perkebunan asing tetapi juga oleh para petani Batak Toba.
33
Dampak lain dari masuknya pemerintahan kolonial belanda adalah berkembangnya lembaga pendidikan
atau sekolah. Pada tahun 1936 berdiri Kesatuan Simalungun Simalungun Sapariahan
yang bertujuan untuk mengembangkan kebudayaan Simalungun. Sentimen anti-Toba tampak kuat di daerah Simalungun karena perampasan tanah oleh
migrasi Batak Toba. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah Belanda menyediakan 1.500 hektar tanah sawah untuk kepentingan penduduk asli simalungun.
34
b. Masa Pemerintahan Jepang
Jepang mulai masuk di daerah Simalungun pada bulan Februari 1942, mereka masuk bukan dari Medan akan tetapi dari Pantai Cermin dan dari Tanjung Balai.
35
Setelah kekalahan belanda, jepang berhasil menduduki wilayah sumatera. Pada masa pemerintahan jepang, jepang mengambil suatu tindakan bahwa seluruh tanah
perkebunan adalah milik kekaisaran Jepang dan semuanya dibawah kontrol pemerintahan Jepang.
36
Namun sistem kerajaan yang terdapat di simalungun tidak dihapuskan oleh pihak Jepang, karena Jepang memanfaatkan hal ini untuk
33
Suprayitno, op.cit, hlm 26.
34
Ibid, hlm 41.
35
Proyek pengembangan Permuseuman Sumatera Utara Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Monografi Kebudayaan Suku Batak Simalungun di Kabupaten Simalungun, Medan,
19801981, hlm 231.
36
Dengan adanya keputusan ini berarti hak istimewa yang dimiliki penguasa tradisional Raja dan hak sewa tanah dihapuskan. Suprayitno, op.cit, hlm, 46.
Universitas Sumatera Utara
kepentingannya.
37
Dan segera perlahan-lahan, Jepang memperalat raja-raja untuk menjalankan keinginannya untuk mengumpulkan bahan pangan dari rakyat. Lama
kelamaan kedudukan raja-raja dan bangsawan sangat ditekan dan sebagai akibatnya penghormatan pada golongan ini semakin lama semakin berkurang, karena
kelemahan atas golongan ini yang tidak mampu memimpin setiap masyarakatnya. Pemerintahan jepang memerintahkan agar tanah kosong di Sumatera Timur dan
sebagian tanah perkebunan segera ditanami padi, jagung. Adanya kebijakan ini menyebabkan para pendatang segera berdatangan dan membuka tanah-tanah kosong
dan hutan lebat banyak dijadikan persawahan, bahkan menganggap sebagai miliknya sendiri. Tindakan ini memang jelas memberikan kerugian kepada pihak suku asli dan
kerajaan. Mereka tidak hanya kehilangan tanah tetapi mereka menyaksikan bagaimana tanah tersebut diambil alih oleh sejumlah besar kaum pandatang.
Pada tahun 1943, Jepang membentuk Shu Sangikai Dewan Penasihat. Di wilayah Sumatera Timur ini di dominasi oleh kaum kerajaan.
38
Jepang membentuk suatu Organisasi yakni BOEMPA Badan Oentoek Membantoe Pertahanan Asia dan
Heiho.
39
Pada masa pemerintahan Jepang ini membawa suatu perubahan, masyarakat semakin berpikiran radikal dan kesadaran nasionalis. Pada 14 Agustus 1945 jepang
37
Nazief Chatib, dkk, Sejarah Daerah Sumatera Utara, Medan : Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan Daerah 19761977, 31 Desember 1976, hlm 142.
38
Ibid , hlm 49.
39
BOEMPA adalah mendukung pemerintahan militer Jepang. Sedangkan Heiho adalah sebagai tentara pembantu pasukan Jepang dan sebagai lasykar rakyat yang memiliki kemampuan untuk
bertempur di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
mengalami kekalahan dan pada 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
c. Revolusi Sosial