5. Sudut Pandang point of view
Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca dalam Nurgiyantoro, 1998:248. Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah
sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri. Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau
pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Chiung Yao dalam novel ―Putri Huan Zhu 1‖
adalah sudut pandang pertama yaitu omniscient point of view sudut penglihatan yang berkuasa dimana pengarang bertindak sebagai penguasa cerita, pengarang juga mengomentari kelakuan
para pelakunya seolah berkomunikasi langsung dengan pembaca.
2.3 Landasan teori
Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan
memberi arah di dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.
2.3.1 Teori Struktural
Menurut Teeuw 1984:135, pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural membongkar seluruh isi unsur-unsur intrinsik di dalam novel dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada sastra itu sendiri. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari
hubungan dengan realitas, pengarang maupun pembaca. Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks teks sastra yang
menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya.
Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah 2011:46. Struktural secara khusus
mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik struktur kesusastraan dan menganggap
teks sastra adalah yang otonom. Dalam meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan, dalam penulisan ini
digunakan pendekatan struktural. Jika peneliti sastra ingin mengetahui sebuah makna dalam sebuah karya sastra peneliti harus menganalisis aspek yang membangun karya tersebut dan
menghubungkan dengan aspek lain sehingga makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra mampu dipahami dengan baik. Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan
memaparkan secermat mungkin tentang keterkaitan dan hubungan semua unsur dan aspek karya sastra yang menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan sturuktural melihat karya sastra
sebagai satu kesatuan makna secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang metode yang digunakan dalam penelitian seperti teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta data dan sumber data dalam
penelitian ini.
3.1 Metode Penelitian