4.3 Pendidikan
Sebelum kedatangan Batak Toba ke wilayah Kecamatan Tanah Jawa, pendidikan di daerah ini belum begitu dipentingkan. Karena masyarakat hanya tahu
bahwa kekuasaan tertinggi dipegang oleh kerajaan yang memerintah pada masa itu. Akan tetapi setelah masuknya pengaruh pemerintah kolonial Belanda, Zending dan
banyaknya suku pendatang dari suku batak toba, Pendidikan mulai dikembangkan. Suku Batak Toba telah lebih dahulu mendapat pendidikan barat dibandingkan dengan
suku Simalungun. Bagaimana Suku Batak Toba bisa mendapat pendidikan barat? Sebelum Belanda menjajah tanah Batak sebagai suatu daerah yang dikuasai secara
administratif dan sebelum para penginjil asing datang untuk menginjil orang Batak, pendidikan masih bersifat asli pribumi
89
. Unsur pendukung kurikulum asli pribumi yaitu pengetahuan praktis yang
menyangkut keamanan dan pertahanan, yang dipercaya dalam hal ini adalah guru
90
. Orang yang sekaligus menjadi sumber kekuatan tersebut dinamakan guru atau datu
untuk kelahiran dinamakan sibaso, untuk arsitektur dinamakan pande jabu, irigasi dinamakan pande-aek. Pendidikan asli pribumi tersebut memiliki mata pelajaran
yang erat kaitannya dengan keyakinan kepercayaan, yaitu cara pemujaan arwah nenek moyang. Namun setelah Belanda berkuasa di tanah Batak, terjadilah perkembangan
89
Pendidikan asli pribumi adalah mengutamakan pengetahuan praktis sesuai dengan kebutuhan dan lingkungannya, misalnya bercocok tanam, berkebun, menangkap dan memelihara ikan
serta ternak lainnya, mengenal musim dan kerumahtanggaan.
90
Guru yang dapat dipercayai persediaan senjata ampuh untuk menyerang maupun bertahan dan menyembuhkan berupa mantera, tabas ataupun Doa-Doa mistik.
Universitas Sumatera Utara
pendidikan secara pesat.
91
Sistem pendidikan asli pribumi tadi mulai terdesak oleh sistem pendidikan baru yang diperkenalkan oleh para Missionaris Jerman. Dengan
dikecapnya pendidikan barat yang diperkenalkan oleh orang eropa, Suku Batak Toba mulai memberanikan diri untuk keluar dari daerahnya ditambah lagi dengan kondisi
lahan yang akan diusahakan semakin semakin sempit. Suku Batak Toba sebagian besar memilih untuk keluar atau bermigrasi ke wilayah Simalungun setelah
mendengar akan wilayah simalungun serta dengan penduduknya yang masih bisa dikatakan tergolong sedikit.
Perpindahan Suku Batak Toba ke Simalungun memiliki tujuan salah satunya adalah Zending. Dalam melaksanakan tujuan dari Zending penyebaran Injil ini
untuk menarik perhatian masyarakat Simalungun yang masih tergolong sangat tradisional maka didirikan sekolah pendidikan. Dalam menjalankan tugas ini bukan
berarti tidak ada masalah atau tantangan, bahkan dalam menjalankan tujuannya para missionaris harus mendekati penguasa yang terdapat di daerah itu kemudian
mendekati para masyarakat tersebut. Peranan RMG cukup besar dalam pendidikan. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang awalnya buta huruf bisa membaca dan
mengerti maksud dari tujuan mereka, serta untuk membendung penyebaran Islam yang sangat cepat. Sehingga dikenal sekarang bahwa bidang pendidikan di
Simalungun dilakukan oleh zending baik orang eropa maupun orang pribumi yang
91
Bungaran Antonius Simanjuntak, Pemikiran Tentang Batak : Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara
, Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hlm. 276.
Universitas Sumatera Utara
secara tepat bisa diminta bantuannya untuk mengarahkan perkembangan generasi mendatang ke jalan yang lebih baik.
Pendidikan di wilayah ini semakin berkembang dan dengan masuknya Simalungun dalam NKRI pada tahun 1950 pendidikan semakin membaik dengan
program pemerintah yang memaksimalkan agar masyarakat tidak buta huruf lagi. Perpindahan orang-orang yang berpendidikan lebih menonjol setelah tahun 1950-
an.
92
Banyaknya Suku Batak Toba yang bermigrasi kewilayah kecamatan Tanah Jawa baik yang telah mendapatkan pendidikan maupun yang tidak mendapatkan
pendidikan, sangat berpengaruh. Dimana disatu sisi masyarakat batak toba yang telah mendapatkan pendidikan mengalihkan perhatiannya mencari pekerjaan yang lebih
baik karena dengan pendidikannya itu mereka berhak keluar dari lingkaran kemiskinan. Setiap orang yang berpendidikan berlomba-lomba menjadi pekerja di
instansi pemerintahan, bank dan bekerja sebagai guru sekaligus untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdidik di bidang-bidang lainnya yang menyebabkan lebih
banyak diisi oleh orang-orang Batak Toba dibandingkan dengan penduduk setempat. Mereka memandang bahwa pendidikan menjadi suatu jalur mobilitas sosial
untuk mendapatkan pangkat mewujudkan misi budaya Batak Toba yakni Hasangapon
. Sedangkan Suku Batak Toba yang datang dan bekerja sebagai petani bisa mengajarkan bagaimana sistem pertanian yang harus dilakukan. Melihat
banyaknya suku pendatang Suku Batak Toba banyak yang duduk dibangku
92
O.H.S Purba, op.cit, hlm. 109.
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan dengan pendidikan yang mereka dapat, membuat masyarakat Simalungun ingin lebih berkembang dan mendapatkan pendidikan
93
. Masyarakat Simalungun semakin banyak yang mendapat pendidikan dengan didirikannya
sekolah-sekolah baik sekolah NegriInpres maupun sekolah swasta. Oleh karena pendidikan adalah sarana untuk mencapai kedudukan yang lebih baik, maka belajar di
sekolah adalah jalan yang mutlak yang harus dilalui walaupun tidak gampang. Disetiap sekolah yang didirikan harus terdapat Guru yang mengajar. Guru pada tahun
1983 di Kecamatan Tanah Jawa sekolah NegeriInpres sudah terdapat Kepala Sekolah 136 orang, Guru Kelas 712 orang, Guru Agama 186 orang, Guru Orkes 24 orang,
sekolah yang bersubsidi terdapat 38 orang, sekolah swasta terdapat 13 orang dan jumlah murid seluruhnya adalah 27.397 orang. Sedangkan pada tahun 1985 Guru SD
NegriInpres sudah terdapat 1.072 orang, Guru SD swasta terdapat 55 orang dan jumlah murid seluruhnya adalah 28.026 orang.
94
Pada tahun 1992 jumlah murid SD dan banyaknya SD, SMP, SMTA dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.
93
Pentingnya arti pendidikan disebabkan oleh kenyataan bahwa sistem pendidikan yang ada tidak ditujukan untuk mampu berdiri di atsa kaki sendiri, tapi lebih ditujukan untuk mempersiapkan
diri untuk menjadi pegawai negeri. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam birokrasi pemerintahan semakin tinggi pulalah statusnya dalam masyarakat.
94
Bps Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 : Banyaknya SD, SLTP SMA di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun tahun 1992.
95
No Desa Kelurahan
SD SLTP
SLTA Negeri
Swasta Negeri
Swasta Negeri Swasta
1 Tangga Batu
7 -
- -
- 2
Buntu Turunan 6
- -
1 -
- 3
Saribu Asih 4
- -
- -
- 4
P. Marjanji 5
- -
- -
- 5
Jawa Tongah 4
- -
- -
- 6
Tonduhan 3
- -
- -
- 7
Maligas Tongah 4 1
- 1
- -
8 Marubun Jaya
5 -
- 1
- -
9 Totap Majawa
4 -
- -
- -
10 Bah Jambi II
3 -
- -
- -
11 Balimbingan
9 -
2 4
1 3
12 Pematang Tanah
Jawa 3
- -
- -
-
13 Tanjung Pasir
4 -
- 1
- -
14 Muara Mulia
4 -
- -
- -
15 Bosar Galugur
5 -
- -
- -
16 Baja Dolok
4 -
- -
- -
17 Pagar Jambi
2 -
- -
- -
Jumlah 77
1 2
8 1
3 Sumber : Depdikbudcam Tanah Jawa
95
BPS Kabupaten Simalungun, Kecamatan Tanah Jawa Dalam Angka 1992, hlm 18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Banyaknya Murid SD di Kecamatan Tanah Jawa, kabupaten Simalungun pada tahun 1992.
96
No Desa Kelurahan K E L A S
I II
III IV
V VI
1 Tangga Batu
213 217
113 185
168 162
2 Buntu Turunan
214 212
225 200
193 222
3 Saribu Asih
117 92
96 92
97 94
4 Tonduhan
114 117
95 103
103 115
5 P. Marjanji
13I 124
101 108
121 117
6 Jawa Tongah
114 81
86 74
86 88
7 Maligas Tongah
131 108
105 111
115 118
8 Marubun Jaya
215 207
196 215
198 193
9 Totap Majawa
132 128
113 153
135 123
10 Bah Jambi II
100 108
91 96
96 81
11 Balimbingan
214 214
197 201
228 206
12 Pematang Tanah Jawa 119
101 98
341 94
96 13
Tanjung Pasir 67
64 68
83 79
75 14
Muara Mulia 85
53 57
54 56
48 15
Bosar Galugur 109
95 90
96 91
89 16
Baja Dolok 115
114 115
106 106
124 17
Pagar Jambi 51
43 57
40 42
43 Jumlah
2205 2038
1993 2012
2008 1996
Sumber : Kecamatan Tanah Jawa
96
Ibid, hlm. 21.
Universitas Sumatera Utara
Dengan meningkatnya pendidikan memudahkan mendapatkan informasi dan komunikasi di berbagai daerah baik regional da nasional, serta adanya kesadaran akan
harkat dan martabat sebagai suatu bangsa dan semakin terbinanya rasa kemampuan untuk mengatur, mengawasi dan mengendalikan diri sendiri juga dalam perkumpulan
organisasi. Semangat menuntut ilmu ini diteruskan sampai sekarang karena karena kesempatan luas yang diberikan dalam bidang pendidikan kepada setiap orang
semenjak zaman kemerdekaan sudah menarik orang dari kabupaten atau nagari- nagari lain desakelurahan untuk menjadi pegawai.
97
4.4 Politik