48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian pada proses
asidogenesis LCPKS pada keadaan ambient adalah :
1. Alkalinitas mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya pH, dimana
alkalinitas tertinggi didapat pada pH 6 dengan nilai alkalinitas 3100 mgL 2.
Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan mikroba tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah, dan pH terbaik diperoleh pada pH 5,5 hari ke-8 dengan
konsentrasi VSS 17.460 mgL 3.
Konsentrasi mikroba yang tinggi maka reduksi senyawa organik juga tinggi, dimana reduksi COD dan VS terbaik diperoleh pada pH 5,5 yaitu 27,78 dan
30,39 4.
Pertumbuhan bakteri dan reduksi senyawa organik yang tinggi akan menghasilkan produk asidogenesis berupa VFA yang tinggi pula, total VFA
tertinggi diperoleh pada pH 5,5 dengan total VFA sebesar 4.141,416 mgL 5.
Rasio VFAAlkalinitas paling besar terdapat pada pH 5,5 dengan nilai 1,7623. Rasio VFAAlkalinitas pada setiap variasi pH yaitu 1 dan membuktikan bahwa
proses ini masih dalam tahap asidogenesis.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah: 1.
Melakukan variasi laju pengadukan 0, 50, 100, dan 150 rpm pada pH 5,5 untuk mengetahui hasil yang lebih optimum.
2. Melakukan identifikasi mikroba untuk mengklarifikasi jenis-jenis mikroba yang
digunakan pada proses asidogenesis.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak sawit terbesar dunia, dimana produksi terbesar berasal dari dua Negara produsen minyak sawit terbesar
seperti Indonesia 33 juta ton dan Malaysia 20,5 juta ton pada tahun 2014 2015. Persentase produksi minyak kelapa sawit terus mengalami kenaikan kurang lebih
39,83 dari tahun 20102011 hingga tahun 2014 2015 [1]. Dengan bertambahnya produksi minyak kelapa sawit setiap tahunnya maka
permasalahan lingkungan juga mengalami peningkatan yang diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan dari proses produksi minyak kelapa sawit. Pabrik pengolahan kelapa
sawit menggunakan sejumlah besar air dan energi dalam proses produksi. Di sisi output, proses manufaktur menghasilkan sejumlah besar limbah padat, limbah cair dan
polusi udara. Limbah cair dihasilkan dari ekstraksi minyak sawit pada proses di dekanter, dikombinasikan dengan limbah dari air pendingin dan sterilizer yang disebut
LCPKS [15].
2.2 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS