Pengaruh pH Terhadap Alkalinitas, Profil Pertumbuhan Mikroba, dan Volatile Solid VS

35

4.2.1 Pengaruh pH Terhadap Alkalinitas, Profil Pertumbuhan Mikroba, dan Volatile Solid VS

Digestasi anaerobik sangat sensitif terhadap perubahan pH, terjadinya perubahan pH yang signifikan seperti terjadi penurunan pH yang besar akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba mengalami gangguan dan menyebabkan penurunan konsentrasi mikroba [37] ]. Kestabilan pH dapat meningkatkan kinerja mikroba hidrolisis dan asidogenesis [14]. Proses asidogenesis itu sendiri berlangsung pada pH rendah atau dalam suasana asam [22]. Menurut Ventura et al, pH optimal proses asidogenesis untuk pertumbuhan mikroba adalah 5,5-6,5[37 ]. Alkalinitas merupakan faktor penting untuk fermentor agar beroperasi dengan baik. Nilai alkalinitas yang dibutuhkan dapat dipenuhi dengan memberikan bahan kimia tambahan seperti: natrium bikarbonat, natrium karbonat, amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida [38]. Untuk menjaga pH sesuai yang diinginkan ditambahkan NaHCO 3 pada pengaruh pH terhadap alkalinitas, profil pertumbuhan mikroba, dan volatile solid VS ditunjukkan pada Gambar 4.1, 4.3, dan 4.5. Gambar 4.1 Pengaruh pH Terhadap Alkalinitas 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 1 2 3 4 5 6 7 5 10 15 20 25 A lk al in itas m g L pH Waktu hari pH 5 pH 5,5 pH 6 Alkalinitas pH 5 Alkalinitas pH 5,5 Alkalinitas pH 6 Universitas Sumatera Utara 36 Gambar 4.2 Pengaruh pH Terhadap Rata-rata Alkalinitas Gambar 4.3 Pengaruh pH Terhadap Profil Pertumbuhan Mikroba 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4.5 5 5.5 6 6.5 A lk al in itas pH 5000 10000 15000 20000 5 10 15 20 25 V S S m g L Waktu hari pH 5 pH 5,5 pH 6 Universitas Sumatera Utara 37 Gambar 4.4 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba Terbaik Gambar 4.5 Pengaruh pH Terhadap Volatile Solid VS 14240 17460 14660 5000 7000 9000 11000 13000 15000 17000 19000 21000 23000 25000 5 5.5 6 V S S m g L pH 5000 10000 15000 20000 25000 30000 5 10 15 20 25 V S m g L Hari ke- pH 5 pH 6 pH 5,5 Universitas Sumatera Utara 38 Gambar 4.6 Pengaruh pH Terhadap Volatile Solid VS Terbaik Pada proses asidogenesis, pH yang terlalu tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang melebihi mikroorganisme penghasil asam, sedangkan penggunaan pH yang terlalu rendah juga dapat menghambat aktivitas mikroorganisme penghasil asam dan mengakibatkan ketidakseimbangan sistem [54]. Alkalinitas menggambarkan kemampuan dari proses di dalam reaktor untuk menetralisir asam organik yang berlebihan dan menjaga pH agar tetap konstan[32]. Alkalinitas yang tinggi akan bisa menjaga kestabilan pH sehingga sangat baik untuk pertumbuhan mikroba, tetapi perubahan alkalinitas yang tinggi dapat menghambat metabolisme mikroba dan menurunkan produksi VFA [30]. Dengan kata lain alkalinitas sangat berhubungan dengan pH. Gambar 4.1 menunjukkan hasil alkalinitas pada pH 5 berada pada nilai 1.200 – 1.500 mgL, pada pH 5,5 berada pada nilai 1.200 – 2.600 mgL dan pada pH 6 berada pada nilai 1.200 – 3.100 mgL. profil pengaruh pH terhadap rata-rata alkalinitas dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 menunjukkan nilai rata-rata alkalinitas yang berfluktuasi namun dapat dikatakan stabil dan alkalinitas cenderung menurun terhadap penurunan pH. Nilai rata-rata alkalinitas pada pH 5 adalah 1.412,5000 mgL, pada pH 5,5 adalah 2.270,8333 mgL dan pada pH 6 adalah 2.814,5833 mgL. Nilai alkalinitas tersebut masih wajar dan masih dalam rentang nilai alkalinitas pada proses asidogenesis yaitu 830-7.000 mgL [32]. 16740 15120 15300 2000 6000 10000 14000 18000 22000 26000 30000 4.5 5 5.5 6 6.5 V S m g L pH Universitas Sumatera Utara 39 Oleh sebab itu, pada variasi pH tahapan asidogenesis LCPKS pada keadaan ambient dengan menggunakan reaktor batch dapat disimpulkan bahwa penurunan pH memberikan dampak yang signifikan terhadap alkalinitas, dimana dengan menurunnya pH diperoleh nilai rata-rata alkalinitas yang menurun. Gambar 4.3 menunjukkan profil pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan mikroorganisme dalam proses asidogenesis LCPKS pada variasi pH dalam reaktor dapat diukur secara tidak langsung dengan analisa VSS [51]. Konsentrasi VSS dapat menjadi indikator pertumbuhan mikroba aktif dalam reaktor. Pada pembahasan sebelumnya metabolisme dan pertumbuhan mikroba juga sangat bergantung pada pH dan alkalinitas. Pengaruh pH terhadap profil pertumbuhan mikroba ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa profil konsentrasi VSS cenderung meningkat dan menandakan adanya pertumbuhan mikroba. Profil VSS pada variasi pH 5; 5,5; dan 6 mengalami fluktuasi dan akhirnya konstan. Namun terdapat ketidakstabilan data pertumbuhan mikroba pada semua variasi pH, dimana pada hari ke-9 terjadi penurunan konsentrasi VSS yang cukup besar, penurunan konsentrasi VSS bisa terjadi dikarenakan gangguan pada kondisi operasi, seperti matinya motor pengaduk yang menyebabkan terhentinya pengadukan pada fermentor. Dalam digesti anaerob khususnya pada proses asidogenesis pengadukan juga berperan penting dalam mengembangbiakan mikroorganisme. Hal ini terjadi dikarenakan dengan pengadukan, substrat dalam fermentor akan homogen dan merata sehingga proses perombakan akan lebih efektif dan menghindari padatan-padatan mengendap yang dapat mengurangi keefektifan proses digesti [33]. Pada pH 5 diperoleh konsentrasi VSS sebesar 7.020 – 16.760 mgL, pada pH 5,5 sebesar 7.020 – 17.500 mgL, dan pada pH 6 nilai VSS sebesar 7.020 – 16.060 mgL. Profil pertumbuhan mikroba terbaik untuk setiap variasi pH dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 menunjukkan profil VSS terbaik untuk setiap variasi pH. Profil pertumbuhan mikroba terbaik dicapai pada hari ke 8 dengan pH 5,5 sebesar 17.460 mgL. Adapun nilai VSS pada pH 5 adalah 14.420 mgL, pada pH 5,5 sebesar 17.460 mgL dan pada pH 6 sebesar 14.660 mgL. Fluktuasi pada nilai VSS kemungkinan disebabkan oleh perubahan pH. pH mempengaruhi banyak aspek dalam proses Universitas Sumatera Utara 40 anaerob, seperti; keragaman mikroorganisme, laju hidrolisis substrat dan faktor penghambat. Pada variasi pH tahapan asidogenesis LCPKS pada keadaan ambient, penurunan pH memberikan dampak yang signifikan terhadap konsentrasi VSS, dimana seiring dengan menurunnya pH diperoleh konsentrasi VSS yang menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena mikroorganisme asidogenik tidak bekerja dengan optimal pada pH yang rendah [57]. Namun pH yang lebih tinggi juga tidak menjamin mikroorganisme asidogenik bekerja dengan optimal, Gambar 4.4 menunjukkan profil VSS terbaik dicapai pada pH 5,5 dimana mikroorganisme asidogenik bekerja dengan optimal dan memiliki konsentrasi VSS yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pada proses asidogenesis LCPKS dengan menggunakan reaktor batch pada keadaan ambient, variasi pH memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan VSS, dimana diperoleh konsentrasi VSS tertinggi dicapai pada pH 5,5. Gambar 4.5 menunjukkan profil volatile solid VS. Keberlangsungan proses digestasi anaerobik dapat dilihat dari degradasi bahan organik dalam substrat yang diolah. Kandungan VS digunakan sebagai indikator banyaknya bahan organik dalam substrat [49]. Reduksi VS menandakan besarnya degradasi bahan organik dalam substrat. Analisis terhadap VS dilakukan setiap hari sampai nilainya konstan. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada variasi pH 5; 5,5; dan 6 profil VS mengalami fluktuatif dan akhirnya konstan. Pada pH 5 diperoleh VS dengan nilai 14.460 – 21.720 mgL, pada pH 5,5 dengan nilai 11.780 – 21.720 mgL, dan pada pH 6 dengan nilai 13.320 – 21.720 mgL. Sama seperti profil pertumbuhan mikroba atau VSS, profil VS juga mengalami ketidakstabilan data yang signifikan, dimana terjadi kenaikan VS pada hari ke-8 dan hari ke-10. Hal ini terjadi karena bakteri yang mengalami penurunan konsentrasi ikut terbaca pada analisis VS sebagai padatan organik, sehingga mengakibatkan nilai VS meningkat. Profil VS terbaik untuk setiap pH dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 menunjukkan profil VS terbaik untuk setiap variasi pH dicapai pada hari ke-6. Adapun nilai VS terbaik untuk pH 5 adalah sebesar 16.740 mgL dengan reduksi VS sebesar 22,93 , pada pH 5,5 sebesar 15.120 mgL dengan reduksi VS sebesar 30,39 , dan pada pH 6 sebesar 15.300 mgL dengan reduksi VS sebesar 29,56 . Semakin tinggi nilai reduksi VS maka semakin banyak senyawa organik padat yang berhasil direduksi oleh mikroba asidogenesis. pH 5,5 merupakan kondisi terbaik bagi Universitas Sumatera Utara 41 berlangsungnya proses penguraian senyawa organik menjadi VFA karena menyediakan lingkungan yang cocok bagi mikroba asidogenesis [57]. Pada penelitian ini, pH 5,5 merupakan pH terbaik bagi mikroba untuk dapat mereduksi LCPKS, dengan reduksi VS sebesar 30,39 .

4.2.2 Pengaruh pH Terhadap Reduksi Chemical Oxygen Demand COD

Dokumen yang terkait

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 0 16

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

1 1 2

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 0 4

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 2 13

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

1 1 5

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 1 16

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 2

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

1 1 4

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 11

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 4