Pengaruh pH Terhadap Reduksi Chemical Oxygen Demand COD

41 berlangsungnya proses penguraian senyawa organik menjadi VFA karena menyediakan lingkungan yang cocok bagi mikroba asidogenesis [57]. Pada penelitian ini, pH 5,5 merupakan pH terbaik bagi mikroba untuk dapat mereduksi LCPKS, dengan reduksi VS sebesar 30,39 .

4.2.2 Pengaruh pH Terhadap Reduksi Chemical Oxygen Demand COD

Perkembangan proses digestasi anaerobik dapat ditentukan dengan memantau reduksi VS dan reduksi COD [49]. Dimana Chemical Oxygen Demand COD merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya senyawa organik yang terdapat dalam bahan baku LCPKS sebagai sampel awal saat t dan keluaran dari fermentor sebagai t i . Pengaruh pH terhadap degradasi COD dan SCOD ditunjukkan pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Pengaruh pH Terhadap Degradasi Chemical Oxygen Demand COD dan Soluble Chemichal Oxygen Demand SCOD Dari gambar 4.7 terlihat bahwa nilai COD dan SCOD semakin menurun seiring bertambahnya waktu. Dengan demikian maka artinya degradasi bahan organik COD dan SCOD semakin meningkat. Pada tahap hidrolisis senyawa yang tidak larut seperti selulosa, protein dan lemak dipecah menjadi monomer monomer fragment larut dalam air [22]. Sementara pada tahap asidogenesis menyerap molekul yang larut dalam air dan mendegradasi lebih lanjut menjadi asam lemak volatil VFA [23]. Pada 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 5 10 15 20 C O D d an S C O D m g L Waktu hari COD pH 5 COD pH 5,5 SCOD pH 5 SCOD pH 5,5 SCOD pH 6 COD pH 6 Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.7 terlihat nilai COD dan SCOD menurun, dimana COD merupakan zat organik yang tak larut dan yang larut dalam air, sementara SCOD merupakan zat organik yang larut dengan air. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada degradasi COD terjadi proses hidrolisis, yang kemudian hasil dari hidrolisis dikonsumsi oleh bakteri asidogenesis dan pada degradasi SCOD juga terjadi proses asidogenesis menjadi VFA. Pada hasil penelitian menunjukkan grafik SCOD juga mengalami penurunan, artinya proses asidogenesis berlangsung dengan cepat sehingga monomer-monomer yang larut dengan air yang dihasilkan dari proses hidrolisis tidak mencukupi untuk dikonsumsi oleh bakteri asidogenesis, sehingga bakteri asidogenesis juga mengkonsumsi zat organik yang larut terhadap air yaitu SCOD yang menyebabkan nilai SCOD ikut menurun. Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa pada hari ke-8 merupakan saat terbaik untuk proses asidogenesis batch dikarenakan pertumbuhan mikroba terbaik dicapai pada hari ke-8. Pengaruh pH terhadap reduksi COD pada hari ke-8 ditunjukkan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Pengaruh pH Terhadap Reduksi Chemical Oxygen Demand COD Gambar 4.8 menunjukkan bahwa pada pH 5 diperoleh reduksi COD sebesar 25,00, pada pH 5,5 sebesar 27,78, dan pada pH 6 sebesar 19,44. Pada penelitian ini diperoleh reduksi COD terbaik yaitu pada pH 5,5 sebesar 27,78. Pada proses digestasi anaerobik tahap asidogenesis reduksi COD yang tinggi harus dihindari [11]. Reduksi COD yang tinggi kemungkinan menandakan terbentuknya biogas atau terjadinya proses metanogenesis. 25.00 27.78 19.44 10 15 20 25 30 35 4.5 5 5.5 6 6.5 R ed u k si C O D pH Universitas Sumatera Utara 43 Pada proses asidogenesis LCPKS dengan variasi pH pada keadaan ambient menunjukkan bahwa degradasi bahan organik tertinggi pada pH 5,5 dari parameter VS dan COD.

4.2.3 Pengaruh pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid VFA

Dokumen yang terkait

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 0 16

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

1 1 2

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 0 4

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

0 2 13

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi pH Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Batch Berpengaduk

1 1 5

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 1 16

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 2

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

1 1 4

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 11

Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Kondisi Ambient : Pengaruh Variasi Laju Pengadukan Terhadap Pembentukan Volatile Fatty Acid (VFA) Menggunakan Reaktor Semi Batch

0 0 4