosedur no 2. Kemudian di daftar pada prosedur no 1, setelah itu prosedur no 2 direvisi. Elemen kerja yang dipilih elemen kerja 1, maka pengelompkkan elemen kerja Setelah direvisi. Ulangi lagi prosedur no.3 dengan syarat ZTc Tc. Hasil pengelompokkan elemen kerja dapat dilihat pada Tabel 5.19. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Pengelompokkan Elemen Kerja Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu I 1 1,45 14,71 2 13,26 II 16 18,00 37,18 13 5,18 14 11,45 15 2,55 III 3 6,09 39 4 21,58 5 7,70 6 3,63 IV 7 205,71 205,71 V 8 3,58 17,44 9 4,49 10 5,71 11 2,67 12 0,99 VI 17 9,02 153,56 18 3,66 19 2,24 20 4,87 21 1,34 22 42,34 23 90,09 VII 24 4,98 180,21 25 7,37 26 10,66 27 6,30 28 85,76 29 6,96 30 4,00 31 6,63 32 3,02 33 37,47 34 2,96 35 4,10 VIII 36 192 196,07 37 4,07 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Pengelompokkan Elemen Kerja Lanjutan Work Center Elemen Kerja Waktu Menit Jumlah Waktu IX 38 26,53 141,27 39 14,68 40 54,08 41 21,28 42 21,95 43 2,75 Semua elemen kerja sudah masuk ke dalam stasiun kerja. 4 Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Maka diperoleh nilai balance delay sebagai berikut: = , − , , � = , − , , � = , Efisiensi dihitung dengan rumus: ��� ��� = , , � = 53,21 5. Perhitungan Indeks Penghalusan Smoothness Index SI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. � = √∑ � � − � �= Universitas Sumatera Utara � = √ , − , + , − , + ⋯ + , − , = √ , + + ⋯ + , = 368,42 Susunan lintasan stasiun kerja setelah dilakukan penyeimbangan dengan metode COMSOAL dapat dilihat pada Gambar 5.5. WC II Pembuatan Kertas Isolasi WC I Pemotongan WC III Penggulungan Penimbangan WC IV Pemanggangan WC V Pengujian Rugi- rugi Inti WC VI Penggulungan Coil WC VII Koneksi Kumparan WC VIII Pengeringan WC IX Proses Akhir Gambar 5.5. Susunan Lintasan Kerja Metode COMSOAL Dari kedua metode penyeimbangan lintasan dipilih satu metode yang lebih baik yang dapat dilihat dari nilai balance delay yang lebih rendah, efisiensi lini yang lebih tinggi dan smoothness index yang lebih rendah. Dari kedua metode yang digunakan nilai balance delay dan efisiensi lini memiliki hasil yang sama, tetapi untuk untuk nilai smoothness index hasil dari metode Moodie Young lebih baik dari metode COMSOAL. Maka metode usulan yang digunakan adalah metode Moodie Young. Universitas Sumatera Utara 5.2.9. Penentuan Jumlah Mesin, Operator dan Waktu Pengerjaan Produk 5.2.9.1. Lintasan Kerja Aktual