Sistem Kepercayaan KEADAAN MASYARAKAT DESA SIPOLDAS SEBELUM DIPERKENALKANNYA

23 Seorang ketua adat diangkat karena seorang itu memang mampu untuk mengemban tugas itu, dimana masyarakat menilai bahwa pengetahuannya tentang adat cukup banyak sehingga ia disegani oleh masyarakat tersebut. Penduduk desa selalu meminta petunjuk dan nasehat kepadanya tentang suatu persoalan yang menyangkut adat istiadat dimana semua nasehat dan anjurannya dipatuhi oleh masyarakat itu. Ketua adat istiadat di Desa Sipoldas disebut dengan Natuatuani Huta. Dalam perkembangan selanjutnya Natuatuani Huta sangat berpengaruh dan berperan dalam masyarakat yang diistilahkan oleh masyarakat setempat sebagai orang yang mempunyai keistimewaan, dimana warga masyarakat desa pada umumnya masih berpegang teguh dengan adat istiadat bahkan begitu fanatiknya hingga adat itu disanjung oleh banyak orang.

2.5 Sistem Kepercayaan

Sebelum kedatangan bangsa Eropa di tanah Batak agama Kristen Protestan belum di kenal masyarakat Desa Sipoldas begitu juga dengan agama Islam yang datang dari daerah Barus. 8 8 Masyarakat desa itu masih menganut kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang dan benda-benda yang keramat. Kepercayaan ini memang merupakan kepercayaan masyarakat Batak Toba. Sejak zaman dahulu masyarakat Batak Toba mempunyai suatu keyakinan bahwa http:okahutabarat.wordpress.com20090227sejarah-agama-di-tanah-batak. Diakses tanggal 14 agustus 2013. Kedatangan bangsa Eropa ke dunia Timur memiliki 2 dua tugas yaitu berdagang dan sekaligus menyebarkan agama. Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan istilah “dewa-dewa”. Kepercayaan orang Batak dahulu kuno adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati. Benda-benda mati dipercayai memiliki tondi roh misalnya: gunung, pohon, batu, dll yang kalau dianggap keramat dijadikan tempat yang sakral tempat sembahan Universitas Sumatera Utara 24 batu-batu besar, gunung dan pohon-pohon besar bisa mendatangkan rejeki dan kebahagiaan bagi mereka. Kepercayaan seperti ini disebut dengan Sipelebegu. 9 Setelah masuknya Misionaris dan masuknya penyebaran agama Islam di Tanah Batak, maka pada zaman sekarang ini masyarakat Desa Sipoldas telah menganut agama Kristen dan Islam, hanya sebagian kecil saja yang menganut kepercayaan lama. Masyarakat Desa Sipoldas mempunyai agama yang berbeda dan penganut agama yang paling banyak adalah Kristen Protestan akan tetapi walaupun agama mereka berbeda- beda, masyarakat desa ini tetap saling menghormati. Salah satu bentuk saling menghormati antar umat beragama itu adalah apabila agama Kristen merayakan hari Natal maka umat Islam akan datang berkunjung, demikian juga apabila umat Islam merayakan lebaran maka orang Kristen datang untuk bersilaturahmi. Rasa toleransi umat beragama di Desa Sipoldas juga cukup tinggi, karena masyarakat sudah mempunyai kesadaran bahwa semua agama itu mengajarkan hal yang baik. Hal ini dapat di lihat bahwa di Desa Sipoldas dari dulu sampai sekarang belum pernah terjadi kerusuhan atau keributan karena agama. Kesemuannya itu tidak terlepas dari adanya tali persaudaraan yang masih dekat, karena di desa ini antara yang satu dengan yang lainnya masih merupakan kerabat dekat. Untuk mendukung peribadatan masyarakat Desa Sipoldas mempunyai sarana peribadatan masing-masing dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini : 9 http:sciencedanar.blogspot.com201211ulasan-tentang-sejarah-suku-batak.html. Diakses tanggal 14 agustus 2013. Pada umumnya orang Batak menganut agama Islam Sunni dan Kristen Protestan. Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut kepercayaan animisme disebut Sipelebegu atau Parbegu, walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang. Universitas Sumatera Utara 25 TABEL II SARANA RUMAH IBADAH DI DESA SIPOLDAS No. Sarana Ibadah Jumlah Unit 1 Gereja Protestan 8 2 Gereja Katolik 1 3 Mesjid 1 Jumlah 10 Sumber : kantor kepala Desa Sipoldas 1997 Jadi setelah masuknya agama di tengah-tengah kehidupan masyarakat Desa Sipoldas, kepercayaan lama atau tradisional semakin lama semakin menipis. Mereka makin percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan langit dan bumi ini. Tuhan ini bukan berasal dari batu-batu besar, kayu-kayu besar dan juga dari gunung-gunung tetapi yang mengetahui asal-usul seluruh alam serta isinya.

2.6 Kehidupan Budaya