Kecamatan Tanah Jawa sebelum 1960 a. Masa pemerintah kolonial Belanda

2.4 Kecamatan Tanah Jawa sebelum 1960 a. Masa pemerintah kolonial Belanda

Sebelum ke wilayah Tanah Jawa, Belanda sudah berada di Tanah Batak Tapanuli Utara. Tujuan kedatangan dari kolonial Belanda adalah untuk memperluas tanah jajahannya. Selama di tanah batak belanda mendengar berita tentang tanah simalungun yang diperintah oleh kerajaan yang bersifat tradisional. Kontrolir Belanda yang tiba di Kerajaan Tanah Jawa adalah kontrolir DA Kroesen dan Pale Van Dijk. 29 Belanda mencoba masuk dan mempengaruhi yang ada dalam kerajaan. Pada awal abad 20 wilayah Simalungun mengalami perubahan dengan hadirnya kolonial Belanda. Pada tahun 1889 Tanah Jawa berada dalam pengaruh Belanda 30 ketika salah satu dari anggota kerajaan meminta bantuan kepada Pemerintah Kolonial Belanda. Pemerintah Belanda menerimanya dan dengan begitu telah membuka jalan bagi Belanda untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Kerajaan Tanah Jawa. Pada tahun 1891 kerajaan-kerajaan yang ada di simalungun takluk kepada Pemerintah kolonial dan diperkuat lagi dengan perjanjian Korte Verklaring Plakat Pendek 31 pada tahun 1907 yang ditandatangani setiap kerajaan termasuk kerajaan Tanah Jawa 10 september 1907. Kolonial Belanda mulai 29 J Tideman, op.cit, hlm. 32. 30 Ibid, hlm 32. 31 Perjanjian Korte Verklaring berisi : Belanda akan mengelola tanah-tanah mereka sambil secara politis raja kecil itu dilarang menjalin relasi dengan kerajaan di luar Simalungun Martin Lukito Sinaga, Identitas Poskolonial “Gereja Suku” dalam Masyarakat Sipil, Yogyakarta : PT Lkis Pelangi Aksara, 2004, hlm 57 Universitas Sumatera Utara menerapkan bentuk pemerintahan baru, dimana dengan memberikan pengakuan kekuasaan terhadap raja-raja yang terdapat di Simalungun dan tetap dalam pengawasan kolonial Belanda. Namun, sistem kemasyarakatan atau adat istiadat yang telah dijalankan selama ini tetap berjalan atau tidak dihapuskan oleh kolonial Belanda. Kedatangan penjajah Belanda ke Simalungun membawa perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial yang besar di Simalungun lewat kehadiran para planters tuan-tuan kebun. Dimana dengan potensi tanah yang terdapat diwilayah Simalungun merupakan daerah yang sangat subur dan cocok untuk membuka perkebunan. Adanya pembukaan perkebunan di wilayah Tanah Jawa secara otomatis akan membutuhkan banyaknya para tenaga kerja mengingat suku asli simalungun tidak mau bekerja kepada belanda karena masyarakat juga memiliki lahan yang luas untuk dikelola dan juga penduduknya masih tergolong sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan perkebunan akan pekerja, Belanda mendatangkan migran dalam jumlah yang sangat besar. Dengan kesempatan ini semakin banyak para migrasi ke wilayah ini baik suku jawa dari luar Sumatera Timur sebagai buruh kuli kontrak, suku mandailing sebagai pedagang serta suku Batak Toba yang dominan sebagai petani. Akan tetapi Suku Batak Toba tidak tinggal dan bekerja di dalam perkebunan, mereka sengaja didatangkan untuk mengatasi persediaan pangan 32 karena terbatasnya 32 Suku Toba dikenal sebagai suku yang mahir bertani padi. Orang Toba dikenal mahir bertani padi dengan bersawah wet cultivating, metode yang lebih produktif daripada berladang dry cultivating. Universitas Sumatera Utara sumber-sumber beras di daerah tanah jawa dan untuk dipekerjakan di administrasi perkantoran. Bahkan, orang-orang Toba diberi wilayah dan hak khusus oleh pemerintah kolonial, hal ini dilakukan oleh Belanda demi menunjang kelanggengan usaha para planters yang menguntungkan keuangan kolonial Belanda. Para migrasi Batak Toba yang berhasil membawa beberapa keluarga akan diberikan Jabatan. Hal ini menarik perhatian dan banyak dimanfaatkan orang Batak Toba terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki Jabatan di daerah asal dengan membawa beberapa keluarga ke wilayah ini akan mendapatkan Jabatan ditempat yang baru ditujunya. Dalam mengusahakan swasembada pangan, pihak Belanda juga memfasilitasi usaha pertanian orang Batak Toba dengan membuka lahan-lahan pertanian dan membuka irigasi seperti di Juma Saba telah dibangun tali air permanen pada tahun 1910. Disamping itu, meluasnya penyebaran penduduk batak toba ke sumatera timur akibat adanya perkembangan ekonomi. Kehadiran mereka juga telah dijelaskan diatas. Dengan demikian diperlukan adanya perluasan tanah-tanah pertanian. Migrasi Batak Toba secara berangsur-angsur mendesak Batak Simalungun menjadi kelompok minoritas. Kehadiran mereka juga menimbulkan berbagai masalah karena tanah-tanah yang secara turun-temurun dimiliki penduduk asli, kini digarap tidak hanya Universitas Sumatera Utara perkebunan asing tetapi juga oleh para petani Batak Toba. 33 Dampak lain dari masuknya pemerintahan kolonial belanda adalah berkembangnya lembaga pendidikan atau sekolah. Pada tahun 1936 berdiri Kesatuan Simalungun Simalungun Sapariahan yang bertujuan untuk mengembangkan kebudayaan Simalungun. Sentimen anti-Toba tampak kuat di daerah Simalungun karena perampasan tanah oleh migrasi Batak Toba. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah Belanda menyediakan 1.500 hektar tanah sawah untuk kepentingan penduduk asli simalungun. 34

b. Masa Pemerintahan Jepang