Interaksi Batak Toba Suku Batak Toba di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, 1960-1992

pendidik yang dibutuhkan dan inilah yang menarik perhatian dari Suku Batak Toba melakukan perpindahan ke Tanah Jawa.

3.2 Interaksi Batak Toba

Suku Batak Toba adalah suku pendatang di wilayah kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera utara. Banyaknya migrasi Suku Batak Toba ke wilayah ini menjadikan mereka masyarakat yang dominan. Kedatangan Suku Batak Toba ke wilayah Tanah Jawa memberikan dampak yang positif baik dalam bidang pertanian dan pemerintahan yang semakin memiliki kemajuan. Dari beberapa daerah yang menjadi tempat mereka tinggal, mereka dapat berbaur dengan suku asli Simalungun, suku jawa, suku karo, mandailing serta sesama Suku Batak Toba yang datang dari berbagai daerah. Awalnya kedatangan Batak Toba ke wilayah ini mengakibatkan perpecahan antara Batak Toba dan Simalungun. Dimana Batak Toba termasuk suku yang istimewa yang diperlakukan oleh kolonial Belanda, walaupun masih terdapat sistem perbudakan di sebagian masyarakat Batak Toba. Mengingat bahwa masyarakat Batak Toba adalah suku yang sengaja di datangkan oleh Belanda dalam mengatasi persoalan pangan karena terbatasnya sumber-sumber beras dan masyarakat yang sudah mendapat pendidikan di daerah asal dapat bekerja di dalam pemerintahan. Hal ini mendapat kecemburuan sosial dari Universitas Sumatera Utara masyarakat asli Simalungun. 65 Sehingga sebagian dari masyarakat Simalungun berniat bisa masuk dan bekerja di pemerintahan agar masyarakatnya tidak semakin tersisih. Akan tetapi tidak semua masyarakat berpandangan seperti itu, sebagian masyarakat memilih mundur ke daerah yang sekarang disebut dengan Simalungun Atas melihat gerak Batak Toba yang cepat dan agresif, suara yang keras. Kecemburuan sosial tersebut tidak bertahan lama, suku pendatang baik Suku Batak Toba, Suku Mandailing dan Batak Karo berusaha berbaur dengan suku asli yang sudah lama di daerah tersebut. Bagaimanapun juga mereka adalah pendatang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. 66 Terlebih lagi suku pendatang dan suku asli mempunyai kemiripan budaya, arti bahasa, akan tetapi logat bicara yang berbeda. Datangnya Suku Batak Toba menjadikan pertanian semakin membaik dan Suku Simalungun semakin mengerti bagaimana sistem bertani di sawah sehingga mereka tidak hanya mengusahakan sistem perladangan saja. Dikalangan Suku Batak ada beberapa pengertian yang menyatakan kesatuan teritorial di dalam masyarakat desa ialah huta, kuta,. Huta bahasa toba dan simalungun biasanya merupakan kesatuan yang dihuni oleh keluarga yang asal satu klen. Kuta bahasa karo biasanya lebih besar dari Huta dan terdiri dari 65 Di hati orang Simalungun ada perasaan dikalahkan akibat pola penanaman padi sawah yang lebih efektif dari orang toba, ditambah mereka merasa dikuasai akibat penetrasi agresif dari kelompok pendatang yang nota bene lebih dulu mengenal huruf dan maju akibat pengkristenan yang mereka alami. Martin Lukito Sinaga, op.cit, hlm 63 66 Wawancara dengan Marulak Sitinjak, 18 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara penduduk yang asal dari beberapa klen yang berbeda-beda. Pada orang Karo, Toba, Simalungun dan Mandailing, tiap-tiap desa mempunyai sebuah balai desa sebagai tempat dilakukan sidang-sidang pengadilan dan sidang lain balai kerapatan. 67 Dalam Suku Batak Karo dan Batak Simalungun ada perbedaan antara golongan yang merupakan keturunan dari para pendiri huta, dengan golongan yang merupakan keturunan dari penduduk kuta. Golongan para pendidri kuta ialah para merga taneh yang memiliki tanah yang paling luas, sedangkan golongan lainnya biasanya hanya memiliki tanah yang sekedar cukup untuk hidup terbatas. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah bermata pencaharian bercocok tanam. Dalam bercocok tanam baik diladang maupun disawah, orang perempuan batak mengambil peranan yang bisa dikatakan penting, sedangkan laki-laki mengerjakan tahap-tahap seperti membersihkan, menyiapkan saluran-saluran air irigasi, membajak. Kebersamaan masyarakat batak di daerah ini sangat baik, mereka sama- sama mengenal sistem gotong-royong dalam bercocok tanam. Dalam bahasa Karo disebut raron, bahasa Toba disebut marsiurupanmarsiadap ari dan bahasa Simalungun disebut dengan marsiurupanmarharoansapangambei manoktok hitei. Mereka bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Disamping bercocok tanam, peternakan juga merupakan mata 67 Koenjaraningrat, op.cit, hlm 97. Universitas Sumatera Utara pencarian pada orang batak umumnya. Biasanya mereka memelihara kerbau, sapi, babi 68 , kambing, ayam, dan bebek. Kerbau dalam masyarakat batak keseluruhan banyak dibutuhkan sebagai binatang penghela dan untuk upacara adat, sedangkan babi banyak dimakan, tetapi juga dalam adat jika tidak mampu membeli kerbau. Sedangkan sapi, kambing, ayam dan bebek dijual untuk menambah pundi-pundi keluarga. 68 Babi adalah ternak yang dijadikan makanan utama dalam adat Batak Toba disamping ternak kerbau serta upacara keagamaan sering ditemui dalam acara pembaptisan atau disebut dengan tardidi . Universitas Sumatera Utara BAB IV Pengaruh Suku Batak Toba di Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun 1960-1992

4.1 Pertanian